Prajurit Veteran Ini Diadili atas Tragedi Minggu Berdarah di Irlandia Utara Tahun 1972

15 September 2025, 21:30 WIB
Prajurit Veteran Ini Diadili atas Tragedi Minggu Berdarah di Irlandia Utara Tahun 1972

Seorang veteran tentara Inggris akan mulai diadili pada Senin (15/9/2025) atas tuduhan pembunuhan terkait peristiwa Minggu Berdarah, ketika Resimen Parasut menembak mati 13 pengunjuk rasa hak sipil di Derry pada 30 Januari 1972.

Mantan prajurit yang dikenal dengan sebutan Prajurit F itu menghadapi dakwaan dua pembunuhan dan lima percobaan pembunuhan.

Ia dituduh terlibat dalam penembakan terhadap warga sipil tak bersenjata, termasuk James Wray dan William McKinney, namun menyatakan tidak bersalah, dikutip dari laman Guardian, Senin (15/9).

Bagi keluarga korban, sidang di Pengadilan Tinggi Belfast menjadi puncak perjuangan panjang selama lebih dari lima dekade menuntut keadilan.

Total 31 orang ditembak dalam tragedi tersebut, 13 meninggal di tempat, sementara satu korban lain meninggal beberapa bulan kemudian dan dianggap sebagai korban ke-14.

Putusan awal tahun 1972 yang dipimpin Lord Widgery sempat membebaskan para prajurit dari kesalahan. Namun, penyelidikan Saville pada 2010 menyatakan bahwa penembakan itu "tidak dapat dibenarkan", hingga akhirnya pemerintah Inggris menyampaikan permintaan maaf resmi.

Sejak itu, tragedi Minggu Berdarah terus dikenang lewat film, buku, dokumenter, hingga peringatan tahunan.

Atas pertimbangan keamanan, pengadilan memutuskan memberikan anonimitas bagi Prajurit F. Dalam sidang Desember 2024, ia ditempatkan di balik tirai biru yang menutup pandangan publik. Persidangan kali ini juga diperkirakan akan menggunakan pengaturan serupa.

Cukup Bukti untuk Proses Pengadilan

Cukup Bukti untuk Proses Pengadilan

Hakim Fowler, yang memimpin kasus tanpa juri, menilai ada cukup bukti untuk mengadili Prajurit F. Menurutnya, tentara di Taman Glenfada saat itu bertindak melawan hukum dengan menembaki warga sipil di area sempit menggunakan senapan berkecepatan tinggi.

Kasus ini dipastikan akan menjadi sorotan publik, baik dari keluarga korban, kelompok veteran, maupun pemerintah Inggris dan Irlandia.

Proses hukum ini juga berlangsung di tengah pembahasan London dan Dublin mengenai kemungkinan mencabut Undang-Undang Warisan, kebijakan kontroversial pemerintah Konservatif yang sempat berupaya menutup penuntutan kasus-kasus era Troubles.

<p>Infografis Perjalanan Vonis Anas Urbaningrum dari Pengadilan Tipikor hingga PK MA. (Liputan6.com/Trieyasni)</p>
Sumber : Liputan6.com