Teror 9 Kepala Babi di Masjid Prancis, Siapa Pelakunya?
10 September 2025, 18:35 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5344625/original/076796100_1757489521-Screenshot_2025-09-10_143032.jpg)
Setidaknya sembilan kepala babi ditemukan di depan sejumlah masjid di wilayah Paris pada Selasa, menimbulkan kekhawatiran baru terkait meningkatnya kebencian anti-Muslim di Prancis.
Kepala Polisi Paris, Laurent Nuez, mengatakan kepala-kepala babi tersebut diletakkan di depan empat masjid di dalam kota dan lima masjid lain di pinggiran Paris.
"Kami tidak menutup kemungkinan akan ada temuan lebih banyak lagi," ujarnya dalam konferensi pers, dikutip dari laman The Guardian, Rabu (10/9/2025).
Polisi telah membuka penyelidikan atas dugaan hasutan kebencian yang diperburuk oleh diskriminasi rasial dan agama. Nuez menyebut tindakan itu sebagai sesuatu yang "tercela." Sejumlah kepala babi bahkan ditemukan dengan nama Presiden Emmanuel Macron yang ditulis menggunakan tinta biru, menurut kantor kejaksaan Paris.
Dalam Islam, babi dianggap haram, sehingga insiden ini dinilai sebagai simbol provokatif. Nuez juga menyebut ada kemungkinan kaitan dengan kasus serupa sebelumnya yang melibatkan "campur tangan asing," meski ia menekankan perlunya kehati-hatian dalam menarik kesimpulan.
Pada Juni lalu, tiga warga Serbia didakwa merusak situs-situs Yahudi dalam kasus yang menurut penyidik diduga mendapat dukungan Rusia.
Prancis sendiri merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di Uni Eropa, sekaligus memiliki komunitas Yahudi terbesar di luar Israel dan Amerika Serikat. Laporan dari Badan Hak Fundamental Uni Eropa menunjukkan, sejak pecahnya perang Gaza pada Oktober 2023, berbagai negara anggota Uni Eropa mengalami lonjakan insiden anti-Muslim dan antisemitisme.
Di Prancis, Kementerian Dalam Negeri mencatat peningkatan insiden anti-Muslim sebesar 75 persen pada Januari--Mei 2025 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Serangan langsung terhadap individu bahkan tercatat meningkat tiga kali lipat.
Advertisement
Kecaman Keras
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2709808/original/073009400_1548129754-paris.jpg)
Kasus terbaru di Paris ini langsung menuai kecaman dari berbagai pihak. Presiden Emmanuel Macron dikabarkan bertemu dengan perwakilan komunitas Muslim untuk menyampaikan dukungan. Wali Kota Paris Anne Hidalgo menyebut tindakan tersebut sebagai "rasis" dan menegaskan pihaknya akan mengambil langkah hukum.
Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau menyebut insiden itu "keterlaluan dan sama sekali tidak dapat diterima." Ia menambahkan, "Saya ingin saudara-saudara Muslim kita bisa menjalankan keyakinannya dengan damai."
Sementara itu, Chems-Eddine Hafiz, Rektor Masjid Agung Paris, mengecam keras aksi tersebut sebagai bentuk Islamofobia. "Ini adalah tahap baru yang menyedihkan dalam kebangkitan kebencian anti-Muslim," katanya.
Bassirou Camara, Ketua kelompok antidiskriminasi Addam, memperingatkan potensi eskalasi lebih lanjut. "Kami sudah berbulan-bulan memperingatkan, tetapi tidak ada yang mendengarkan. Apa langkah selanjutnya? Melempar kepala babi ke arah jamaah atau bahkan menyerang mereka secara fisik?" ujarnya.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4816540/original/053052200_1714388087-Infografis_Hl__29_.jpg)
Advertisement