Apple Tambah Investasi Rp 1.628 Triliun di Amerika Serikat

07 August 2025, 14:30 WIB
Apple Tambah Investasi Rp 1.628 Triliun di Amerika Serikat

Apple Inc. (AAPL) mengumumkan rencana investasi tambahan sebesar USD 100 miliar atau sekitar Rp 1.628 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.281) untuk mendukung sektor manufaktur di Amerika Serikat.

Pengumuman Apple ini disampaikan dalam konferensi pers di Gedung Putih bersama Presiden Donald Trump pada Rabu, 6 Agustus 2025.

Investasi baru ini melengkapi komitmen sebelumnya senilai USD 500 miliar atau sekitar Rp 8.142 triliun yang mencakup kerja sama dengan berbagai mitra untuk pembangunan pabrik server AI di Texas.

Seteleh pengumuman tersebut tersebar, saham Apple naik lebih dari 2 persen. Apple mengungkap investasi tambahan sebesar USD 100 miliar akan digunakan untuk mendukung inisiatif barunya, Program Manufaktur Amerika (American Manufacturing Program/AMP). Program ini dirancang untuk mendorong perusahaan global membangun komponen penting industri teknologi langsung di Amerika Serikat.

Dalam tahap awal AMP, Apple akan bermitra dengan sejumlah pemain besar industri, termasuk Corning, Coherent, GlobalWafers America, Applied Materials, Texas Instruments, Samsung, GlobalFoundries, Amkor, dan Broadcom.

"Saya senang Anda melakukan ini. Saya suka itu," ujar Trump saat pengumuman, lalu menambahkan, "Kita punya negara terpanas di dunia."

Dalam konferensi pers bersama Presiden Donald Trump, CEO Apple, Tim Cook menyerahkan sebuah cakram kaca buatan Corning yang dipasang pada dudukan emas hasil karya seorang mantan Marinir AS yang kini bekerja di Apple, sebagai simbol komitmen investasi perusahaan.

Sebagai bagian dari investasi senilai USD 100 miliar, Apple mengalokasikan USD 2,5 miliar (sekitar Rp40,77 triliun) untuk memproduksi seluruh kaca pelindung iPhone dan Apple Watch di fasilitas Corning yang berlokasi di Harrodsburg, Kentucky.

Tak hanya itu, Apple dan Corning juga berencana membuka Pusat Inovasi Apple-Corning di lokasi yang sama. Pusat ini akan difokuskan untuk pengembangan material mutakhir dan platform manufaktur generasi berikutnya yang akan digunakan dalam produk-produk Apple masa depan.

Terbentuknya Rantai Pasokan Silikon di AS

Terbentuknya Rantai Pasokan Silikon di AS

Sebagai bagian dari komitmennya terhadap manufaktur dalam negeri, Apple mengumumkan telah menandatangani perjanjian kerja sama jangka panjang dengan Coherent untuk memproduksi laser yang digunakan dalam teknologi Face ID pada iPhone dan iPad.

Tak hanya itu, Apple juga menyoroti terbentuknya rantai pasokan silikon yang sepenuhnya berbasis di Amerika Serikat. Ini mencakup pengadaan wafer silikon dari GlobalWafers di Sherman, Texas, yang akan digunakan di berbagai pabrik chip lokal. Apple juga bekerja sama dengan Applied Materials untuk meningkatkan kapasitas produksi teknologi manufaktur semikonduktor, serta mendapatkan pasokan semikonduktor dari Texas Instruments.

Apple turut menggandeng Samsung dalam pengembangan teknologi pembuatan chip terbaru di pabrik Samsung yang berada di Austin, Texas. Selain itu, Apple juga bekerja sama dengan GlobalFoundries dan Amkor untuk meningkatkan kapasitas produksi dan pengemasan chip di AS

Berita Apple ini muncul di tengah tekanan dari pemerintahan Presiden Trump, yang mendorong Apple untuk memindahkan produksi iPhone ke AS. Bahkan, pemerintah sempat mengancam akan mengenakan tarif hingga 25 persen terhadap perangkat tersebut jika Apple tidak mematuhi kebijakan tersebut.

Tak hanya itu, pengumuman ini juga bertepatan dengan rencana Apple untuk mulai memberlakukan tarif baru sebesar 25 persen terhadap barang-barang yang dikirim dari India ke AS di luar tarif serupa yang sebelumnya telah diumumkan oleh Trump terhadap produk asal India.

Tantangan Apple

Tantangan Apple

Apple saat ini memproduksi sebagian besar iPhone yang dikirim ke Amerika Serikat di India, sebagai bagian dari strategi diversifikasi rantai pasokan pascapandemi COVID-19. Sementara itu, produksi untuk pasar global masih berlangsung di Tiongkok.

Langkah ini belum sepenuhnya memuaskan pemerintahan Presiden Trump, yang sejak lama mengkritik Apple karena tetap memproduksi perangkat utamanya di luar negeri. Pemerintah AS terus mendorong Apple untuk memindahkan fasilitas produksi ke dalam negeri.

Meski dorongan pemerintah AS agar Apple memindahkan produksi iPhone ke dalam negeri terus meningkat, para pakar industri menilai hal itu akan menjadi tantangan besar, bahkan untuk perusahaan sekelas Apple.

Keterbatasan tenaga kerja terampil dan kurangnya infrastruktur rantai pasokan menjadi hambatan utama. Di luar itu, pembangunan pabrik berskala besar seperti untuk iPhone akan memakan waktu bertahun-tahun sementara masa jabatan Presiden Trump mungkin sudah berakhir sebelum proyek semacam itu rampung.

Dalam laporan keuangan kuartalan terbarunya, Apple mengungkapkan telah mengalami kerugian sebesar USD 800 juta (sekitar Rp13,04 triliun) akibat kebijakan tarif yang sudah berlaku. Perusahaan juga memproyeksikan beban tambahan senilai USD 1,1 miliar (sekitar Rp17,94 triliun) pada kuartal berjalan karena kebijakan tarif lanjutan.

Infografis Keuntungan iPhone terhadap Apple (Liputan6.com/Abdillah)
Sumber : Liputan6.com