BMKG: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan Termasuk di Jabodetabek
08 July 2025, 09:30 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5275359/original/080545900_1751875637-20250707-HER_7.jpg)
Banjir di Bogor menjadi pengingat untuk meningkatkan kewaspadaan akan potensi cuaca ekstrem. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca ekstrem diperkirakan masih berlangsung dalam sepekan ke depan terutama di Pulau Jawa dan Jabodetabek.
"Pada sepekan ke depan, BMKG mewaspadai cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di berbagai wilayah, terutama di Pulau Jawa bagian barat dan tengah, termasuk Jabodetabek," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam temu media secara daring, Senin (7/7/2025).
Cuaca ekstrem sepekan ke depan juga berpotensi terjadi di Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan wilayah sekitarnya, Nusa Tenggara Barat termasuk Mataram, Maluku bagian Tengah, Papua bagian tengah dan utara.
"Kemudian periode 10-12 Juli 2025, potensi hujan signifikan diperkirakan akan bergeser ke wilayah Indonesia bagian tengah dan timur seiring dengan pergeseran gangguan atmosfer dan distribusi kelembapan tropis," lanjutnya.
Dwikorita juga menjelaskan soal banjir di Bogor. Menurutnya, banjir di Kabupaten Bogor adalah akibat dari hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat pada 5 Juli 2025.
"Pada 5 Juli 2025, hujan intensitas lebih dari 100 mm per hari (lebat hingga sangat lebat) di wilayah Bogor, Mataram, dan sejumlah kabupaten di Sulawesi Selatan. Hujan ekstrem tersebut berdampak kepada banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan pohon tumbang," jelas Dwikorita.
Advertisement
Disusul Hujan 6 Juli 2025
Hujan lebat juga terjadi di wilayah Tangerang dan Jakarta Timur yang mengakibatkan genangan, kerusakan infrastruktur, dan gangguan aktivitas masyarakat, tambahnya.
Begitu pula pada 6 Juli 2025, hujan kembali terjadi secara luas di wilayah Jakarta dan sekitarnya, terutama Tangerang yang menyebabkan genangan air, antrean lalu lintas, serta peningkatan potensi bencana hidrometeorologi.
Intensitas hujan lebat tercatat lebih dari 100 mm per hari, bahkan mencapai 150 mm per hari di daerah Puncak, Jawa Barat.
Advertisement
Operasi Modifikasi Cuaca
Sementara itu, Deputi Bidang Modifikasi Cuaca Tri Handoko Seto menjelaskan saat ini BMKG terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD, operator transportasi, dan pihak lain sebagai tindak lanjut atas kondisi ini.
Demikian pula bersama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) sebagai respons cuaca ekstrem yang berdampak kepada masyarakat.
"Operasi Modifikasi Cuaca di DKI Jakarta dan Jawa Barat dilaksanakan mulai hari ini (7/7) dan direncanakan sampai tanggal 11. Tentu nanti kami akan lihat perkembangan cuacanya. Kami terus berkoordinasi dengan Pemda dan BNPB sebagai pihak yang menyediakan anggaran," jelasnya.
Waspada dan Siaga
Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada serta bersiaga terhadap potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.
Masyarakat harus mewaspadai risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, banjir bandang, serta gangguan transportasi.
Masyarakat dan pemangku kepentingan diharapkan tetap terus aktif memantau perkembangan informasi cuaca terkini dan peringatan dini dari BMKG.
BMKG terus mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem secara berkala melalui berbagai kanal resmi BMKG, baik aplikasi InfoBMKG, situs resmi www.bmkg.go.id, media sosial resmi BMKG, serta call center 196.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4184518/original/088526100_1665147962-hujan_2.jpg)