Harga Emas Hari Ini 17 Juni 2025 Anjlok Usai Sentuh Level Termahal
17 June 2025, 07:31 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4721215/original/050847100_1705711212-fotor-ai-2024012073921.jpg)
Harga emas merosot lebih dari 1% pada hari Senin (Selasa wkatu Jakarta) karena para pedagang mengambil untung setelah harga emas mencapai titik tertinggi dalam delapan minggu,. Sementara pasar berfokus pada ketegangan Israel-Iran dan pertemuan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) minggu ini.
Dikutip dari CNBC, Selasa (17/6/2025), harga emas dunia di pasar spot turun 1,2% menjadi USD 3.392,86 per ons setelah mencapai level tertinggi sejak 22 April di awal sesi. Harga naik lebih dari 1% pada hari Jumat.
Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 1% lebih rendah pada USD 3.417,30.
"Harap diingat bahwa emas telah bergerak naik selama beberapa sesi terakhir, sebagian besar sebagai respons terhadap konflik antara Israel dan Iran. Hari ini, kita melihat lebih banyak kemunduran, kemungkinan karena aksi ambil untung setelah pergerakan naik tersebut," kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger.
Iran meminta Presiden AS Donald Trump untuk memaksa Israel menghentikan tembakan sebagai satu-satunya cara untuk mengakhiri perang udara yang telah berlangsung selama empat hari, sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya berada di "jalan menuju kemenangan".
Sementara itu, para pemimpin dari negara-negara Kelompok Tujuh memulai pembicaraan tahunan di Kanada.
Advertisement
Indeks Saham AS
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4826292/original/095830100_1715176226-fotor-ai-20240508204955.jpg)
Indeks saham berjangka AS naik sementara dolar AS melemah dalam perdagangan yang bergejolak.
Investor juga fokus pada pertemuan kebijakan dua hari Fed, yang berakhir pada hari Rabu. Bank sentral AS secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah.
"Pada titik ini, tampaknya The Fed cenderung untuk tetap menahan diri, mengingat ketidakpastian yang signifikan dalam perekonomian, mulai dari tarif hingga ketegangan geopolitik. Jadi, tidak mengherankan jika The Fed menunda pemotongan suku bunga, yang pada dasarnya menunda masalah," kata Meger.
Emas batangan dipandang sebagai perlindungan selama masa ketidakstabilan geopolitik dan inflasi yang meningkat. Emas batangan juga diuntungkan dari suku bunga rendah, karena tidak menawarkan pendapatan imbal hasil apa pun.
Di antara logam lainnya, harga perak spot stabil pada USD 36,33 per ons, platinum naik 2% menjadi USD 1.252,57, sementara paladium naik 0,8% menjadi USD 1.036,10.
Advertisement
Prediksi Harga Emas 17 Juni 2025, Bakal Makin Mahal
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4723188/original/034031500_1705921925-fotor-ai-20240122181144.jpg)
Harga emas dunia menembus level USD 3.398 pada Senin, 16 Juni 2025. Harga Emas terkoreksi ketika pasar Eropa dan pasar Inggris menanti kebijakan suku bunga bank sentral utama dunia.
Pengamat pasar dan komoditas, Ibrahim Assuaibi memperkirakan harga emas dunia akan melanjutkan kenaikan di tengah konflik yang memanas di Timur Tengah antara Iran dan Israel, serta perang dagang AS-China yang belum menemukan titik akhir.
"Harga emas dunia akan menguat ke level tertingginya bisa USD 3.500 hingga USD 3.600-3.700," kata Ibrahim dalam keterangannya di Jakarta, Senin (16/6/2025).
"Yang ditakutkan oleh para investor bukan lagi Trump gencatan senjata perang dagang dengan Tiongkok, Eropa, dan Kanada, Mexico. Tetapi menerapkan tarif impor sepihak terhadap negara-negara yang hampir semuanya terkena biaya impor," ungkapnya.
Hal ini yang menjadi pendorong harga emas berpotensi menanjak, lanjut Ibrahim.
Suku Bunga
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4723189/original/060727400_1705921940-fotor-ai-20240122181141.jpg)
Adapun ketegangan antara Presiden AS Donald Trump dengan Ketua Federal Reserve Jerome Powell, terkait keputusan suku bunga.
Meski Trump telah menyatalan tidak akan memecat Powell sebagai ketua The Fed, Ibrahim menyebut, gesekan antara pemerintah AS dan Bank Sentral yang independen kemungkinan akan membuat masyarakat kembali meinvestasikan dananya pada logam mulia.
"Tetapi orang sudah melihat bahwa Bank Sentral Amerika kemungkinan besar dalam pertemuan masih akan tetap mempertahankan suku bunga tinggi. Dan kemungkinan Bank Sentral Global pun juga akan sama ya setelah melihat geopolitik yang memanas di Timur Tengah," jelas Ibrahim.