Terungkap! Ini Cara Apple Uji Ketahanan iPhone: Disiksa dengan Air Asin, Debu Gurun, hingga Sinar UV

13 June 2025, 10:30 WIB
Terungkap! Ini Cara Apple Uji Ketahanan iPhone: Disiksa dengan Air Asin, Debu Gurun, hingga Sinar UV

Tak ada yang menyangka, di balik desain elegan iPhone dan perangkat Apple lainnya, ternyata ada proses penyiksaan ekstrem di satu dari 200 laboratorium rahasia perusahaan.

Mulai dari disemprot air asin, dihujani debu gurun, hingga dipanggang matahari buatan--semua dilakukan raksasa teknologi berbasis di Cupertino tersebut demi satu tujuan. Apa itu?

Memastikan seluruh produk Apple yang dirilis dan meluncur di pasaran tahan banting dalam berbagai kondisi dan pemakaian dalam sehari-hari.

Rahasia uji ketahanan iPhone ini dibuka Apple lewat tur eksklusif ke salah satu dari lebih dari 200 lab internal Apple di seluruh dunia.

Tim Tekno Liputan6.com diundang untuk datang ke Apple Labs di Cupertino, California, Amerika Serikat--mendapat kesempatan langka untuk melihat secara langsung bagaimana Apple menguji daya tahan produk--iPhone, iPad, Mac, hingga Vision Pro sebelum benar-benar meluncur di pasaran.

Ternyata, Apple tak sekadar mengandalkan teori. Tim ahli raksasa teknologi ini mempelajari kebiasaan pengguna dan menciptakan simulasi lingkungan untuk memastikan setiap produk tetap andal dalam berbagai kondisi.

Alat Penguji Raksasa

Alat Penguji Raksasa

Di bagian awal lab, Apple menyuguhkan pemandangan alat penguji berukuran raksasa di mana para ahli sedang uji coba ketahanan iPhone dalam kondisi lembab, air asin, hingga debu.

Saat menjelaskan, para ahli menyebut perangkat Apple diuji dalam uap air asin yang menyerupai udara pantai, untuk memastikan komponen di dalamnya tak mudah berkarat.

Lalu, ada ruang khusus untuk menyemprotkan debu buatan--dengan formula kimia dan ukuran partikel meniru debu gurun Arizona--untuk menguji daya tahan terhadap partikel mikroskopis.

Apple bahkan menciptakan keringat dan kotoran telinga buatan sebagai simulasi penggunaan perangkat audio seperti AirPods. Semua ini dilakukan secara ilmiah agar hasilnya akurat dan bisa direplikasi.

Simulasi Paparan Matahari

Pengujian lain yang menarik adalah simulasi paparan sinar Matahari. Dengan bantuan lampu khusus berteknologi tinggi mereplikasi spektrum sinar matahari asli, perusahaan bisa mengetahui efek paparan UV terhadap warna dan layar perangkat.

Mengejutkannya, simulasi ini menggantikan metode lama yang lebih lambat, seperti menaruh perangkat di atap gedung selama berminggu-minggu.

Sebagian besar proses pengembangan perangkat Apple dihabiskan untuk uji keandalan. Disebutkan, sekitar 90 persen waktunya digunakan untuk pengujian, dan sekitar 10.000 unit iPhone diuji sebelum satu model dirilis resmi ke pasaran.

Untuk menjamin ketangguhan dan ketahanan dari uji tersebut, tim peneliti selalu melakukan perubahan desain uji ulang untuk menghindari efek samping tak terduga.

Kerusakan iPhone karena Air Turun 70 Persen

Kerusakan iPhone karena Air Turun 70 Persen

Tak hanya itu, Apple mengumpulkan data dari stasiun cuaca global untuk merancang pengujian dalam kondisi paling ekstrem, seperti suhu 43 derajat Celsius dan kelembapan 90 persen. Apa tujuannya?

Tujuannya untuk memastikan iPhone tetap bekerja optimal, di negara tropis atau kawasan gurun. Menariknya, Apple tetap berkomitmen terhadap isu lingkungan.

Dengan merancang produk bisa digunakan lebih lama, mereka berupaya menekan jejak karbon dari proses produksi berulang. Strategi ini terbukti berhasil. Banyak iPhone tetap berfungsi baik setelah lima tahun, berpindah tangan ke pengguna kedua atau ketiga.

Sebagai catatan tambahan, Apple menyatakan membuat perangkat tahan air memang menyulitkan proses perbaikan, namun hasilnya sepadan. Kerusakan akibat air menurun drastis hingga 70 persen, sehingga pengguna tidak perlu terlalu sering melakukan servis.

Infografis Akhir Riwayat Ponsel Black Market di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Infografis Akhir Riwayat Ponsel Black Market di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
 
Sumber : Liputan6.com