Keluarga Penumpang Air India Banyak yang Menunggu dengan Cemas di Rumah Sakit Ahmedabad
12 June 2025, 21:00 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5250831/original/063976700_1749735664-air_2.jpg)
Pesawat Air India tujuan London Inggris yang membawa 242 penumpang dan awak yang jatuh di kawasan permukiman (Meghani Nagar), usai lepas landas dari bandara Ahmedabad India pada Kamis (12 Juni 2025) sore. Sampai saat ini keluarga para penumpang pesawat tersebut masih menunggu dengan harap-harap cemas nasib anggota keluarga mereka.
Di media sosial, termasuk di X beredar beberaap cuitan tentang situasi keluarga korban. Dilansir dari The Hindustan Times, Kamis, salah satunya adalah Bhawna Patel yang berbicara pada AIN. Ia mengungkapkan kakak perempuannya termasuk salah satu penumpang pesawat tersebut.
"Kakak saya mau pergi ke London. Dia terbang di siang hari tapi kemudian pesawatnya jatuh," ujar Patel. Sementara suami Bhawna, Poonam Patel ikut menyusul ke rumah sakit umum di Ahmedabad, Gujarat setelah mendengar kabar kecelakaan pesawat tersebut.
"Saudara iparku mau pergi ke London. Namun dalam sejam, aku dapat kabar pesawatnya kecelakaan. Jadi aku ikut datang ke sini buat mendengar kabar pastinya," ujarnya.
Advertisement
Informasi Bagi Anggota Keluarga Penumpang Air India
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5250806/original/018574900_1749733072-AP25163383961779.jpg)
Poonam menambahkan, dia dan keluarga lainnya yang berkumpul di rumah sakit banyak yang cemas dan tidak tahu pasti apakah keluarga mereka ada dibawa ke tempat itu atau tidak. Pihak Air India sendiri telah mengaktifkan tim dukungan dan pusat informasi darurat bagi keluarga korban yang sedang mencari informasi tentang anggota keluarga mereka.
Sampai berita ini ditulis, setidaknya 30 jasad telah ditemukan dari sebuah gedung di lokasi kecelakaan pesawat di Kota Ahmedabad, India bagian barat,, dikutip dari situs The Star.my, Kamis (12/6/2025). "Lebih banyak orang terjebak di dalam," kata para petugas penyelamat.
Melansir kanal Global Liputan6.com, laporan India Times menyebut pesawat Air India jatuh beberapa menit setelah lepas landas menghantam sebuah gedung tepat di luar batas bandara yang disebut menabrak sebuah gedung yang diidentifikasi sebagai asrama dokter. Memicu kebakaran dan kepanikan yang meluas.
Menurut Air India, manifes penumpang penerbangan yang dioperasikan oleh Boeing 787-8 Dreamline menuju Bandara Gatwick di Inggris Raya berasal dari empat negara.
Berikut daftar manifes penumpang Air India jatuh tersebut:
* 169 warga negara India
* 53 warga negara Inggris
* 7 warga negara Portugis
* 1 warga negara Kanada
Advertisement
Tak Ada WNI di Pesawat Air India
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5250716/original/071000500_1749729724-AP25163373310068.jpg)
Adapun operasi penyelamatan sedang berlangsung di lokasi kejadian kecelakaan pesawat tersebut. Sedangkan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) buka suara terkait insiden pesawat jatuh di Ahmedabad, Negara Bagian Gujarat, India.
"Berdasarkan manifes yang diperoleh KJRI Mumbai, tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi penumpang di dalam pesawat dimaksud," ujar Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha dalam pesan tertulisnya kepada awak media.
Air India yang awalnya dikenal sebagai Tata Air Services, memiliki sejarah panjang di industri penerbangan India. Didirikan oleh JRD Tata pada 1932, maskapai ini memulai perjalanannya dengan penerbangan pertama dari Karachi ke Mumbai menggunakan pesawat Puss Moth, membawa kiriman surat dan dua penumpang.
Mengutip Forbes India, visi Tata Air Service adalah untuk menciptakan maskapai yang tidak hanya melayani kebutuhan transportasi udara tetapi juga menetapkan standar baru dalam layanan dan operasi. Pada 1938, maskapai ini berganti nama menjadi Tata Airlines, dan kemudian menjadi Air India.
Sejarah Air India
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2384455/original/012292600_1539670929-air_india.jpg)
Sejak awal, Air India telah menjadi simbol inovasi dan standar tinggi, yang kemudian menjadi inspirasi bagi maskapai-maskapai penerbangan lain seperti Singapore Airlines dan Cathay Pacific. Namun, perjalanan maskapai ini tidak selalu mulus, terutama setelah nasionalisasi pada 1953.
Pasca kemerdekaan India, pemerintah memutuskan untuk menasionalisasi industri penerbangan, termasuk Air India. Pada 1953, melalui Undang-Undang Perusahaan Udara, Air India dan beberapa maskapai lainnya digabungkan menjadi dua perusahaan milik pemerintah: Air India untuk rute internasional dan Indian Airlines untuk rute domestik.
JRD Tata, meskipun menentang langkah ini, diangkat sebagai ketua Air India hingga 1978. Namun, campur tangan pemerintah sering kali menghambat operasional maskapai.
Di atas kertas, maskapai ini mungkin bukan lagi maskapai nasional, tetapi sering dipanggil untuk melayani setiap kali ada permintaan nasional, yang terbaru adalah untuk mendatangkan jurnalis dan pemain kriket India yang terlantar setelah negara tersebut memenangkan Piala Dunia kriket T20 di Barbados.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4878844/original/041447300_1719664938-WhatsApp_Image_2024-06-29_at_19.29.14_c652b0f2.jpg)