Warga Rela Urunan Uang untuk Anak Kuli Angkut di Sumbar yang Diterima Masuk ITB

12 June 2025, 15:48 WIB
Warga Rela Urunan Uang untuk Anak Kuli Angkut di Sumbar yang Diterima Masuk ITB

Ada yang menarik saat kediaman Devit Febriansyah di Sumbar dikunjungi Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Tatacipta Dirgantara, warga ramai-ramai mengaraknya keliling kampung karena merasa bangga. Sebelumnya Devit dinyatakan lulus dan diterima masuk Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI-ITB) lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Dia didapuk menjadi anak satu-satunya di Malalak yang diterima di kampus ITB.

Saking bangganya dengan Devit, tak hanya mengarak, warga satu kampung juga rela urunan uang untuk sekadar bekal Devit kuliah ke Bandung.

Dalam video yang diunggah akun resmi Imam Santoso, dosen ITB yang juga influencer pendidikan, tampak Devit diarak warga yang bangga akan prestasinya bisa diterima kuliah di ITB.

Rektor ITB, Prof Tata sendiri merasa terharu, karena di tengah keterbatasan, anak di pedalaman Sumbar ini dapat berprestasi. Prof Tata juga memberikan semangat dan motivasi agar mereka tidak mudah menyerah dalam menjalani pendidikan tinggi di ITB.

"Di kampus nanti, akan bertemu banyak mahasiswa hebat. Harus tetap berusaha yang terbaik dan jangan putus asa," katanya, seperti dikutip dari laman ITB.

Devit yang merupakan siswa SMAN1 Bukittinggi itu dikenal sebagai anak seorang kuli panggul kayu manis. Dirinya diterima di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI-ITB). Dia juga menjadi sastu-satunya anak dari Kecamatan Malalak Bukittinggi yang lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

"Dari kecil sering belajar, baru mau milih ITB baru SMA, ITB tu salah satu kampus terbaik di Indonesia, terus jurusan teknik yang Devit mau tuh juga nomor satu di Indonesia, pe-ranking-an di dunia juga terbaik di dunia. BJ Habibie juga berkuliah di sana," kata Devit.

Dalam video yang diunggah, tampak Rektor ITB Prof Tata datang ke kediaman Devit untuk menjemputnya. Hal itu membuat Devit terkejut dan diarak bersama warga keliling kampung.

Sementara itu, orangtua Devit, Julimar dan Doni Afrijal langsung menyambut rektor ITB, sementara istri pak rektor merasa terharu dan langsung memeluk ibu Devit.

Sehari-hari Doni bekerja sebagai kuli angkut kayu manis dengan penghasilan yang tidak menentu. Sementara sang ibu bekerja sebagai tukang sisir kayu manis.

Kabar devit diterima di ITB membuat warga satu kampung bangga. Bahkan warga rela patungan uang sekadar untuk bekal Devit berangkat menimba ilmu di ITB Bandung. Dalam video yang diunggah juga terlihat grup Whatsapp warga dengan daftar nama warga yang menyumbang uang.

"Ada yang lima puluh, seratus, ada juga yang satu juta," ungkap orang dalam video.

Sumber : Liputan6.com