Wisata MICE Bali 2024 Naik Jadi Peringkat 38 Dunia, Jakarta Tak Masuk Daftar

04 June 2025, 13:00 WIB
Wisata MICE Bali 2024 Naik Jadi Peringkat 38 Dunia, Jakarta Tak Masuk Daftar

Bali kembali membuktikan masih punya daya tarik tinggi. Salah satunya terbukti dari segmentasi wisata pertemuan, insentif, konvensi dan pameran (MICE) Bali menduduki peringkat ke-38 dunia pda 2024. Peringkat ini naik dibandingkan 2023 yang saat itu ada di peringkat ke-66 dunia.

'Sektor wisata MICE Bali menunjukkan tren yang positif," kata Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI Vinsensius Jemadu di Denpasar, Bali, Senin, 2 Juni 2025, dilansir dari Antara.

"Agenda MICE yang berkelas internasional itu memberikan kepercayaan diri kepada industri dan pemangku kepentingan lainnya, di Bali, sehingga marak diadakan berbagai event," lanjutnya.

Ia mengungkapkan capaian itu berdasarkan data International Congress and Convention Association (ICCA) yang diumumkan pada 20 Mei 2025 di Frankfurt, Jerman. ICCA menerbitkan laporan bertajuk Business Analytics-Country and City Rankings 2024 yang merangkum belasan ribu agenda MICE di seluruh dunia pada tahun tersebut. Provinsi Bali bersaing dengan sejumlah kota besar atau ibu kota negara di seluruh dunia.

Agenda MICE di Bali

Agenda MICE di Bali

Dalam peringkat tersebut, Bali selama 2024 menjadi tuan rumah untuk 54 kali pertemuan atau meningkat dibandingkan 2023 sebanyak 34 kali pertemuan. Jumlah itu meningkat dibandingkan 2023 mencapai 34 kali pertemuan MICE.

Kemenpar memaparkan data ICCA pada 2019 peringkat global wisata MICE Bali berada pada urutan ke-63 dengan 42 pertemuan. Kemudian pada 2020 ada 22 kali pertemuan dengan peringkat 50 dunia, pada 2021 ada 22 pertemuan dan bertengger di posisi 50 dunia dan 2022 ada sebanyak 24 pertemuan dengan torehan peringkat ke-54 dunia.

Sejumlah agenda MICE dunia diadakan di Bali selama rentang waktu 2019-2024 di antaranya G20 dan Forum Air Dunia (WWF) ke-10. Sementara itu, Biro Konvensi Polandia menjabarkan bahwa kota di dunia yang paling banyak menjadi tujuan wisata atau tuan rumah pertemuan (MICE) berdasarkan laporan ICCA itu adalah Viena di Austria di posisi pertama dengan 154 pertemuan.

Posisi kedua dihuni kota Lisbon, Portugal sebanyak 153 pertemuan dan Singapura di posisi ketiga sebanyak 144 pertemuan. Sedangkan Bangkok, Thailand berada di peringkat ke-8 dengan menyelenggarakan 115 kali pertemuan, kemudian Malaysia di peringkat ke-26 dengan 78 pertemuan MICE. Namun Jakarta tidak masuk dalam total 105 peringkat kota global tersebut

Kontribusi Besar Bali di Pariwisata

Kontribusi Besar Bali di Pariwisata

"Bali berkontribusi lebih dari 40 persen wisatawan mancanegara. Tidak bisa diragukan lagi, Bali berkontribusi paling besar pariwisatanya. Jakarta sekitar 30 persen, Kepulauan Riau sekitar 20 persen, 8-10 persen itu tersebar di Manado, Surabaya, dan Labuan Bajo," katanya.

Salah satu pendiri Lonely Planet, Tony Wheeler, mengungkap empat tujuan, termasuk Bali, yang tidak akan ia kunjungi lagi. Di sebuah blog berjudul "I'm Not Going There Anymore," petualang berusia 78 tahun itu menempatkan negara terbesar di dunia di urutan teratas daftar tempat yang tidak ingin dikunjunginya.

Melansir The Independent, Rabu, 14 Mei 2025, ia menulis, "Saya tidak akan kembali ke Rusia, selama mereka bersekutu dengan Korea Utara dan Amerika Serikat (AS) untuk menyerang Ukraina, dan selama Putin terus membunuh orang-orang yang tidak bersalah."

"Tentu saja ada banyak sekali kematian warga Ukraina, tapi ada juga 27 warga Australia di antara 298 penumpang dan awak tidak bersalah di Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh oleh anak buah Putin pada 2014," imbuh pria yang merupakan warga negara Australia dan Inggris tersebut.

Bali Tempat yang Mengagumkan

Bali Tempat yang Mengagumkan

Tujuan keempat dalam daftar pantangan Wheeler adalah Bali, meski ia mengakui, "Ada begitu banyak hal baik tentang pulau di Indonesia itu, dan saya baru saja menghadiri reuni penulis perjalanan yang hebat di sana."

"Tapi sampai mereka membereskan kemacetan yang tidak masuk akal itu, saya tidak ingin kembali, kecuali ada alasan yang sangat bagus untuk menyeret saya ke sana," ia mengungkap.

"Bali punya tempat menginap yang bagus, seni, dan tari yang mengagumkan, makanan yang lezat, dan tempat belanja yang bagus jika itu yang Anda inginkan, tapi saya tidak ingin menghabiskan dua jam lagi dalam hidup saya untuk bepergian antara pantai Kuta dan Ubud," tandasnya.

Tony dan Maureen Wheeler, para pendiri Lonely Planet, menjual perusahaan tersebut pada BBC tahun 2007. Empat tahun setelahnya, BBC mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi 25 persen saham Lonely Planet.

<p>Infografis Manfaat KTT G20 Bali Bagi Masyarakat Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)</p>
Sumber : Liputan6.com