Kelelahan hingga Perubahan Lingkungan, Jemaah Haji Lansia Rentan Alami Stres di Tanah Suci
13 May 2025, 18:00 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4463324/original/051349000_1686577046-SA_I.jpeg)
Selain masalah kesehatan fisik, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah mencatat banyak jemaah haji yang mengalami stres akut dan gangguan beradaptasi.
Tekanan fisik, perubahan lingkungan drastis, kelelahan, serta perpisahan sementara dan/atau tanpa pendampingan dari keluarga menjadi pemicu stres pada jemaah haji seperti disampaikan dokter spesialis kedokteran jiwa di KKHI Madinah, Kusufia Mirantri.
"Banyak jemaah, terutama lansia atau mereka yang memiliki kerentanan sebelumnya, mengalami kesulitan beradaptasi," kata wanita yang karib disapa Upi ini.
Stres dan gangguan penyesuaian ini dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk, mulai dari gangguan tidur, kecemasan berlebih, hingga gejala psikosomatis.
Maka dari itu penting bagi pendamping atau keluarga mendeteksi masalah mental yang dialami anggota keluarga. Bila sudah mendapati gejala bisa mencari bantuan profesional agar tidak mengganggu kekhusyukan doa di Tanah Suci.
Berikut tanda-tanda masalah kejiwaan yang dialami jemaah haji seperti disampaikan Upi:
1. Perubahan Perilaku
"Jika ada jemaah yang biasanya ceria dan mudah bergaul tiba-tiba menjadi mudah tersinggung, atau sebaliknya, menarik diri secara ekstrem, lebih suka menyendiri, dan enggan berinteraksi dengan orang lain," ujar Upi mengutip keterangan Kemenkes RI.
Advertisement
2. Kesulitan Tidur
Gangguan tidur yang sten, seperti sulit untuk memulai tidur, sering terbangun di malam hari, atau merasa tidak segar setelah tidur, bisa menjadi pertanda adanya tekanan mental.
3. Cemas atau Takut Berlebihan
Merasa sedikit cemas di lingkungan baru adalah wajar. Namun, jika kecemasan tersebut menjadi berlebihan, tidak rasional, dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Misalnya, takut keluar kamar, takut ke masjid meski ditemani, atau panik berlebihan saat berada di keramaian memerlukan perhatian serius.
4. Bingung
Kebingungan terhadap tempat, waktu, dan orang (disorientasi).
"Mereka bisa jadi tidak tahu sedang berada di mana, lupa hari atau tanggal, bahkan kesulitan mengenali teman serombongan atau pendampingnya," jelas Upi.
Advertisement
5. Perubahan Mood yang Cepat
Perhatikan fluktuasi suasana hati yang ekstrem dan cepat. Seorang jemaah mungkin tiba-tiba menjadi sangat mudah marah karena hal sepele, atau sebaliknya, mendadak menjadi sangat sedih, menangis tanpa alasan yang jelas, padahal beberapa saat sebelumnya tampak biasa saja.
Jika mendapati hal di atas ada pada jemaah haji maka bisa untuk mengajak orang tersebut ngobrol. Coba mendengarkan apa yang dirasakan, dan membantu penyesuaian diri jamaah, misalnya membantu cara menggunakan kamar mandi atau cara menggunakan lift.
"Jangan ragu untuk segera melaporkan kondisi tersebut kepada ketua rombongan atau Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK) yang mendampingi. Mereka lebih kompeten untuk melakukan penilaian awal dan memberikan intervensi yang tepat, termasuk merujuk ke KKHI jika diperlukan," saran Upi.