AS-China Sepakat Pemotongan Tarif, Kemenangan Besar bagi Beijing?
13 May 2025, 13:50 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2378260/original/043496800_1539056307-bendera_china_as.jpg)
Pejabat China, tokoh berpengaruh, dan media milik pemerintah Beiing pada hari Senin menggambarkan perjanjian dagang awal dan jeda tarif selama 90 hari dengan Amerika Serikat (AS) sebagai kemenangan dan pembenaran atas strategi negosiasi pemerintah China.
Mereka berpendapat bahwa sikap menantang mereka di depan publik berhasil dan menjadi alasan utama mereka dapat mencapai kesepakatan dengan pejabat Amerika Serikat di Swiss dengan konsesi yang relatif sedikit.
"Tindakan balasan tegas dan sikap tegas Tiongkok sangat efektif," kata akun media sosial yang terhubung dengan lembaga penyiaran nasional Tiongkok CCTV dikutip dari CNBC, Selasa (13/5/2025).
Di mata masyarakat China, negosiator dari Beijing tampaknya telah meyakinkan pemerintahan Presiden Donald Trump untuk mencabut sebagian besar tarif 145% yang diberlakukan Trump, dan memangkasnya menjadi 30%.
Sebagai gantinya, China berjanji untuk mencabut sebagian besar tarif balasan yang diumumkannya terhadap AS.
Secara total, jeda 90 hari tersebut menurunkan bea masuk impor AS dari 145% menjadi 30% untuk barang-barang China, dan tarif China untuk barang-barang AS dari 125% menjadi 10%.
Seorang pengguna media sosial China, Chun Feng Yi Ran, memposting: "Nenek moyang kita tidak menyerah, mengapa kita harus menyerahkan apa yang kita miliki?" Komentar tersebut sekarang disukai ribuan orang.
Beijing juga menggunakan kesepakatan perdagangan tersebut untuk mencoba meyakinkan dunia bahwa mereka adalah mitra dagang yang bertanggung jawab, meskipun buku pedoman negosiasi China sering kali menjadi titik yang membuat frustrasi bagi komunitas bisnis internasional dan mitra dagang.
Para eksekutif dan pejabat asing mengeluhkan sangat lelah dengan negosiasidengan Beijing, yang pejabatnya sering kali tampak puas berbicara tentang kerja sama, sementara mengambil tindakan yang relatif sedikit.
Sesuai dengan pedoman negosiasi ini, Beijing mengatakan akan bekerja sama dengan pemerintahan Trump untuk membuat "mekanisme konsultasi" baru guna menjaga dialog mengenai perdagangan dan isu ekonomi lainnya.
Advertisement
AS-China Capai Kesepakatan Dagang Usai Saling Balas Tarif Impor, Ini Bocorannya
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2557550/original/081162600_1545966896-China.jpg)
Sebelumnya, Gedung Putih mengumumkan kesepakatan perdagangan dengan China tanpa memberikan rincian, setelah pejabat pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghabiskan akhir pekan untuk bernegosiasi dengan rekan-rekan mereka dari Tiongkok.
Meskipun rincian kesepakatannya masih belum jelas, setiap de-eskalasi dalam perang dagang yang sedang berlangsung dapat membawa kelegaan yang sangat dibutuhkan bagi ekonomi global yang telah bergejolak sejak pengumuman tarif Presiden Donald Trump pada tanggal 2 April.
Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan pada hari Minggu bahwa perundingan perdagangan yang berlangsung di Jenewa selama akhir pekan adalah poduktif.
Ia mengatakan pembicaraan tersebut menghasilkan banyak sekali produktivitas dan bahwa ia akan memberikan rincian lebih lanjut dalam pengarahan lengkap pada Senin pagi.
Advertisement
Menyelesaikan Keadaan Darurat
Bessent juga mengatakan bahwa dia dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer sama-sama berbicara dengan Presiden Donald Trump pada Sabtu malam dan mendapat informasi lengkap tentang diskusi tersebut.
Greer mengatakan dalam sambutannya pada hari Minggu bahwa para pejabat mencapai semacam kesepakatan, tetapi tidak memberikan rincian apa pun. Ia memuji diskusi tersebut sebagai sangat konstruktif.
"Penting untuk memahami seberapa cepat kami mampu mencapai kesepakatan, yang mencerminkan bahwa mungkin perbedaannya tidak sebesar yang diperkirakan," kata Greer.
"Kami yakin bahwa kesepakatan yang kami buat dengan mitra China kami akan membantu kami berupaya menyelesaikan keadaan darurat nasional tersebut," tambahnya.
Kemajuan Substansial
Pejabat Tiongkok yang berpartisipasi dalam pertemuan tersebut juga berbicara positif. Wakil Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok He Lifeng mengatakan pertemuan tersebut mencapai kemajuan substansial dan mencapai konsensus penting.
"Kedua pihak sepakat untuk membentuk mekanisme konsultasi mengenai masalah perdagangan dan ekonomi," kata Lifeng.
Perwakilan Perdagangan Internasional China Li Chenggang mengisyaratkan bahwa sebuah pernyataan akan segera dikeluarkan dengan rincian lebih lanjut tentang negosiasi tersebut, tetapi tidak mengatakan kapan pernyataan itu akan dirilis.
"Seperti yang biasa kami katakan di Tiongkok, jika masakannya lezat, maka waktu bukanlah masalah. Saya pikir kapan pun pernyataan ini dirilis, itu akan menjadi berita besar. Berita baik bagi dunia,' tutup dia.