5 Cara KKHI Perkuat Layanan Kesehatan Jamaah Haji yang Mulai Bergerak ke Makkah
13 May 2025, 09:00 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4455529/original/001258300_1686047210-20230602_131014.jpg)
Pergerakan jamaah haji gelombang pertama dari Madinah ke Makkah resmi dimulai. Menjelang fase krusial ibadah haji, Kementerian Kesehatan RI melalui Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) telah memperkuat kesiapan layanan kesehatan demi melindungi para jemaah dari berbagai risiko kesehatan yang meningkat selama masa ini.
"KKHI telah menyiapkan dan melakukan berbagai hal strategis untuk pergerakan jamaah dari Madinah ke Makkah ini," ujar Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi dr. Mohammad Imran, dilansir Sehat Negeriku.
Berikut lima langkah utama yang dilakukan Kemenkes demi memastikan jamaah bisa beribadah dengan aman dan sehat:
1. Layanan Kesehatan Proaktif di Penginapan
Kemenkes mengonsolidasikan Tim Kesehatan Haji Kloter (TKHK) dan tim visitasi KKHI untuk langsung memantau kesehatan jamaah di sektor-sektor penginapan.
Tim ini diperkuat dengan kehadiran dokter spesialis penyakit dalam, jantung, dan paru, yang siap memberikan pemeriksaan serta penanganan dini bagi jemaah dengan risiko tinggi. Deteksi dan intervensi sejak dini ini diharapkan bisa mencegah kondisi kesehatan yang memburuk.
2. Fasilitas Medis yang Lengkap dan Siaga
Baik di KKHI Makkah maupun Madinah, fasilitas medis telah disiapkan secara optimal. Terdapat Unit Gawat Darurat (UGD), ruang observasi untuk pemantauan intensif, ambulans yang siaga 24 jam, hingga ruang rawat inap umum dan khusus untuk pasien dengan gangguan kejiwaan.
Semua disiapkan untuk memberikan respons cepat terhadap berbagai kondisi kesehatan jamaah haji.
Advertisement
3. Sistem Rujukan Kegawatdaruratan yang Efektif
Kemenkes juga mengintensifkan kerja sama dengan sejumlah Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) agar proses rujukan pasien gawat darurat bisa berlangsung lancar dan cepat, terutama bagi jemaah yang memerlukan perawatan lanjutan di fasilitas kesehatan setempat.
4. Peran Aktif Ketua Regu dan Rombongan
Selain tenaga medis, Kemenkes melibatkan ketua regu dan ketua rombongan untuk lebih aktif memantau kondisi kesehatan anggota jemaahnya, terutama yang rentan. Pendampingan dari sesama jemaah dan petugas kloter juga ditekankan untuk memastikan tak ada jemaah yang terabaikan.
"Pentingnya peran aktif ketua regu dan rombongan dalam mengawasi kondisi kesehatan anggota jemaahnya, terutama mereka yang rentan," ujar dr. Imran.
Advertisement
5. Edukasi Kesehatan Intensif
Tim kesehatan juga terus menggencarkan edukasi kesehatan kepada jemaah untuk menjaga stamina dan mencegah gangguan kesehatan selama menjalani ibadah. Beberapa imbauan yang disampaikan antara lain:
- Rutin minum oralit untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat aktivitas fisik dan panas ekstrem.
- Pastikan asupan cairan cukup, minimal dua liter air putih atau air zam-zam per hari, dikonsumsi secara bertahap.
- Gunakan alat pelindung diri seperti sandal, kacamata hitam, payung, tabir surya, dan masker untuk menghadapi cuaca panas dan debu.
- Istirahat yang cukup agar tubuh tetap bugar.Konsumsi makanan bergizi seimbang untuk menjaga daya tahan tubuh.
"Kami harapkan dengan berbagai upaya kesehatan dan sinergisitas ini, jemaah dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan kembali ke Tanah Air dalam keadaan sehat walafiat," tutup dr. Imran.