Candi Borobudur Siapkan Kantong Parkir Saat Pelaksanaan Waisak 2569 BE

11 May 2025, 17:32 WIB
Candi Borobudur Siapkan Kantong Parkir Saat Pelaksanaan Waisak 2569 BE

Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC) Febrina Intan mengatakan, dalam rangka pelaksanaan Waisak 2569 BE, pihaknya menyiapkan tempat parkir di Kampung Seni Borobudur dan tiga kantong parkir di masyarakat.

"Jadi seluruh parkir terfokus di Kampung Seni Borobudur yang bisa menampung 600 roda empat dan 60 bus serta 200 kendaraan roda dua," ujar Febrina, di Magelang, melansir Antara, Minggu (11/5/2025).

Namun, lanjut dia, ada tiga kantong parkir yang sudah siap di sekitaran Borobudur yang bisa memuat antara 500-600 kendaraan.

Febrina menyampaikan untuk antisipasi apabila terjadi membludak kendaraan, pihaknya sudah bekerja sama dengan kepolisian untuk mengatur lalu lintas.

Sehingga, kata dia, jangan sampai terjadi simpul-simpul yang bisa membuat macet di sekitar Candi Borobudur ini pada saat kegiatan.

"Kami informasikan di sosial media kami bagaimana rute-rute yang harus dilalui, jadi kalau orang datang itu harus ke mana, lewat mana, dan apa yang harus dilakukan," tandas Febrina.

Wakil Ketua Panitia Waisak Nasional 2569 BE Karuna Murdaya menyampaikan, bakti sosial (baksos) dalam rangka Waisak 2025 akan diselenggarakan pada tanggal 10-11 Mei 2025.

"Target baksos antara 7.000-8.000 pasien, lebih banyak lebih bagus," terang Karuna.

Ia menyampaikan kegiatan baksos berupa pemeriksaan kesehatan gratis tetap dilakukan di Taman Lumbini Borobudur, kecuali operasi katarak nanti dilakukan di rumah sakit.

Sebelumnya, Candi Borobudur kembali menjadi pusat spiritual dan peradaban dunia saat ribuan umat Buddha dari berbagai daerah berkumpul untuk merayakan Hari Tri Suci Waisak 2569 BE/2025.

Momen suci yang memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama---kelahiran, pencerahan, dan parinibbana---akan mencapai puncaknya pada Senin, 12 Mei 2025, dengan nuansa damai, khidmat, dan penuh refleksi.

Ribuan Umat Buddha Rayakan Waisak 2569 BE di Borobudur: Dari Kontemplasi, Lampion, hingga Thudong Ribuan Kilometer

Ribuan Umat Buddha Rayakan Waisak 2569 BE di Borobudur: Dari Kontemplasi, Lampion, hingga Thudong Ribuan Kilometer

Tahun ini, Waisak mengangkat tema besar 'Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia'. Tema ini menjadi landasan berbagai kegiatan sosial dan spiritual yang dirangkai sejak awal Mei.

Tak sekadar ritual, Waisak 2025 menjadi panggilan aksi nyata dalam menjaga kerukunan, kemanusiaan, dan lingkungan hidup.

Suasana Candi Borobudur menjelang Waisak bukan hanya religius, tetapi juga transenden. Sorotan publik tertuju pada Festival Lampion 'Light of Peace' yang akan menerangi langit Magelang dalam dua sesi, yakni pukul 18.00--20.00 WIB dan 21.00--23.00 WIB. Sebanyak 2.569 lampion akan dilepaskan ke udara, mencerminkan angka tahun Buddha Era saat ini.

"Di bawah cahaya bulan dan ribuan lampion, umat dan pengunjung diajak untuk merenung dan merasakan kedamaian sejati yang berasal dari dalam diri," ujar Fatmawati, Ketua Panitia Festival Lampion.

Untuk memperkuat makna visual, MBMI menggandeng Drone Show Indonesia menghadirkan pertunjukan cahaya yang memvisualisasikan kisah pencerahan Sang Buddha---dari kelahiran, pertapaan, hingga parinibbana.

Semangat Pengorbanan

Semangat Pengorbanan

Di sisi lain, semangat pengorbanan dan kedamaian tampak dari perjalanan 36 Bhikkhu Thudong yang berjalan kaki sejauh 2.763 km dari Thailand menuju Borobudur.

Sejak Februari 2025, mereka menapaki tanah Asia Tenggara, melintasi desa, kota, bahkan tempat ibadah lintas agama. Sambutan hangat warga Indonesia, dari masjid hingga gereja, menjadi cerminan kuatnya toleransi di negeri ini.

"Semangat Thudong adalah semangat perdamaian dan ketangguhan spiritual," ujar Kevin Wu, Ketua Panitia Thudong 2025.

Setibanya pada 10 Mei, para bhikkhu disambut dengan alas bunga di Marga Utama Borobudur, disambut oleh ratusan umat dan Bhikkhu Sangha lainnya.

Membawa nilai welas asih dalam praktik nyata, Waisak 2025 juga menghadirkan aksi sosial yang masif. Sebanyak 8.000 orang akan mendapatkan layanan pengobatan gratis di zona II Candi Borobudur pada 10--11 Mei. Layanan ini mencakup operasi gigi, bedah minor, pembagian kacamata, dan konsultasi kesehatan umum.

"Kegiatan ini bukan sekadar pelayanan medis, tapi juga bentuk nyata cinta kasih kepada sesama," kata Karuna Murdaya, Wakil Ketua Panitia Waisak Nasional.

Tak hanya pusat ibadah, Candi Borobudur kini dimaknai sebagai ruang dialog spiritual dan budaya yang inklusif. "Borobudur adalah warisan dunia yang hidup. Ia terbuka bagi semua, lintas keyakinan dan latar belakang," jelas Wiwit Kasiyati dari Museum dan Cagar Budaya Borobudur.

Borobudur: Simbol Spiritual, Pemersatu Budaya

Borobudur: Simbol Spiritual, Pemersatu Budaya

Hal serupa ditegaskan oleh Bhikkhu Dhammavuddho Thera yang menekankan bahwa perayaan Waisak sejatinya adalah momen transformasi batin, bukan sekadar upacara.

Melalui praktik Saraniya Dhamma, ajaran cinta kasih Buddha dijalankan dalam enam bentuk, mulai dari ucapan, pikiran, hingga berbagi dan pandangan moral.

Gelombang peziarah dan wisatawan yang mencapai 90 ribu orang diperkirakan membanjiri kawasan Borobudur pada 5--13 Mei 2025.

Dari jumlah itu, 12% adalah wisatawan mancanegara, naik dari 10% tahun lalu. Seluruh hotel dan homestay di kawasan sudah penuh, termasuk Balkondes (Balai Ekonomi Desa) yang mencapai okupansi 100%.

Lebih dari 1.900 UMKM dan 1.000 tenaga kerja lokal terlibat dalam perayaan ini. Pasar Medang hadir menyajikan dhaharan lawas, wastra Nusantara, dan kerajinan tangan. Lokakarya, seni pertunjukan lintas agama, hingga wellness experience juga digelar, menjadikan Waisak lebih dari sekadar ritual keagamaan.

<p>Infografis Kilas Balik Penyelamatan dan Pelestarian Candi Borobudur. (Liputan6.com/Abdillah)</p>
Sumber : Liputan6.com