Menanti Arah Kepemimpinan Paus Leo XIV bagi Umat Katolik Sedunia
11 May 2025, 18:35 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5215125/original/027970000_1746793109-000_463B89D.jpg)
Tak lama setelah menyapa ribuan umat dari balkon Basilika Santo Petrus pada Kamis (8/5/2025) malam, Paus Leo XIV kembali ke Istana Sant'Uffizio, tempat ia tinggal selama dua bulan terakhir menjelang konklaf. Di sana, ia disambut hangat oleh para staf dan kolega lama yang antusias memberi ucapan selamat.
Seorang gadis kecil menyerahkan sebuah Alkitab untuk diberkati dan ditandatangani.
Paus yang baru terpilih itu tersenyum dan berkata, "Tentu saja, meski saya harus mencoba tanda tangan baru. Yang lama sudah tak berguna lagi."
Hanya beberapa jam sebelumnya, namanya masih Robert Francis Prevost. Kini, sebagai Paus Leo XIV, babak baru dimulai bagi mantan kardinal asal Chicago berusia 69 tahun itu.
Meski sorotan dunia kini tertuju padanya, arah kepemimpinannya masih menjadi misteri. Maka, setiap detail --- dari pakaian hingga pilihan tempat tinggal --- menjadi petunjuk awal yang diamati secara saksama.
Mengutip BBC, Minggu (11/5), penampilan pertamanya di balkon mengisyaratkan arah tradisional. Kalung salib emas yang dikenakan mencolok dibanding liontin perak sederhana milik Paus Fransiskus. Stola bordir dan mozzetta merah yang dikenakannya semakin memperkuat kesan bahwa Paus Leo XIV mungkin akan lebih dekat pada tradisi.
Indikasi serupa muncul keesokan harinya dalam homili yang ia bacakan di hadapan para kardinal di Kapel Sistina. Homili yang tersusun rapi dan tertulis itu dinilai sebagai tanda bahwa ia memilih pendekatan formal --- berbeda dari gaya spontan Paus sebelumnya.
Sejumlah acara dalam beberapa hari ke depan akan memberi ruang lebih luas bagi Paus Leo XIV untuk menunjukkan prioritas kepemimpinannya. Ia dijadwalkan menerima audiensi media pada Senin, serta akan memimpin misa pelantikan pada 18 Mei mendatang di Lapangan Santo Petrus.
Dalam misa itu, ia akan menyampaikan homili di hadapan para kepala negara dan pejabat tinggi dunia --- sebuah momen penting yang dapat mengungkap nilai dan visi yang dijunjungnya.
Advertisement
Pilihan Tempat Tinggal Jadi Sorotan
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5215123/original/014567400_1746793102-000_463B7CP.jpg)
Pilihan tempat tinggalnya pun menjadi perhatian. Jika memilih tinggal di Istana Apostolik, Paus Leo akan mengikuti jejak mayoritas pendahulunya --- berbeda dari keputusan revolusioner Paus Fransiskus yang memilih rumah tamu sederhana, Casa Santa Marta.
Namun hingga kini, Vatikan menyebut belum ada keputusan final: "Ia baru terpilih kemarin; beri waktu untuk memutuskan," ujar seorang sumber.
Sementara dunia menanti arah baru yang akan dibawanya, potongan kisah lama Paus Leo sebagai Robert Prevost mulai bermunculan.
Di kampung halamannya, Chicago, dan tanah angkatnya, Peru --- tempat ia menjadi warga negara pada 2015 --- kenangan dan kesan tentang sosoknya dibagikan publik.
Di satu foto, ia terlihat memegang kartu ulang tahun besar berbahasa Spanyol, dikelilingi kue dan balon. Video perpisahannya dari Peru saat hendak bertolak ke Roma menunjukkan dirinya mengaku akan merindukan "keceriaan Peru" dan makanan seperti ceviche.
Presiden Peru, Dina Boluarte, pun menyambut hangat pemilihan Paus Leo dengan menyatakan, "Tuhan mencintai Peru."
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5215001/original/087258900_1746786803-Paus_Leo_XIV_2.jpg)
Advertisement