Keluh Kesah Pengusaha soal Pungli dan Premanisme di Indonesia

28 April 2025, 15:45 WIB
Keluh Kesah Pengusaha soal Pungli dan Premanisme di Indonesia

Presiden Direktur PT Merak Chemicals Indonesia (MCCI), Anang Adji Sunoto, menyuarakan keprihatinannya terhadap kondisi lingkungan usaha di Indonesia saat ini. Menurutnya, menjaga investasi tidak cukup hanya dengan memberantas pungutan liar (pungli) atau aksi premanisme yang meresahkan pelaku usaha.

Ia menekankan, yang jauh lebih penting adalah bagaimana pemerintah mampu menciptakan ekosistem bisnis yang sehat dan terlindungi secara menyeluruh, mulai dari hulu hingga hilir.

"Lingkungan bisnis kita perlu dilindungi secara komprehensif. Ini bukan sekadar urusan preman atau pungli di lapangan, tapi bagaimana negara hadir dalam memberikan kepastian dan rasa aman bagi para pelaku usaha dari semua sisi," ungkap dia dalam keterangan tertulis, Senin (28/4/2025).

Anang mengibaratkan kondisi Indonesia saat ini seperti sebuah rumah tanpa pagar, yang terbuka lebar dan mudah dimasuki siapa saja dengan berbagai kepentingan.

Menurut dia, di tengah situasi global yang tak menentu dan penuh tantangan, menurutnya, dunia usaha memerlukan pagar perlindungan yang jelas dari negara.

Tanpa perlindungan itu, pelaku industri dalam negeri rentan terdampak oleh persaingan tidak sehat. Khususnya dari arus impor barang asing yang terus membanjiri pasar.

"Kita ini seperti rumah tanpa pagar. Siapa saja bisa masuk, tanpa bisa kita deteksi niatnya. Dunia usaha jadi rentan dan merasa tidak punya perlindungan. Padahal, pengusaha juga bagian penting dalam membangun ekonomi bangsa, dan mereka pun butuh rasa aman," ungkapnya.

Lebih lanjut, Anang menekankan pentingnya proteksi dari pemerintah terhadap produk-produk dalam negeri. Ia meyakini bahwa jika perputaran ekonomi domestik bisa dijaga dan ditingkatkan, maka hal tersebut akan berimbas langsung pada meningkatnya daya beli masyarakat. Sehingga pada akhirnya mendorong kesejahteraan yang lebih merata.

"Kalau kita bisa menjaga industri kita, otomatis produksi meningkat, tenaga kerja terserap, dan ekonomi berputar. Orang jadi punya uang, punya daya beli. Lebih baik kita beli baju buatan dalam negeri meskipun sedikit lebih mahal, daripada baju impor yang murah tapi ujung-ujungnya masyarakat kita sendiri tidak mampu beli karena tidak ada penghasilan," tuturnya.

Investasi Jadi Solusi

Investasi Jadi Solusi

Menerima aspirasi itu, Gubernur Banten, Andra Soni menegaskan meyakini pemasukan investasi jadi salah satu solusi. Dengan catatan, investasi bukan hanya soal nilai ekonomi, tetapi juga soal kepercayaan dan kemudahan bagi para pelaku usaha.

Andra menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, aparat kepolisian, kejaksaan, dan TNI sebagai fondasi utama dalam menciptakan rasa aman dan kepastian hukum bagi investor.

"Tentu kita akan bekerja keras untuk bagaimana menciptakan iklim investasi yang sehat, sehingga lingkungan usaha di Provinsi Banten ini dapat berlangsung dengan produktif," kata Andra.

Gerakan Menjaga Investasi

Gerakan Menjaga Investasi

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Banten, Virgojanti, mendukung penuh rencana pembentukan Gerakan Menjaga Investasi Banten sebagai upaya kolektif melindungi pertumbuhan ekonomi daerah.

"Membuka komunikasi juga bagian daripada bagaimana kita meningkatkan iklim investasi di Banten, tadi mereka menyampaikan usulan-usulan yang cukup bagus. Usulan ini tentunya akan kita rangkum dalam mengambil arah kebijakan kedepan," sebutnya.

Sumber : Liputan6.com