Transcranial Direct Current Stimulation (tDCS): Terapi Inovatif yang Membantu Pemulihan Penderita Stroke

17 April 2025, 17:44 WIB
Transcranial Direct Current Stimulation (tDCS): Terapi Inovatif yang Membantu Pemulihan Penderita Stroke

Stroke merupakan suatu kondisi serius yang terjadi ketika suplai darah ke otak terputus, sehingga menyebabkan kerusakan pada jaringan otak. Akibatnya, banyak penderita stroke mengalami gangguan fungsi tubuh seperti kelemahan anggota gerak, kesulitan bicara, hingga kehilangan keseimbangan. Untuk mempercepat proses pemulihan, berbagai metode rehabilitasi telah dikembangkan, salah satunya adalah Transcranial Direct Current Stimulation (tDCS).

Adapun terapi ini menggunakan arus listrik lemah yang dialirkan melalui elektroda di kulit kepala untuk merangsang area otak tertentu. Dengan cara ini, tDCS dapat membantu mengaktifkan kembali sel-sel otak yang terganggu dan menyeimbangkan aktivitas antara bagian otak yang terdampak dan yang masih sehat.

Yuk, simak lebih lengkap penjelasan tentang tDCS dari dr. Nadia Devianca, Sp.N (dokter Spesialis Neurologi/Saraf) di RS EMC Pulomas.

Manfaat tDCS dalam Pemulihan Stroke

Dalam proses rehabilitasi stroke, tDCS dikenal karena manfaatnya yang luas dalam membantu pemulihan. Salah satu manfaat utamanya adalah memperbaiki kemampuan motorik pasien, yang sering kali terganggu akibat kelumpuhan sebagian tubuh. Dengan mengaktifkan kembali bagian otak yang mengatur gerakan, terapi ini mampu mempercepat proses penyembuhan.

Tak hanya itu, tDCS juga membantu meningkatkan daya ingat, konsentrasi, dan fungsi kognitif lain yang sering melemah pasca-stroke. Penggunaan tDCS pada area otak yang mengatur bahasa, seperti area Broca atau area Wernicke, juga memberikan dampak positif bagi pasien yang mengalami kesulitan berbicara.

Selain membantu pemulihan fungsi motorik dan kognitif, tDCS juga memiliki manfaat lain yang tak kalah penting, yaitu meredakan nyeri kronis dan spastisitas otot yang sering dialami oleh pasien stroke. Kondisi seperti rasa sakit berkepanjangan dan kekakuan otot bisa sangat mengganggu proses rehabilitasi. Melalui stimulasi ringan pada otak, tDCS membantu mengatur ulang sinyal saraf yang memicu nyeri dan ketegangan otot.

2 Jenis Stimulasi Utama Pada tDCS

Prinsip kerja tDCS melibatkan dua jenis arus listrik, yaitu anodal yang bersifat merangsang, dan katodal yang bersifat menekan. Arus anodal diberikan pada bagian otak yang mengalami penurunan fungsi akibat stroke, sementara arus katodal diarahkan ke bagian otak yang justru terlalu aktif.

Kombinasi keduanya diyakini dapat membantu mengembalikan keseimbangan aktivitas di antara kedua hemisfer otak. Hasilnya, proses neuroplastisitas dapat terjadi lebih optimal, memungkinkan otak membentuk jalur-jalur baru untuk menggantikan fungsi yang rusak.

Di sisi lain, tDCS juga memiliki keunggulan utama dalam hal kenyamanan dan keamanan. Karena bersifat non-invasif dan menggunakan arus listrik yang sangat lemah, terapi ini tidak menimbulkan rasa sakit, hanya sensasi kesemutan ringan pada kulit kepala. Kemampuannya untuk dipadukan dengan terapi lainnya membuat tDCS semakin efektif dalam proses pemulihan stroke.

Dengan metode yang non-invasif dan terbukti efektif, tDCS tentunya bisa menjadi pilihan terapi yang menjanjikan untuk pemulihan pasien stroke. Terapi ini pun dapat membantu mengembalikan kualitas hidup dengan meningkatkan fungsi motorik dan kognitif.

Untuk informasi lebih lanjut atau jika ingin mencoba terapi ini, kamu bisa langsung membuat janji dengan dr. Nadia Devianca, Sp.N di (dokter Spesialis Neurologi/Saraf) RS EMC Pulomas.

Sumber : Liputan6.com