Harga Emas Dunia Dekati Rekor Termahal Lagi, Ini Pemicunya
16 April 2025, 07:30 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4721215/original/050847100_1705711212-fotor-ai-2024012073921.jpg)
Harga emas naik pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta), dibantu oleh permintaan aset safe haven karena rencana tarif Presiden AS Donald Trump membuat investor waspada terhadap kebijakan perdagangan. Sementara dolar Amerika Serikat (AS) yang secara keseluruhan lebih lemah juga memberikan dukungan.
Dikutip dari CNBC, Rabu (16/4/2025), harga emas hari ini di pasar spot naik 0,7% menjadi USD 3.232,88 per ons. Sedangkan harga emas batangan mencapai rekor tertinggi USD 3.245,42 pada hari Senin.
Untuk harga emas berjangka AS naik 0,6% menjadi USD 3.245,00.
"Para pedagang menunggu perkembangan fundamental utama berikutnya yang akan mendorong pasar emas, tetapi grafiknya tetap bullish. Masih ada permintaan untuk aset safe haven," kata Analis Senior Kitco Metals Jim Wyckoff.
Pengajuan Federal Register pada hari Senin menunjukkan bahwa pemerintah AS sedang memajukan penyelidikan terhadap impor farmasi dan semikonduktor dalam upaya untuk mengenakan tarif.
Trump pada hari Minggu mengatakan ia akan mengumumkan tingkat tarif pada semikonduktor impor pada minggu depan.
Harga emas, yang digunakan sebagai investasi aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan, telah meningkat lebih dari 23% sejauh ini pada tahun 2025 dan mencapai beberapa rekor tertinggi.
"Kenaikan harga emas juga sebagian sejalan dengan terus melemahnya dolar, yang menunjukkan terkikisnya status mata uang AS sebagai aset aman secara bertahap, emas kemungkinan menjadi alternatif bagi banyak investor USD," kata Commerzbank dalam sebuah catatan.
"Prospek kebijakan moneter jangka pendek memberikan dukungan lebih lanjut untuk emas," lanjut dia.
Dolar diperdagangkan mendekati titik terendah dalam tiga tahun terhadap mata uang lainnya, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Pasar keuangan memperkirakan bank sentral AS akan melanjutkan pemotongan suku bunga pada bulan Juni setelah berhenti pada bulan Januari, dan mengurangi suku bunga kebijakannya sebesar 100 basis poin tahun ini.
Para investor kini menanti komentar dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell, yang dijadwalkan berpidato pada hari Rabu, untuk memperoleh petunjuk lebih lanjut mengenai jalur suku bunga.
Advertisement
Harga Emas Bertahan di USD 3.208, Simak Prediksinya Hari Ini
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4723189/original/060727400_1705921940-fotor-ai-20240122181141.jpg)
Sebelumnya, harga emas dunia memulai awal pekan ini dengan tekanan kecil berupa gap bearish, namun mampu pulih dan menunjukkan penguatan kembali di sesi Asia. Setelah mencetak rekor tertinggi baru di level USD 3.245, harga emas terkoreksi dan memasuki fase konsolidasi yang membawa harga mendekati USD 3.200.
Pada hari Selasa (15/4/2025) ini, harga emas diperdagangkan di sekitar USD 3.208, melemah sekitar 1% dibandingkan hari sebelumnya.
Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, secara teknikal, tren bullish pada emas masih tetap dominan. Berdasarkan pengamatan terhadap pola candlestick serta indikator Moving Average saat ini, peluang penguatan harga masih sangat terbuka.
"Selama mampu bertahan di atas support psikologis USD 3.200, maka harga emas memiliki potensi untuk naik ke level USD 3.250 dalam jangka pendek," ujarnya jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa (15/4/2025).
Namun, Andy juga menambahkan bahwa jika terjadi reversal dan harga tidak mampu mempertahankan momentum naiknya, maka target koreksi terdekat berada di area USD 3.193. Level ini dianggap sebagai batas bawah konsolidasi saat ini dan dapat menjadi titik pantul apabila tekanan jual meningkat.
Fundamental
Dari sisi fundamental, sejumlah faktor global terus memberikan dukungan bagi penguatan emas. Kekhawatiran akan resesi ekonomi di Amerika Serikat serta meningkatnya ekspektasi bahwa The Federal Reserve akan memangkas suku bunga secara agresif menjadi pemicu utama kenaikan harga logam mulia.
Pelaku pasar saat ini memperkirakan penurunan suku bunga The Fed hingga 90 basis poin sebelum akhir tahun 2025, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kenaikan harga emas sebagai aset tanpa imbal hasil.
Advertisement
Perang Dagang Makin Panas
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4826292/original/095830100_1715176226-fotor-ai-20240508204955.jpg)
Di sisi lain, meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok juga mendongkrak permintaan safe haven. Pemerintah Tiongkok telah menaikkan tarif tambahan terhadap produk AS dari 84% menjadi 125% sebagai balasan atas kebijakan perdagangan Washington.
Meski Presiden AS Donald Trump sempat memberikan pengecualian untuk beberapa produk teknologi seperti smartphone dan laptop, ketidakpastian masih tinggi karena akan ada tarif baru terhadap sektor semikonduktor dalam waktu dekat.
Sentimen pasar sempat membaik pada hari Senin akibat ekspektasi bahwa ketegangan perdagangan dapat mereda, ditandai dengan kenaikan indeks saham berjangka AS. Namun, kekhawatiran terhadap inflasi yang dipicu oleh kenaikan tarif dan potensi penurunan suku bunga tetap menjadi landasan utama bagi penguatan harga emas dalam waktu dekat.