Alokasi adalah pembagian portofolio kamu ke dalam berbagai jenis aset, seperti saham, obligasi, dan emas. Menentukan alokasi target untuk masing-masing aset ini penting untuk membantu mengelola risiko dalam jangka panjang.

Kenapa ini penting? Karena nilai masing-masing aset akan terus berubah seiring waktu. Misalnya, ketika saham mengalami kenaikan nilai atau apresiasi, porsi saham dalam portofoliomu bisa menjadi terlalu dominan. Jika tidak dilakukan penyeimbangan ulang secara berkala, hal ini bisa meningkatkan risiko portofolio secara keseluruhan.

Ahli investasi Scott Travers merekomendasikan agar investor menyimpan sekitar 5% hingga 15% dari total kekayaan bersih dalam bentuk emas. Sementara itu, sejumlah pakar lain menyarankan alokasi hingga 20%, terutama bagi investor yang memiliki toleransi risiko lebih tinggi.

Menentukan alokasi ideal bisa dimulai dengan meninjau performa historis emas dan menyesuaikannya dengan profil risiko kamu. Secara historis, emas memang menunjukkan pola pergerakan yang bersiklus. Logam mulia ini mengalami tren naik signifikan antara tahun 2009 hingga 2011, sebelum akhirnya memasuki fase lesu yang berlangsung hampir sembilan tahun.

Ketika emas sedang tidak bersinar, posisi investasi kamu bisa berdampak negatif terhadap total pengembalian portofolio. Jika skenario seperti ini terasa mengganggu, maka alokasi yang lebih kecil bisa jadi pilihan yang lebih bijak.

Namun, jika kamu bersedia menghadapi tahun-tahun di mana performa emas kurang optimal demi potensi imbal hasil tinggi di masa mendatang, kamu bisa memilih alokasi yang lebih besar.

Sebagai informasi, pada Februari lalu, Goldman Sachs memperkirakan harga emas akan naik lagi sekitar 8% di tahun 2025, setelah sebelumnya melonjak lebih dari 40% sepanjang 2024. Kenaikan harga emas ini dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap kebijakan tarif dan potensi dampaknya terhadap ekonomi Amerika Serikat.

Setelah menentukan target alokasi emas, kamu harus memilih bentuk investasi emas yang akan disimpan. Terdapat tiga pilihan saat ini yaitu emas fisik, saham pertambangan emas, dan ETF emas.

Emas Fisik

Emas fisik meliputi perhiasan, emas batangan, dan koin emas.

Kelebihan emas fisik adalah bisa memberikan ketenangan pikiran. Jika kamu menyimpan emas fisik di rumah, emas tersebut dapat digunakan sebagai alat tukar dalam keadaan darurat ekonomi.

Tidak ada volatilitas tambahan atau biaya berkelanjutan. Berbeda dengan saham pertambangan emas cenderung naik dan turun seiring harga emas, tetapi faktor terkait bisnis meningkatkan volatilitasnya.

ETF emas mengenakan biaya administratif dalam bentuk rasio biaya.

Namun emas fisik juga memiliki kekurangan seperti risiko pencurian atau kehilangan. Emas fisik harus diamankan dengan benar.

Baik kamu menyimpannya di rumah atau di tempat penyimpanan, emas dapat dicuri. Pada Oktober 2024, juri federal AS memutuskan Robert Leroy Higgins bersalah atas tuduhan penipuan setelah logam mulia senilai USD 50 juta menghilang dari bisnisnya, First State Depository.

Selain itu, emas fisik kurang likuid dibandingkan saham atau ETF. Jika tidak menggunakan emas sebagai alat tukar, kamu mungkin perlu mencari dealer dan membayar markup pada penjualan.

Saham Tambang Emas

Memiliki saham di sektor pertambangan emas memberikan paparan emas tidak langsung. Keuntungan saham pertambangan dibandingkan emas fisik adalah likuiditas lebih besar.

Selain itu juga mudah disimpan. Saham ada di akun pialang dan tidak menghabiskan ruang fisik. Dalam keadaan normal, ini merupakan keuntungan. Dalam bencana ekonomi, ini bisa menjadi kerugian jika pialang atau pasar saham ditutup sementara.

Sedangkan kerugian saham pertambangan emas adalah volatilitas yang lebih tinggi. Sejak 2000, saham pertambangan emas telah naik dan turun lebih cepat daripada harga emas di pasar spot. Dan dalam beberapa tahun terakhir, saham pertambangan emas telah mengalami tren penurunan bahkan saat emas telah memperoleh nilai.

selain itu, saham tambang emas tidak ada manfaat sebagai alat tukar. Saham pertambangan emas dapat terapresiasi, tetapi tidak memiliki manfaat langsung sebagai alat tukar.

ETF Emas

Kelebihan ETF emas adalah dana yang berinvestasi dalam saham pertambangan emas atau emas fisik.

Keuntungannya adalah mudah disimpan. Seperti saham pertambangan emas, saham ETF pada dasarnya adalah aset digital tanpa persyaratan penyimpanan.

Kekurangan ETF emas adalah biaya dana yang mengurangi keuntungan dari waktu ke waktu. Tidak ada utilitas sebagai alat tukar. Seperti halnya saham pertambangan emas, kamu mungkin tidak dapat menggunakan saham ETF untuk berdagang makanan dalam keadaan darurat ekonomi.

Setelah memilih ukuran dan bentuk investasi emas, pertimbangkan jangka waktu investasi sebagai pemeriksaan kesesuaian akhir. Emas bisa saja tidak stabil. Emas juga telah menunjukkan periode penurunan yang panjang. Perilaku tersebut tidak dapat diterima jika jangka waktu kamju pendek.

Risikonya terlalu besar sehingga harga emas akan turun saat kamu perlu melikuidasinya.

Periode kepemilikan yang panjang juga memberikan potensi yang lebih besar untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh, lindung nilai terhadap penurunan pasar saham atau inflasi merupakan upaya jangka panjang. Hasil ini akan terus menjadi risiko selama kamu memiliki saham atau simpanan tunai.

Menyimpan emas sebagai asuransi terhadap bencana ekonomi mengharuskan Anda menyimpan aset tersebut hingga Anda membutuhkannya.

Posisi emas kecil dapat bertindak sebagai penstabil untuk portofolio saham dan daya beli. Jika kamu memilih emas fisik yang disimpan di rumah, emas juga dapat berfungsi sebagai mata uang dalam krisis ekonomi terburuk.

Ketahuilah bahwa emas memiliki kinerja yang lebih buruk daripada saham di masa lalu, jadi pilihlah alokasi targetmu dengan tepat.