Tradisi Salam Tempel Saat Lebaran, Berawal dari Kebiasaan Khalifah di Afrika Utara
31 March 2025, 09:20 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4376004/original/006446100_1680078026-money-gbed170cd0_1920_1_.jpg)
Tradisi salam tempel, atau membagi-bagikan uang saat Hari Raya Idul Fitri atau lebaran, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Indonesia. Begitu pula di lebaran 2025 ini. Biasanya, praktik ini dilakukan dengan memberikan uang kepada anak-anak dan bahkan orang dewasa dalam amplop yang bergambar unik dan menarik.
Istilah "salam tempel" secara harfiah merujuk pada tindakan bersalaman sambil menyelipkan uang atau amplop berisi uang. Praktik ini telah menjadi tradisi yang dilakukan secara turun-temurun di masyarakat Indonesia. Asal-usul tradisi salam tempel saat lebaran memiliki akar yang dalam dalam sejarah dan budaya.
Dilansir dari kanal Islam LIputan6.com dan berbagai sumber lainnya, 12 Mei 2024, tradisi salam tempel lebaran atau membagi-bagikan uang saat lebaran, berakar pada kebiasaan Khalifah Dinasti Fatimiyah di Afrika Utara pada abad pertengahan. Pada saat itu, tradisi ini termasuk bagian dari perayaan Idul Fitri yang melibatkan pemberian uang, pakaian, atau permen kepada anak-anak muda dan masyarakat umum pada hari pertama perayaan.
Seiring perkembangan zaman, tradisi salam tempel mengalami perubahan. Pada akhir era Kesultanan Utsmaniyah atau Ottomen sekitar lima abad kemudian, praktik membagikan hadiah pada Hari Raya Idul Fitri mulai mengalami pergeseran. Salam tempel menjadi lebih terfokus pada pemberian uang tunai dan umumnya hanya dibagikan dalam lingkup keluarga.
Tradisi salam tempel pun terus berkembang. Kegiatan membagi-bagikan uang saat lebaran bukan hanya terbatas kepada anggota keluarga, tetapi juga mulai dibagikan kepada kerabat dan orang-orang yang membutuhkan.
Advertisement
Simbol Kemurahan Hati
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4594869/original/033107200_1696215448-close-up-woman-received-mail-by-delivery-service.jpg)
Hal ini mencerminkan evolusi nilai-nilai sosial dalam masyarakat, di mana praktik salam tempel menjadi semakin inklusif dan memperluas lingkup penerima manfaatnya. Asal-usul tradisi salam tempel saat lebaran mencerminkan perjalanan panjang dari waktu ke waktu, yang awalnya dimulai sebagai bagian dari perayaan keagamaan kemudian berkembang menjadi simbol kemurahan hati dan solidaritas dalam masyarakat.
Tradisi ini tidak hanya memperkaya budaya Indonesia, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antarindividu dalam masyarakat. Tradisi salam tempel yang dikenal juga sebagai Eidiyah di Uni Emirat Arab, ternyata tidak hanya terbatas pada Indonesia, tetapi juga ada di banyak negara Islam lainnya. Praktik ini merupakan bagian penting dari perayaan hari raya besar seperti Hari Raya Idulfitri atau Idul Adha di negara-negara tersebut.
Perkembangan tradisi salam tempel ini juga menular ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia, tradisi salam tempel biasanya dilakukan oleh orang-orang yang lebih tua dan punya penghasilan sendiri.
Advertisement
Budaya Tionghoa yang Mirip Salam Tempel
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/922927/original/082635600_1436362530-20150708-Penukaran-Uang-Jelang-Lebaran-Jakarta-01.jpg)
Hadiah-hadiah tersebut dibagikan kepada sanak saudara, terutama anak-anak. Orangtua di Indonesia sering menggunakan amplop bergambar menarik untuk memberikan salam tempel kepada anak-anak, menambah kesan kreatif dan menyenangkan dalam proses memberikan hadiah pada Hari Raya Idul Fitri.
Di sisi lain, dalam budaya Tionghoa, terdapat tradisi yang mirip dengan salam tempel yang dikenal sebagai angpao. Tradisi ini sering terjadi dalam pertemuan keluarga atau acara-acara spesial seperti pernikahan, tahun baru Imlek, atau perayaan lainnya. Angpao melambangkan kegembiraan, semangat, dan harapan akan keberuntungan, di mana warna merah pada angpao menjadi simbol keberuntungan dan mengusir energi negatif.
Dengan demikian, tradisi salam tempel dan angpao tidak hanya memperkaya perayaan hari raya termasuk lebaran Idulfitri, tetapi juga menjadi sarana untuk mengajarkan nilai-nilai penting kepada generasi muda.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1270659/original/036016300_1466509174-Banner.jpg)