Tradisi Lebaran di Mesir dengan Menyantap Kue Khas Kahk

25 March 2025, 20:00 WIB
Tradisi Lebaran di Mesir dengan Menyantap Kue Khas Kahk

Hari-hari terakhir Ramadan di Mesir selalu diwarnai dengan berbagai persiapan menyambut Idul Fitri atau Lebaran. Selain membeli baju baru dan membersihkan rumah, salah satu tradisi yang terus dipertahankan adalah menyiapkan kahk, kue khas Lebaran yang telah ada sejak ribuan tahun lalu.

Di tengah kehidupan modern Kairo, banyak warga lebih memilih membeli kahk daripada membuatnya sendiri. Namun, ada pula yang tetap menjaga tradisi dengan memanggang di rumah dalam jumlah kecil, sementara sisanya dibeli dari toko roti.

Dalam laporan Cairo360.com yang dikutip pada Selasa (25/3/2025), disebutkan bahwa Kahk tidak hanya menjadi bagian dari tradisi Lebaran dan perayaan Idul Fitri, tetapi juga memiliki sejarah panjang yang sudah ada jauh sebelum penaklukan Islam atau bahkan Kristenisasi Mesir. Di makam berusia 3.500 tahun di kota kuno Thebes dan Memphis (sekarang Luxor dan sebuah situs di dekat Kairo), ditemukan ukiran yang menggambarkan orang-orang tengah membuat kahk. Menariknya, cara mereka berkumpul untuk menyiapkan dan menikmati kue ini tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan generasi saat ini dalam merayakan hari besar. Bahkan, beberapa resep kahk juga ditemukan di situs arkeologi tersebut, menunjukkan bahwa tradisi ini telah diwariskan selama ribuan tahun.

Sebelum penaklukan Islam, ketika sebagian besar penduduk Mesir beralih dari kepercayaan tradisional ke agama Kristen, kahk tetap menjadi hidangan khas untuk merayakan Paskah. Meski zaman terus berubah, satu hal tetap bertahan kecintaan masyarakat terhadap kue berbentuk bulan dengan taburan gula halus ini.

Kini, baik dibuat sendiri di rumah, disiapkan lalu dipanggang di toko roti umum atau dibeli dalam bentuk kemasan siap saji, kahk tetap menjadi sajian yang tak tergantikan di meja Lebaran. Tradisi ini terus bertahan, membawa kenangan bagi banyak orang akan kehangatan dapur dan aroma khas mentega serta rempah yang memenuhi ruangan.

Saat menggigit kahk, banyak yang membayangkan bahwa ribuan tahun lalu, seseorang di tepian Sungai Nil, dengan pakaian berbeda namun rupa serupa, juga menikmati kue yang sama untuk merayakan kebahagiaan.

Sumber : Liputan6.com