Gara-gara Donald Trump, OECD Terpaksa Pangkas Proyeksi Ekonomi Global

18 March 2025, 12:30 WIB
Gara-gara Donald Trump, OECD Terpaksa Pangkas Proyeksi Ekonomi Global

Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan Amerika Serikat menyusul kebijakan tarif impor pemerintahan Presiden Donald Trump yang menjadi kekhawatiran pasar.

"Pertumbuhan PDB global diproyeksikan akan menurun dari 3,2% pada tahun 2024, menjadi 3,1% pada tahun 2025 dan 3,0% pada tahun 2026, dengan hambatan perdagangan yang lebih tinggi di beberapa negara G20 dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan kebijakan yang membebani investasi dan pengeluaran rumah tangga," kata OECD dalam laporan Prospek Ekonomi interimnya, dikutip dari CNBC International, Selasa (18/3/2025).

"Pertumbuhan PDB tahunan di Amerika Serikat diproyeksikan melambat dari laju yang kuat baru-baru ini, menjadi 2,2% pada tahun 2025 dan 1,6% pada tahun 2026," ungkapnya.

Dalam proyeksi sebelumnya yang diterbitkan pada bulan Desember 2024, OECD memproyeksi pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,3% untuk tahun ini dan tahun depan. Ekonomi AS diperkirakan tumbuh 2,4% pada tahun 2025 dan 2,1% pada tahun 2026.

Sementara itu, proyeksi untuk ekonomi negara anggota G20 telah meningkat dari 3,5% pada bulan Desember menjadi 3,8% dalam laporan terbaru OECD.

Sekretaris jenderal OECD, Mathias Cormann menjelaskan bahwa ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan AS menjadi faktor utama dalam turunnya proyeksi organisasi tersebut.

"Ada tingkat ketidakpastian yang sangat signifikan saat ini, dan Anda tahu bahwa jelas bahwa ekonomi global akan diuntungkan dari peningkatan kepastian dalam hal pengaturan kebijakan perdagangan," katanya.

Dalam laporannya, OECD mengatakan proyeksi terbarunya didasarkan pada asumsi bahwa tarif bilateral antara Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat yang dinaikkan sebesar 25 poin persentase pada hampir semua impor barang dagangan.

Menurut OECD, jika kenaikan tarif lebih rendah, atau diterapkan pada lebih sedikit barang, aktivitas ekonomi akan lebih kuat dan inflasi akan lebih rendah dari yang diproyeksikan.

"Tetapi pertumbuhan global akan tetap lebih lemah dari yang diperkirakan sebelumnya," beber OECD.

OECD Pangkas Ramalan Kinerja Ekonomi Kanada dan Meksiko

OECD Pangkas Ramalan Kinerja Ekonomi Kanada dan Meksiko

OECD dalam laporannya menyebutkan bahwa Kanada dan Meksiko, yang sama-sama terkena tarif impor AS, juga mengalami pemangkasan prospek pertumbuhan yang drastis.

Organisasi tersebut mencatat, perekonomian Kanada diperkirakan hanya tumbuh 0,7% tahun ini, turun dari estimasi sebelumnya sebesar 2%, dan perekonomian Meksiko diproyeksikan menyusut sebesar 1,3% dibandingkan dengan ekspansi 1,2% yang diperkirakan sebelumnya.

OECD juga memperbarui prakiraan inflasinya, dengan mengatakan bahwa pertumbuhan harga ditetapkan lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya, tetapi akan mereda karena pertumbuhan ekonomi yang melambat.

"Yang kami lihat adalah inflasi akan terus turun, tetapi inflasi diperkirakan turun lebih lambat," kata Cormann. "Yang kami sarankan adalah bahwa beberapa langkah terkait perdagangan, beberapa langkah terkait tarif, dan ketidakpastian kebijakan terkait, tentu saja berdampak pada inflasi," jelasnya.

Ramalan Inflasi AS

Ramalan Inflasi AS

Inflasi utama di AS kini diperkirakan mencapai 2,8% pada tahun 2025, naik dari estimasi OECD sebesar 2,1% pada bulan Desember 2024.

"Inflasi inti kini diproyeksikan akan tetap berada di atas target bank sentral di banyak negara pada tahun 2026, termasuk Amerika Serikat," tambah OECD.

Kepala OECD Cormann mengatakan para bankir sentral kini harus "tetap waspada."

"Tentu saja, jika ekspektasi inflasi tetap terjaga, kami percaya bahwa bahkan di negara-negara ekonomi besar seperti Amerika Serikat dan Inggris, ada ruang untuk pelonggaran kebijakan lebih lanjut," imbuh Cormann.

Sumber : Liputan6.com