Trump Tegaskan Iran Akan Bertanggung Jawab atas Serangan Houthi
18 March 2025, 08:54 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5134281/original/053479100_1739595734-Untitled.jpg)
Donald Trump mengatakan pada Senin (17/3/2025), dia akan meminta pertanggungjawaban Iran atas serangan apa pun yang dilakukan oleh kelompok Houthi di Yaman. Pernyataan ini disampaikan saat pemerintahannya memperluas operasi militer terbesar AS di Timur Tengah.
Menanggapi ancaman gerakan Houthi terhadap pelayaran internasional, Amerika Serikat (AS) melancarkan gelombang baru serangan udara pada Sabtu (15/3). Menurut siaran televisi Houthi, Al Masirah TV, pada Senin, kota pelabuhan Laut Merah, Hodeidah, dan Provinsi Al Jawf di utara ibu kota Sanaa menjadi target.
"Setiap tembakan yang dilakukan oleh Houthi, mulai saat ini, akan dianggap sebagai tembakan yang berasal dari senjata dan kepemimpinan Iran dan Iran akan dimintai pertanggungjawaban, serta menanggung konsekuensinya, dan konsekuensi itu akan sangat berat!" kata Trump di platform media sosial miliknya, Truth Social.
Gedung Putih menegaskan bahwa pesan Trump kepada Iran adalah agar mereka tidak meremehkan AS.
Pentagon mengatakan mereka telah menyerang lebih dari 30 lokasi sejauh ini dan akan menggunakan kekuatan mematikan yang luar biasa terhadap Houthi sampai kelompok tersebut menghentikan serangannya. Juru bicara utama Pentagon Sean Parnell menegaskan bahwa tujuannya bukanlah perubahan rezim. Demikian seperti dilansir CNA.
Letnan Jenderal Alex Grynkewich, direktur operasi di Staf Gabungan, mengatakan bahwa kampanye terbaru melawan Houthi berbeda dengan yang dilakukan di bawah mantan Presiden Joe Biden karena jangkauan targetnya lebih luas dan mencakup sejumlah ahli drone senior Houthi.
Grynkewich menuturkan puluhan anggota Houthi tewas dalam serangan tersebut. Adapun pemerintah Biden tidak diyakini menargetkan pemimpin senior Houthi.
Kementerian kesehatan yang dikelola Houthi mengatakan pada Minggu bahwa setidaknya 53 orang tewas dalam serangan tersebut. Di antara korban terdapat lima anak-anak dan dua perempuan, sementara 98 orang terluka. Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen angka korban tersebut.
Houthi, sebuah gerakan bersenjata yang telah menguasai bagian terpadat di Yaman meskipun hampir satu dekade dibombardir oleh koalisi pimpinan Arab Saudi, telah melancarkan puluhan serangan terhadap kapal-kapal di lepas pantainya sejak November 2023, mengganggu perdagangan global.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa serangan tersebut mungkin akan berlanjut selama berminggu-minggu.
Advertisement
Poros Perlawanan
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4723713/original/087367000_1705982657-20240123-Houthi-Yaman-AP-2.jpg)
AS sendiri semakin memperketat sanksi terhadap Iran sembari berupaya mendorong negara tersebut kembali ke meja perundingan untuk membahas program nuklirnya.
Seorang pejabat Uni Emirat Arab minggu lalu menyampaikan surat dari Trump, yang mengusulkan pembicaraan nuklir dengan Teheran. Usulan ini ditolak oleh Pemimpin Tertinggi Ayatullah Ali Khamenei, yang menyebutnya sebagai "tipu muslihat" Washington.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei mengatakan pada Senin bahwa Teheran akan menanggapi surat tersebut "setelah mempelajarinya secara mendalam."
Houthi mengatakan bahwa serangan mereka, yang memaksa perusahaan-perusahaan mengalihkan rute kapal ke perjalanan yang lebih panjang dan lebih mahal di sekitar Afrika selatan, dilakukan sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat Palestina setelah Israel menyerang Jalur Gaza.
AS dan sekutunya menyebut serangan tersebut sebagai tindakan yang tidak selektif dan ancaman bagi perdagangan global.
Pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, menekankan pada Minggu bahwa pihaknya akan menargetkan kapal-kapal AS di Laut Merah selama AS terus menyerang Yaman.
Di bawah arahan al-Houthi, yang berusia 40-an, kelompok yang awalnya tidak terorganisir ini telah menjadi pasukan dengan puluhan ribu pejuang dan memiliki persenjataan drone bersenjata serta rudal balistik. Arab Saudi dan Barat menyebut bahwa senjata-senjata tersebut berasal dari Iran. Namun, Teheran membantah hal ini.
Houthi adalah bagian dari apa yang disebut "Poros Perlawanan", aliansi milisi regional anti-Israel dan anti-Barat yang juga mencakup kelompok militan Palestina, Hamas, dan Hizbullah di Lebanon.
Israel telah sangat melemahkan banyak sekutu regional Iran sejak negara itu diserang oleh Hamas pada Oktober 2023. Mereka telah membunuh pemimpin tertinggi Hamas dan Hizbullah, sementara jatuhnya sekutu Iran lainnya, Bashar al-Assad dari Suriah, juga menjadi pukulan bagi Teheran.
Houthi mengatakan minggu lalu bahwa mereka akan melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal Israel yang melintasi Laut Merah jika Israel tidak mencabut pemblokiran bantuan yang masuk ke Jalur Gaza.
Penghentian sementara barang-barang yang masuk ke Jalur Gaza oleh Israel selama 16 hari telah meningkatkan tekanan pada penduduk di wilayah tersebut, yang sebagian besar telah kehilangan rumah akibat perang. Penghentian ini, yang menurut Israel bertujuan untuk menekan Hamas dalam pembicaraan gencatan senjata, berlaku untuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar.
Pejuang Houthi juga telah menembakkan drone dan rudal ke arah Israel.
Israel, yang telah menyerang beberapa target terkait Houthi di Yaman, memperingatkan militan untuk menghentikan serangan mereka, mengatakan bahwa mereka berisiko mengalami "nasib menyedihkan" yang sama seperti Hamas, Hizbullah, dan Assad.
Advertisement