Pria di China Ditahan Setelah Siksa dan Bunuh Kucing di Depan Umum
18 March 2025, 20:10 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4321968/original/093876300_1676258883-close-up-portrait-beautiful-cat.jpg)
Seorang pria di China timur telah ditahan setelah melakukan tindakan kekerasan terhadap kucing secara brutal di depan umum.
Mengutip SCMP, Selasa (18/3/2025), aksi pria bermarga Cai itu terjadi di dekat sebuah taman di kawasan pemukiman Quzhou, Provinsi Zhejiang, pada 1 Maret. Perbuatannya terekam dalam sebuah video yang kemudian viral di media sosial China daratan.
Dalam video tersebut, Cai terlihat mengenakan sarung tangan besar dan dengan kejam menginjak-injak seekor kucing berbulu putih secara berulang kali.
Walaupun bagian tubuh kucing dalam video telah disamarkan, beberapa warganet yang melihat rekaman aslinya mengungkapkan bahwa kucing tersebut muntah darah dan akhirnya tergeletak lemas di tanah.
Cai kemudian melakukan aksi yang lebih sadis dengan mematahkan kaki dan tangan kucing tersebut serta mencungkil matanya menggunakan pisau bedah.
Beberapa warga yang menyaksikan kejadian itu mencoba menghentikan Cai dan memperingatkan bahwa tindakannya terlalu kejam. Namun, ia tetap melanjutkan perbuatannya dan bahkan mengancam akan membunuh siapa pun yang mencoba menghalangi.
Belum jelas apakah kucing tersebut merupakan hewan peliharaan Cai atau seekor kucing liar. Motif di balik perbuatan mengerikan ini pun belum diketahui.
Advertisement
Diduga Miliki Gangguan Mental
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4314868/original/049456300_1675662011-elisa-kennemer-U74i4h5Z_U0-unsplash.jpg)
Menurut beberapa warga setempat, Cai diduga memiliki gangguan mental yang membuatnya lolos dari konsekuensi hukum yang lebih berat.
Namun, pemerintah setempat mengumumkan bahwa Cai telah ditempatkan dalam tahanan administratif karena melakukan kekerasan terhadap hewan secara brutal di tempat umum serta terlibat dalam konflik verbal dan fisik dengan orang lain.
Dalam pernyataan yang dirilis pada 9 Maret, pihak berwenang menegaskan bahwa Cai didakwa dengan tuduhan mengganggu ketertiban umum.
Di China, masa tahanan administratif bisa berlangsung hingga 15 hari. Namun, pemerintah tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai kondisi mental Cai.
Advertisement
Picu Kemarahan di Media Sosial
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4724698/original/013989500_1706062219-daria-poliakova-W8XgNBfQJR8-unsplash.jpg)
Kasus ini memicu kemarahan luas di media sosial. Banyak warganet yang merasa sedih dan frustrasi atas kejadian tersebut, terutama karena hukuman yang diberikan dianggap terlalu ringan.
"Saya sangat sedih membaca berita ini. Saya merasa kasihan pada kucing malang itu. Mengapa masyarakat kita membiarkan orang seperti ini melakukan hal yang begitu kejam?" tulis seorang warganet.
Warganet lain menambahkan, "Saya merasa hancur dan frustrasi karena kita tidak bisa menghukumnya lebih berat. Beristirahatlah dengan damai, Xiaobai (julukan untuk kucing itu yang berarti 'Si Putih Kecil')."
Kasus penyiksaan hewan telah berulang kali terjadi di berbagai daerah di China, namun para pelaku sering kali hanya menerima hukuman ringan atau bahkan tidak dihukum sama sekali.
China saat ini hanya memiliki Undang-Undang Perlindungan Satwa Liar, yang secara spesifik melindungi spesies yang terancam punah. Sampai saat ini, belum ada regulasi yang secara khusus melindungi hak-hak hewan domestik atau peliharaan dari tindakan kekerasan manusia.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4601779/original/024623800_1696603536-231007_INFOGRAFIS_LAFESTYLE___6_Hewan_Peliharaan_Populer_S.jpg)