Wagub Gorontalo Ajak Masyarakat Terapkan Konsep Green Ramadan, Apa Itu?
15 March 2025, 13:00 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5163427/original/060575300_1742010597-04f2f584-06e5-4c2b-965f-845237adb5c9.jpg)
Konsep Green Ramadan merujuk pada pelaksanaan ibadah di bulan suci yang disertai dengan memerhatikan kebersihan lingkungan.
Konsep ini dinilai cocok untuk diterapkan semua masyarakat karena sejalan dengan anjuran Islam.
Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie mengajak masyarakat menjalankan konsep ini. Menurutnya konsep Green Ramadan dapat diterapkan dengan cara mengurangi sisa makanan dan sampah plastik.
"Di Ramadan ini agar kita bisa menjadikan Ramadan yang ramah perempuan, ramah anak, paling penting ramah lingkungan. Karena bulan Ramadan merupakan momentum untuk memulai perhatian kita terhadap hubungan dengan lingkungan," kata Idah Syahidah saat memberikan sambutan pada buka puasa bersama organisasi wanita se Provinsi Gorontalo, di Rujab Wagub, Jumat, (14/3/2025).
Menurut Idah, penerapan Green Ramadan sangat mudah dan bisa diterapkan di rumah masing-masing dan diri sendiri.
Contohnya, di bulan Ramadan ini banyak penjual dan pembeli takjil. Ia meminta penjual tidak menyediakan kantong dan wadah plastik, sebaliknya pembeli diimbau membawa wadah saat berbelanja.
Wagub perempuan pertama di Gorontalo itu juga berterima kasih kepada seluruh jajaran organisasi wanita yang berkesempatan hadir. Menurutnya sejauh ini melalui wadah organisasi, wanita telah banyak berkontribusi dalam berbagai bidang, baik keluarga, pendidikan, kesehatan maupun pemberdayaan ekonomi masyarakat.
"Mudah-mudahan Ramadan ini menjadikan diri kita lebih baik lagi. Ibu-ibu yang hadir ini juga diharapkan selain menjaga keluarga, juga menjaga lingkungan lebih baik lagi," ujarnya mengutip laman resmi Pemprov Gorontalo, Sabtu (15/3/2025).
Advertisement
Menjaga Lingkungan Menurut Pandangan Islam
Seperti diketahui, Islam memang mengajarkan pemeluknya untuk menjaga lingkungan.
Islam mengatur bagaimana umatnya menjaga dan merawat lingkungan di sekitarnya. Dalam praktiknya, ada banyak anjuran Islam dalam usaha merawat dan menjaga lingkungan, di antaranya ialah dengan cara menanam pohon.
Nabi Muhammad saw bersabda:
: :
Artinya: "Dari Jabir, ia berkata: 'Rasulullah saw bersabda: 'Tidak ada seorang muslim yang menanam pohon kecuali sesuatu yang dimakan dari pohon tersebut bernilai sedekah. Apa saja yang dicuri darinya bernilai sedekah. Yang dimakan hewan buas darinya bernilai sedekah, juga apa yang dimakan burung dari pohon itu bernilai sedekah. Tidak ada seorangpun yang menguranginya kecuali bernilai sedekah'," (HR Muslim), menlansir NU Online, Senin (10/3/2025).
Advertisement
Islam Larang Perbuatan Merusak Lingkungan
Selain menganjurkan untuk menjaga lingkungan. Dalam usaha merawatnya, Islam juga dengan tegas melarang perbuatan merusak lingkungan. Hal tersebut meliputi segala aspek kehidupan mulai dari lingkungan alam maupun manusia itu sendiri.
Dalam Al-Quran, Allah dengan tegas melarang berbuat kerusakan terhadap lingkungan. Allah berfirman dalam surat Al-A'raf ayat 56:
Artinya: "Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan," (QS Al-A'raf: 56).
5 Larangan Berbuat Kerusakan di Bumi
Allah dengan tegas melarang berbuat kerusakan di muka bumi. Kata "al-ifsad" pada ayat memiliki makna berbuat kerusakan.
Ilmuwan Muslim Persia, Fakhruddin Ar-Razi menjelaskan, maksud kalimat tersebut mencakup lima larangan dalam berbuat kerusakan di muka bumi. Lima hal yang menjadi elemen penting dalam tercapainya tujuan kemaslahatan lingkungan.
Kelima larangan tersebut adalah:
- Melakukan kerusakan pada badan, mencakup melakukan pembunuhan, baik bunuh diri atau membunuh orang lain, atau memotong anggota badan dan menciderainya.
- Melakukan kerusakan pada harta, mencakup seperti halnya mencuri, mengghasab, dan berbagai macam tipu daya lainnya.
- Melakukan kerusakan pada agama, dengan melakukan kekufuran dan bid'ah.
- Melakukan kerusakan pada keturunan dengan zina, sodomi dan yang lainnya.
- Merusak akal dengan meminum minuman yang memabukkan.
Kelima hal di atas adalah bagian penting dari perjalanan kehidupan manusia di dunia. Sebab kemaslahatan kehidupan akan dapat dicapai dengan menjaganya, (Mafatihul Ghaib, [Beirut, Dar Ihya At-Turats Al-Arabi], juz XIV, halaman 283).
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3473592/original/006527300_1622818058-Info_2.jpg)