Tidak Bisa I'tikaf, Ini Cara Mengejar Lailatul Qadar dari Mana Saja Kata Ustadz Khalid Basalamah
15 March 2025, 03:30 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3203280/original/088519600_1596952223-ustad_khalid_b.jpg)
Pendakwah Ustadz Khalid Basalamah mengatakan, malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan harus menjadi target setiap orang beriman. Malam-malam tersebut sudah seharusnya diisi dengan giat beribadah kepada Allah SWT.
Sebagian besar umat Islam melaksanakan i'tikaf, atau berdiam diri di masjid. Mereka melakukannya dalam durasi waktu tertentu, baik siang maupun malam.
Hal itu juga dilakukan oleh Rasulullah SAW. Nabi Muhammad lebih banyak menghidupkan malam-malam sepuluh hari terakhir Ramadhan.
"Dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata, 'Ketika Rasulullah SAW memasuki sepuluh terakhir (Ramadhan), maka beliau menghidupkan malam-malamnya (dengan qiyamul lail) dan membangunkan keluarganya serta mengencangkan sarungnya (menjauhi istrinya untuk lebih konsentrasi beribadah)'." (H.R. Imam Muslim, no. 1174)
Ada apa dengan malam-malam ganjil pada sepuluh hari terakhir Ramadhan? Ustadz Khalid menyampaikan bahwa di antara malamnya ada satu malam yang lebih istimewa, malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Adalah malam kemuliaan atau Lailatul Qadar.
"Allah menurunkan dalam surah Al-Qadr di dalam Al-Qur'an yang berbunyi (artinya), Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Atau sama dengan 83 tahun plus 4 bulan," kata Ustadz Khalid Basalamah dikutip dari YouTube Khalid Basalamah Official, Jumat (14/3/2025).
Advertisement
Jika Beribadah pada Lailatul Qadar
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4771817/original/097891000_1710386428-Ilustrasi_muslim__Islami__mengaji.jpg)
Ustadz Khalid menuturkan, begitu spesialnya Lailatul Qadar sampai-sampai ibadah yang dikerjakan pada malam tersebut akan dilipatgandakan pahalanya. Sebagai contoh, apabila mengucapkan 'Subhanallah' bertepatan Lailatul Qadar, maka pahalanya senilai dengan mengucapkan kalimat tasbih selama seribu bulan atau 83 tahun ditambah 4 bulan.
"Mungkin ada di antara kaum muslimin belum bisa mencapai dan Allah tidak tentukan umurnya sampai 80 tahun, tapi kalau malam itu dilalui dan dia sempat mengerjakan ibadah saja berdzikir, berdoa, membaca Al-Qur'an, bersedekah , bakti sama orangtua, dia sholat malam, apa saja dia kerjakan, maka itu akan dicatatkan sama dengan seribu bulan," tutur Ustadz Khalid.
Oleh karenanya, Ustadz Khalid berpesan agar umat Islam tidak menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut. Ustadz Khalid mengajak muslim meningkatkan ibadah pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan sembari beri'tikaf di masjid.
Jika tidak bisa beri'tikaf, apakah bisa mengejar Lailatul Qadar selain di masjid?
Advertisement
Jika Tidak Bisa Beri'tikaf di Masjid untuk Meraih Lailatul Qadar
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3432712/original/099259700_1618797846-ekrem-osmanoglu-9yUjWn8E1co-unsplash.jpg)
Ustadz Khalid tidak mempermasalahkan bagi muslim yang belum bisa beri'tikaf di masjid pada malam-malam ganjil menjelang akhir Ramadhan. Akan tetapi, ia menekankan agar tetap memperbanyak ibadah di mana pun tanpa harus datang ke masjid, apabila tidak bisa.
"Kalau Anda tidak bisa i'tikaf di masjid, Anda bisa tetap memperbanyak ibadah, sibuk di rumah, di jalanan berdzikir dengan membaca Al-Qur'an, dengan mendengarkan majelis ilmu agar Anda menutup Ramadhan Anda dengan amal-amal yang baik," ujar Ustadz Khalid.
Ustadz Khalid menyampaikan, bahwa malam Lailatul Qadar hanya terjadi setahun sekali. Waktunya bisa pada malam 21, 23, 25, 27, atau bahkan 29 Ramadhan. Waktu Lailatul Qadar memang dirahasiakan Allah SWT dan setiap tahunnya bisa berbeda.
"Oleh karena itu, di 10 terakhir Ramadhan dianjurkan semua muslim justru lebih giat beribadah dan bagaimana dia meniatkan dalam hatinya. Semoga Allah mudahkan mendapatkan Lailatul Qadar," pesan Ustadz Khalid.
Wallahu a'lam.