Kebijakan WFA Diharapkan Redam Puncak Kepadatan Mudik Lebaran 2025
14 March 2025, 21:10 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5070724/original/025372500_1735522547-IMG-20241230-WA0003.jpg)
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menyatakan bahwa kebijakan Work From Anywhere (WFA) yang diberlakukan mulai 24 Maret 2025 diharapkan dapat mengurangi puncak kepadatan arus mudik Lebaran.
Menhub menjelaskan meskipun pergerakan arus mudik diperkirakan sudah mulai terjadi pada Jumat, 21 Maret 2025, lonjakan kepadatan tidak akan terlalu ekstrem.
"Jadi kalau ada kepadatan bukan berarti spike-nya tinggi, tapi dari rata-rata dari mulai tanggal 21, tanggal 28 itu memang adalah titik tertinggi tapi bukan berarti titik yang paling ekstrem ya, hanya dari perbandingan dari titik-titik awal dia menjadi agak lebih tinggi," ujar Dudy dalam konferensi pers, Kamis (14/3/2025).
Diharapkan Tidak Berbeda dengan 2024
Dudy menambahkan berdasarkan survei awal, titik puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 28 Maret 2025, namun dengan penerapan WFA, lonjakan tersebut diharapkan tidak terlalu berbeda dibanding tahun sebelumnya.
Menurutnya, dengan melakukan survei awal pihaknya melihat ada potensi titik puncak arus mudik tinggi maka mengusulkan adanya pemberlakuan WFA sehingga kepadatan pada titik puncak bisa lebih rendah.
Dengan adanya WFA, diharapkan pemudik dapat lebih fleksibel dalam menentukan jadwal perjalanan sehingga dapat mengurangi lonjakan kepadatan pada satu hari tertentu.
"Jadi bukan berarti ini menjadi tinggi sama sekali tidak, tapi kita melihat dengan pemberlakuan Work From Anywhere titik puncak itu tidak terlalu jauh berbeda dengan yang tahun 2024," tutupnya.
Kebijakan WFA Saat Arus Balik
Terkait arus balik, Dudy menuturkan pihaknya belum mengajukan hal tersebut, tetapi beberapa kementerian ada yang sudah menetapkan kebijakan WFA hingga 8 April 2025.
Menurutnya, pada arus balik kebijakan diskon tarif tol cukup untuk memberi pengaruh kepada arus balik para pemudik. Ia berharap dengan adanya diskon tarif tol pemudik bisa kembali lebih cepat ke daerah asalnya.
"Diskon tarif tol itu tanggal 3, tanggal 4, dan tanggal 8 dan 9. Dan ini berlaku untuk jasa marga, tadi juga Astra, jadi sepertinya semua jalur ruas tol ini sudah memberlakukan diskon tarif tol," pungkasnya.
Advertisement
Bos Pengusaha Klaim Tak Semua Pekerja Bisa WFA
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4517986/original/073368000_1690547924-IMG-20230728-WA0054.jpg)
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menyambut permintaan pemerintah terkait penerapan skema work from anywhere (WFA) jelang Lebaran 2025.
Ia coba mengerti keinginan pemerintah menerapkan sistem WFA di musim mudik Lebaran 2025, untuk mengurai mobilitas. Namun, tidak semua jenis pekerjaan bisa diterapkan skema bekerja dari mana saja.
"Jadi kita enggak bisa menyamaratakan semua sektor. Misal sektor manufaktur, mana mungkin dia WFA, kan enggak mungkin. Ada sektor-sektor tertentu mungkin bisa, dan kami imbau yang bisa silakan. Tapi tidak mungkin semua sektor bisa," tegasnya di Jakarta, Rabu (12/3/2025).
Kendati begitu, Shinta tidak mempermasalahkan adanya beberapa jenis pekerjaan yang memang tidak harus dilakukan di kantor. Pasalnya, ia menambahkan, banyak jenis pekerjaan yang memang sudah menerapkan sistem WFA sejak masa pandemi Covid-19.
"Jadi yang masuk kantornya cuma beberapa kali seminggu, yang fleksibel working hours itu sudah diterapkan semenjak pandemi. Jadi memang sudah berubah cara bekerja," kata Shinta.
Advertisement
Ekonomi Kreatif
Sebagai contoh, ia menyebut para pekerja di sektor ekonomi kreatif bisa bekerja dengan hanya mengandalkan sistem digital, tanpa perlu setor muka ke kantor.
Meskipun begitu, ia menyebut yang paling utama dalam penerapan WFA ini bukan dilihat dari tempatnya bekerja, tapi lebih kepada jenis atau bagian pekerjaannya.
"Ini kita musti lihat dari jenis pekerjaan yang ada. Kemudian dari sektor itu bagian dari pekerjaannya ya. Jadi bukan hanya sektornya. Jadi misalnya sekarang kita bekerja di kantor, tapi kan bekerja di bagian apa? Nah ada bagian yang memang bisa, ada yang tidak," urainya.
"Kayak perbankan misalnya, enggak mungkin dong WFA. Dia melayani nasabah ya nggak mungkin WFA. Tapi kalau yang ada kaitan misalnya dengan yang lebih online, digital, itu mungkin bisa WFA," pungkas dia.