Penyebab Susah BAB, Ini Gejala, Faktor Risiko, dan Cara Mengatasinya

31 March 2025, 17:07 WIB
Penyebab Susah BAB, Ini Gejala, Faktor Risiko, dan Cara Mengatasinya

Susah buang air besar (BAB) atau konstipasi merupakan masalah pencernaan yang umum dialami banyak orang. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Memahami penyebab, gejala, dan cara mengatasinya sangat penting untuk menjaga kesehatan pencernaan. Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang penyebab susah BAB, gejalanya, faktor risiko, serta berbagai cara untuk mengatasinya.

Pengertian Susah BAB (Konstipasi)

Susah BAB atau konstipasi adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan dalam mengeluarkan feses atau buang air besar. Secara medis, konstipasi didefinisikan sebagai keadaan di mana seseorang buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu, atau feses yang dikeluarkan keras, kering, dan sulit dikeluarkan.

Konstipasi terjadi ketika pergerakan feses melalui usus besar menjadi lebih lambat dari biasanya. Akibatnya, usus besar menyerap lebih banyak air dari feses, menyebabkan feses menjadi keras, kering, dan sulit dikeluarkan. Kondisi ini dapat terjadi secara akut (sementara) atau kronis (dalam jangka panjang).

Gejala Susah BAB

Gejala susah BAB dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Beberapa gejala umum yang sering dialami oleh penderita konstipasi meliputi:

  • Frekuensi buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu
  • Feses keras, kering, atau menggumpal
  • Kesulitan atau rasa sakit saat mengeluarkan feses
  • Perut terasa penuh atau kembung
  • Rasa tidak puas setelah buang air besar (merasa belum tuntas)
  • Perlu mengejan keras untuk mengeluarkan feses
  • Perut terasa sakit atau kram
  • Kehilangan nafsu makan
  • Mual
  • Kelelahan atau lesu

Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut secara terus-menerus atau dalam jangka waktu yang lama, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Penyebab Susah BAB

Penyebab Susah BAB

Ada berbagai faktor yang dapat menjadi penyebab susah BAB. Berikut ini adalah beberapa penyebab utama konstipasi:

1. Pola Makan Tidak Sehat

Salah satu penyebab utama susah BAB adalah pola makan yang tidak sehat. Beberapa kebiasaan makan yang dapat memicu konstipasi antara lain:

  • Kurang mengonsumsi makanan berserat: Serat berperan penting dalam melancarkan pencernaan dan membantu pembentukan feses yang lunak. Kurangnya asupan serat dapat menyebabkan feses menjadi keras dan sulit dikeluarkan.
  • Terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan: Makanan olahan sering kali rendah serat dan tinggi lemak, yang dapat memperlambat proses pencernaan.
  • Konsumsi produk susu berlebihan: Beberapa orang mungkin mengalami intoleransi laktosa yang dapat memicu konstipasi.
  • Kurang minum air: Dehidrasi dapat menyebabkan feses menjadi keras dan sulit dikeluarkan.

2. Kurang Aktivitas Fisik

Gaya hidup yang kurang aktif atau jarang berolahraga dapat memperlambat pergerakan usus dan menyebabkan konstipasi. Aktivitas fisik membantu merangsang kontraksi otot usus, yang penting untuk mendorong feses melalui saluran pencernaan.

3. Menahan Keinginan BAB

Kebiasaan menunda atau menahan keinginan untuk buang air besar dapat melemahkan sinyal alami tubuh dan menyebabkan konstipasi. Semakin lama feses tertahan di usus besar, semakin banyak air yang diserap, membuat feses menjadi lebih keras dan sulit dikeluarkan.

4. Efek Samping Obat-obatan

Beberapa jenis obat dapat menyebabkan konstipasi sebagai efek samping. Obat-obatan yang sering dikaitkan dengan susah BAB meliputi:

  • Antidepresan
  • Obat antihipertensi
  • Obat antasida yang mengandung kalsium atau aluminium
  • Suplemen zat besi
  • Obat pereda nyeri opioid
  • Obat antikonvulsan
  • Diuretik

5. Kondisi Medis Tertentu

Beberapa kondisi kesehatan dapat menyebabkan atau memperparah konstipasi, seperti:

  • Sindrom iritasi usus besar (IBS)
  • Hipotiroidisme
  • Diabetes
  • Penyakit Parkinson
  • Multiple sclerosis
  • Cedera tulang belakang
  • Kanker usus besar
  • Penyakit divertikular

6. Perubahan Hormon

Perubahan hormon dalam tubuh juga dapat mempengaruhi fungsi pencernaan dan menyebabkan konstipasi. Hal ini sering terjadi pada wanita selama kehamilan, menstruasi, atau menopause.

Faktor Risiko Susah BAB

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami susah BAB. Memahami faktor-faktor risiko ini dapat membantu dalam pencegahan dan penanganan konstipasi. Berikut adalah beberapa faktor risiko utama:

1. Usia

Risiko konstipasi cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penurunan aktivitas fisik, perubahan pola makan, dan penggunaan obat-obatan yang lebih sering pada usia lanjut.

2. Jenis Kelamin

Wanita cenderung lebih sering mengalami konstipasi dibandingkan pria. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor hormonal, kehamilan, dan perbedaan anatomi saluran pencernaan.

3. Pola Makan

Diet rendah serat dan tinggi lemak atau makanan olahan meningkatkan risiko konstipasi. Kurangnya asupan cairan juga dapat berkontribusi pada masalah ini.

4. Gaya Hidup Sedentari

Kurangnya aktivitas fisik atau gaya hidup yang terlalu banyak duduk dapat memperlambat pergerakan usus dan meningkatkan risiko konstipasi.

5. Stres

Tingkat stres yang tinggi dapat mempengaruhi fungsi pencernaan dan meningkatkan risiko konstipasi.

6. Penggunaan Obat-obatan Tertentu

Beberapa jenis obat, seperti yang disebutkan sebelumnya, dapat meningkatkan risiko konstipasi sebagai efek samping.

7. Kondisi Medis

Penyakit tertentu, seperti diabetes, hipotiroidisme, atau gangguan neurologis, dapat meningkatkan risiko konstipasi.

Cara Mengatasi Susah BAB

Mengatasi susah BAB seringkali dapat dilakukan dengan perubahan gaya hidup dan perawatan di rumah. Berikut adalah beberapa cara efektif untuk mengatasi konstipasi:

1. Tingkatkan Asupan Serat

Meningkatkan konsumsi makanan kaya serat dapat membantu melunakkan feses dan mempercepat pergerakan usus. Beberapa sumber serat yang baik meliputi:

  • Buah-buahan segar seperti apel, pir, jeruk, dan kiwi
  • Sayuran hijau seperti brokoli, bayam, dan kale
  • Kacang-kacangan dan biji-bijian
  • Gandum utuh dan sereal tinggi serat

Pastikan untuk meningkatkan asupan serat secara bertahap untuk menghindari ketidaknyamanan pencernaan.

2. Perbanyak Minum Air

Minum cukup air sangat penting untuk mencegah dehidrasi dan membantu melunakkan feses. Usahakan untuk minum setidaknya 8 gelas air sehari. Anda juga bisa mengonsumsi minuman lain seperti teh herbal atau jus buah tanpa gula tambahan.

3. Olahraga Teratur

Aktivitas fisik dapat membantu merangsang pergerakan usus. Cobalah untuk berolahraga setidaknya 30 menit sehari, 5 kali seminggu. Jenis olahraga yang baik untuk melancarkan pencernaan meliputi:

  • Jalan cepat
  • Jogging
  • Berenang
  • Bersepeda
  • Yoga

4. Jangan Menahan BAB

Respon terhadap dorongan untuk BAB segera ketika muncul. Menahan BAB dapat menyebabkan feses menjadi lebih keras dan sulit dikeluarkan.

5. Atur Posisi BAB

Posisi jongkok atau menggunakan bangku kecil untuk menopang kaki saat duduk di toilet dapat membantu memudahkan proses BAB.

6. Kelola Stres

Stres dapat mempengaruhi fungsi pencernaan. Praktikkan teknik manajemen stres seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga untuk membantu meredakan ketegangan.

7. Gunakan Obat Pencahar dengan Bijak

Obat pencahar dapat membantu dalam kasus konstipasi akut, tetapi tidak disarankan untuk penggunaan jangka panjang tanpa pengawasan dokter. Beberapa jenis obat pencahar yang umum digunakan meliputi:

  • Obat pelunak feses
  • Laksatif osmotik
  • Laksatif stimulan

Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat pencahar, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain.

Kapan Harus Ke Dokter?

Meskipun konstipasi sering kali dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup dan perawatan di rumah, ada situasi di mana Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter. Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami:

  • Konstipasi yang berlangsung lebih dari 2 minggu meskipun sudah melakukan perubahan gaya hidup
  • Nyeri perut yang parah atau berkelanjutan
  • Darah pada feses
  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja
  • Perubahan ukuran atau bentuk feses yang signifikan
  • Demam yang menyertai konstipasi
  • Mual dan muntah yang persisten

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin memerintahkan tes tambahan untuk menentukan penyebab konstipasi dan memberikan perawatan yang sesuai.

Pencegahan Susah BAB

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mencegah susah BAB:

  • Pertahankan pola makan seimbang dengan banyak serat
  • Minum cukup air sepanjang hari
  • Berolahraga secara teratur
  • Buang air besar secara teratur dan jangan menahan keinginan untuk BAB
  • Kelola stres dengan baik
  • Hindari konsumsi berlebihan makanan yang dapat memicu konstipasi, seperti makanan olahan dan produk susu
  • Jika menggunakan obat-obatan yang dapat menyebabkan konstipasi, diskusikan dengan dokter tentang alternatif atau cara mengelola efek sampingnya

Mitos dan Fakta Seputar Susah BAB

Ada banyak mitos yang beredar seputar konstipasi. Mari kita luruskan beberapa mitos umum dengan fakta yang benar:

Mitos: BAB setiap hari adalah tanda pencernaan sehat

Fakta: Frekuensi BAB yang normal bervariasi dari satu orang ke orang lain. Selama Anda BAB setidaknya tiga kali seminggu dan tidak mengalami ketidaknyamanan, itu masih dianggap normal.

Mitos: Konstipasi selalu disebabkan oleh kurangnya serat

Fakta: Meskipun kurangnya serat adalah penyebab umum, ada banyak faktor lain yang dapat menyebabkan konstipasi, termasuk dehidrasi, kurang olahraga, dan efek samping obat-obatan.

Mitos: Kopi selalu membantu melancarkan BAB

Fakta: Meskipun kafein dalam kopi dapat merangsang usus pada beberapa orang, efeknya bervariasi. Bagi sebagian orang, kopi justru dapat menyebabkan dehidrasi yang memperparah konstipasi.

Mitos: Obat pencahar adalah solusi jangka panjang untuk konstipasi

Fakta: Penggunaan obat pencahar dalam jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan dan memperburuk konstipasi. Perubahan gaya hidup adalah pendekatan yang lebih aman dan efektif untuk mengatasi konstipasi kronis.

Kesimpulan

Susah BAB atau konstipasi adalah masalah pencernaan yang umum namun dapat sangat mengganggu kualitas hidup. Memahami penyebab, gejala, dan cara mengatasinya adalah langkah penting dalam mengelola kondisi ini. Sebagian besar kasus konstipasi dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup seperti meningkatkan asupan serat, minum cukup air, dan berolahraga teratur. Namun, jika gejala persisten atau disertai tanda-tanda yang mengkhawatirkan, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Ingatlah bahwa setiap orang memiliki pola BAB yang berbeda, dan apa yang normal bagi satu orang mungkin tidak normal bagi yang lain. Kunci utamanya adalah mendengarkan tubuh Anda dan menjaga keseimbangan dalam pola makan dan gaya hidup. Dengan pendekatan yang tepat, Anda dapat mengatasi susah BAB dan menjaga kesehatan pencernaan Anda dalam jangka panjang.

Sumber : Liputan6.com