IPO, Medela Potentia Tawarkan 3,5 Miliar Saham

12 March 2025, 06:00 WIB
IPO, Medela Potentia Tawarkan 3,5 Miliar Saham

PT Medela Potentia Tbk berencana melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Pada aksi tersebut, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 3,5 miliar saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham.

Jumlah saham yang ditawarkan itu sebesar-besarnya setara 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Harga penawaran dipatok pada kisaran Rp 180- Rp 230 per saham. Dengan demikian, perseroan berpotensi mengantongi sebanyak-banyaknya Rp 805 miliar dari IPO.

Bersamaan dengan penawaran umum perdana saham, perseroan mengadakan program alokasi saham karyawan (Employee Stock Allocation/ESA) dengan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya 2.975.000 saham biasa atas nama atau sebesar-besarnya 0,085% dari jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran umum perdana saham.

Perseroan juga secara bersamaan melakukan Program Management Incentive Plan (Program MIP) dengan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 12.825.000 saham biasa atas nama, yang pendistribusiannya akan dilakukan paling lambat satu Hari Bursa sebelum tanggal pencatatan.

Saham baru yang diterbitkan dalam rangka pelaksanaan Penawaran Umum Perdana Saham, Program ESA dan Program MIP memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penjamin pelaksana emisi efek dalam aksi ini adalah PT Indo Premier Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas.

Rencananya, sekitar 86,4 persen dana hasil IPO akan dialokasikan kepada PT Anugrah Argon Medica (PT AAM). Kemudian sekitar 10 persen dana IPO akan disalurkan kepada PT Deca Metric Medica (PT DMM).

Sisanya akan disalurkan kepada PT Karsa Inti Tuju Askara (PT KITA) dalam bentuk setoran modal, yang akan digunakan untuk modal kerja untuk mendukung berbagai inisiatif, termasuk tetapi tidak terbatas pada kegiatan pemasaran dalam rangka menambah mitra apotek dan mengembangkan GoApotik.

Jadwal

Masa Penawaran Awal: 11-17 Maret 2025

Tanggal Efektif: 25 Maret 2025

Masa Penawaran Umum: 27 Maret 2025- 11 April 2025

Tanggal Penjatahan: 11 April 2025

Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik: 14 April 2025

Pencatatan pada PT Bursa Efek Indonesia: 15 April 2025

Kinerja Keuangan

Kinerja Keuangan

Pada aksi IPO ini, perseroan menggunakan data keuangan perseroan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Pada periode tersebut, penjualan Medela Potentia meningkat sebesar 11,2% menjadi Rp 10,79 triliun dari sebelumnya Rp 9,7 triliun untuk periode yang sama pada tahun 2023.

Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 9,77 triliun dibanding September 2023 yang tercatat sebesar Rp 8,79 triliun. Sehingga perseroan membukukan laba kotor Rp 1,02 triliun.

Beban penjualan hingga September 2024 tercatat sebesar Rp 568,16 miliar, beban umum dan administrasi Ro 153,12 miliar, beban operasi lain Rp 395 juta, dan penghasilan operasi lain Rp 65,15 miliar. Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan pendapatan bunga sebesar Rp 5,39 miliar, dan biaya keuangan Rp 10,58 miliar.

Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 254,17 miliar. Laba itu naik 15,66 persen dibandingkan laba September 2023 yang tercatat sebesar Rp 219,75 miliar. Sehingga laba per saham dasar naik menjadi Rp 25,70 per saham dari sebelumnya Rp 24,42 per saham.

Aset perseroan sampai dengan 30 September 2024 naik menjadi Rp 5,69 triliun dari Rp 4,7 triliun yang dicatatkan pada September 2023. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 5,24 triliun dan aset tidak lancar Rp 453,99 miliar. Liabilitas sampai dengan 30 September 2024 naik menjadi Rp 3,58 triliun dari liabilitas per September 2023 yang tercatat sebesar Rp 2,75 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 3,45 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 128,67 miliar.

OJK: Kondisi Pasar Tidak Hambat Minat IPO, 20 Emiten Antre di Pipeline

OJK: Kondisi Pasar Tidak Hambat Minat IPO, 20 Emiten Antre di Pipeline

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan kondisi pasar yang melemah dan isu perang dagang Amerika tidak menghambat minat calon emiten untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2025.

Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai penundaan atau pembatalan rencana penawaran saham perdana (IPO).

"Kami belum melihat adanya penundaan atau pembatalan dari calon emiten yang akan IPO. Saat ini, terdapat sekitar 20 calon emiten dalam pipeline kami dari berbagai sektor, seperti manufaktur, food and beverage, transportasi, serta beberapa yang bergerak di bidang jasa lainnya," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi dalam konferensi pers Hasil RDKB OJK, Selasa (4/3/2025).

Namun, OJK belum dapat mengungkapkan lebih rinci daftar calon emiten tersebut. "Informasi lebih lanjut baru bisa kami bagikan setelah mendapatkan izin publikasi untuk melakukan book building," tambahnya.

Fokus OJK pada Kualitas Perusahaan Tercatat

Selain mendorong pertumbuhan jumlah IPO, OJK juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas perusahaan yang tercatat di bursa. Inarno menegaskan bahwa pendekatan komprehensif diperlukan untuk memastikan kredibilitas calon emiten.

OJK akan mendorong bursa, penjamin emisi efek, serta profesi penunjang untuk memastikan kredibilitas calon emiten melalui proses due diligence yang lebih baik.

Perkuat Pengawasan

Perkuat Pengawasan

OJK juga telah berdiskusi dengan berbagai pihak, termasuk Self-Regulatory Organization (SRO), guna memperkuat pengawasan terhadap calon emiten dan investor.

"Kami memperhatikan kredibilitas calon investor, terutama yang memperoleh penjatahan pasti. Selain itu, kami tengah mengkaji peningkatan free float minimum agar lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas," ungkap Inarno.

Untuk meningkatkan transparansi penggunaan dana hasil IPO, OJK tengah mengkaji perbaikan regulasi yang mengatur penggunaan dana dalam prospektus. Selain itu, mekanisme lock-up saham bagi pemegang saham yang terkena kewajiban juga menjadi perhatian regulator.

"Dalam waktu dekat, kami akan menyusun regulasi terkait pengendalian internal dan perilaku perusahaan efek yang berperan sebagai penjamin emisi serta perantara pedagang efek," ujar dia.

<p>Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)</p>
Sumber : Liputan6.com