Bertahun-tahun Jalani Puasa, Sudah Tahu Arti Ramadhan? UAH Ungkap Makna Sebenarnya

03 March 2025, 22:30 WIB
Bertahun-tahun Jalani Puasa, Sudah Tahu Arti Ramadhan? UAH Ungkap Makna Sebenarnya

Ramadhan selalu datang setiap tahun dan disambut dengan penuh suka cita oleh umat Islam di seluruh dunia. Namun, sudahkah benar-benar memahami arti Ramadhan itu sendiri? Jangan-jangan selama ini hanya menjalankan puasa tanpa mengetahui makna sesungguhnya.

Pendakwah muda Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam sebuah kajian menyampaikan pentingnya memahami arti Ramadhan agar tidak hanya sekadar menahan lapar dan dahaga. Ia mengajak untuk menggali lebih dalam makna Ramadan yang tertuang dalam Al-Qur'an dan hadis.

Dalam sebuah video yang dikutip dari kanal YouTube @IndahAyuMustika, Ustadz Adi Hidayat menyoroti bahwa kata "Ramadan" bukan sekadar merujuk pada ibadah puasa, tetapi memiliki makna yang lebih mendalam. Kata ini berasal dari bahasa Arab, yaitu "ramad" yang berarti panas yang terik membakar.

Para ulama bahasa menjelaskan bahwa Ramadhan dinamakan demikian karena di bulan ini, Allah menghapus dosa-dosa hamba-Nya. Seperti panas yang membakar hingga hangus tak bersisa, begitu pula dengan dosa-dosa yang dilakukan sebelum Ramadan.

Orang Arab, ketika merasakan teriknya matahari yang membakar kulit, mereka akan berkata, (Ramidat al-hijaratu min shiddatil harri), yang artinya "Batu-batu ini terasa panas terbakar karena teriknya matahari."

Jika panas matahari saja bisa membakar benda mati, maka Ramadan diibaratkan sebagai bulan yang membakar dosa-dosa manusia. Inilah keistimewaan Ramadan yang perlu dipahami lebih dalam.

Keutamaan Ramadhan

Keutamaan Ramadhan

Ia kemudian merujuk pada firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 185 yang menyebutkan bahwa Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-Qur'an. Ayat ini menjadi bukti bahwa Ramadan memiliki keutamaan yang besar bagi umat Islam.

Syahru ramadlanalladzi unzila fihil-qur'anu hudal lin-nasi wa bayyinatin minal-huda wal-furqan.

"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (QS. Al-Baqarah: 185)

Dengan memahami makna Ramadan, umat Islam tidak hanya menjadikannya sebagai bulan puasa, tetapi juga bulan untuk memperbaiki diri dan memperbanyak ibadah. Setiap amal kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya.

Menurut Ustadz Adi Hidayat, generasi terdahulu memahami Ramadan bukan sekadar sebagai bulan menahan lapar, melainkan kesempatan untuk mendapatkan ampunan dari Allah. Itulah sebabnya mereka sangat bersungguh-sungguh dalam beribadah.

Ia juga mengingatkan bahwa ampunan Allah di bulan Ramadan tidak hanya untuk dosa-dosa kecil, tetapi juga dosa besar yang dilakukan selama seseorang mau bertaubat dengan sungguh-sungguh.

Orang-orang yang memahami hakikat Ramadan akan lebih fokus pada amalan ibadah seperti sholat malam, tilawah Al-Qur'an, sedekah, dan amal kebaikan lainnya. Ramadan menjadi momentum untuk lebih dekat kepada Allah.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah menyebutkan:

Man shoma ramadlana imanan wahtisaban ghufira lahu ma taqaddama min dzanbih.

"Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari & Muslim)

Makna Dibalik Ramadhan, Ada Ampunan

Makna Dibalik Ramadhan, Ada Ampunan

Karena itu, Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa menjalani Ramadan bukan hanya tentang menggugurkan kewajiban puasa, tetapi juga kesempatan untuk meraih ampunan Allah dan meningkatkan ketakwaan.

Ia mengingatkan agar tidak menyia-nyiakan kesempatan besar ini. Ramadan adalah bulan penuh rahmat dan maghfirah, di mana pintu surga dibuka selebar-lebarnya dan pintu neraka ditutup rapat.

Jika seseorang hanya menjalankan puasa sebagai rutinitas tahunan tanpa memahami esensinya, maka bisa jadi ia tidak mendapatkan apa-apa selain rasa lapar dan haus. Inilah yang harus dihindari.

Ramadan bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk perbuatan yang bisa mengurangi pahala puasa, seperti ghibah, dusta, dan amarah yang berlebihan.

Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan bahwa Ramadan harus dijadikan sebagai titik perubahan dalam kehidupan. Setelah Ramadan berlalu, semangat ibadah harus tetap terjaga, bukan kembali kepada kebiasaan buruk.

Ia menekankan bahwa orang yang benar-benar memahami Ramadan akan menjadikannya sebagai bulan introspeksi diri, meningkatkan kualitas ibadah, dan mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh kesungguhan.

Ramadan bukan sekadar ritual tahunan, melainkan momentum spiritual yang bisa mengubah hidup seseorang menjadi lebih baik. Oleh karena itu, sudah sepatutnya umat Islam memahami hakikat Ramadan dan menjalankannya dengan penuh kesadaran.

Dengan memahami Ramadan sebagai bulan penghapusan dosa, seseorang akan semakin bersungguh-sungguh dalam beribadah. Hal ini sejalan dengan tujuan utama Ramadan, yaitu menjadikan umat Islam lebih bertakwa kepada Allah.

Ustadz Adi Hidayat mengajak umat Islam untuk menyambut Ramadan dengan hati yang bersih, penuh keikhlasan, dan tekad yang kuat untuk mendapatkan ridha Allah. Dengan begitu, Ramadan tidak akan berlalu sia-sia.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Simak Video Pilihan Ini:

Sumber : Liputan6.com