6 Ragam Tradisi Unik Masyarakat Indonesia Menyambut Ramadhan
25 February 2025, 20:30 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5136140/original/008553400_1739846596-20250218-Tradisi_Nyadran-AFP_5.jpg)
Bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat dinantikan oleh umat Islam di seluruh penjuru negeri. Bukan hanya sekadar bulan ibadah, khususnya bagi masyarakat Indonesia, Ramadhan merupakan momen yang penuh dengan tradisi dan aneka ragam budaya lokal.
Setiap daerah memiliki cara yang unik dan menarik dalam menyambut datangnya bulan suci ini, melalui tradisi yang telah diwariskan turun-temurun dan semakin memperkaya keragaman budaya di Tanah Air.
Indonesia dengan keberagaman suku, agama, dan budaya, selalu menyuguhkan pesona yang luar biasa ketika Ramadan tiba. Masing-masing daerah memiliki ciri khasnya tersendiri.
Namun semuanya memiliki satu tujuan yang sama, yaitu mempersiapkan diri untuk menjalani ibadah puasa dengan hati yang bersih, penuh keikhlasan dan tentunya memupuk semangat kebersamaan.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut adalah ragam tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk menyambut bulan suci Ramadhan.
Advertisement
1.Malamang, Sumatera Barat
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4351481/original/051278500_1678291380-images-6-5ec29700d541df1a407072b2.jpeg)
Malamang merupakan salah satu tradisi turun-temurun masyarakat Sumatera Barat yang dilakukan oleh kaum ibu-ibu dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan. Sesuai namanya, Malamang memiliki arti memasak lamang, yakni sajian yang terbuat dari beras ketan putih dan santan yang dikukus di dalam batang bambu muda.
Tradisi yang telah dilakukan sejak ratusan tahun silam berawal ketika Syekh Burhanuddin, pembawa ajaran Islam di Minangkabau, tengah bersilaturahmi ke rumah penduduk dan menyarankan masyarakat untuk menyajikan lamang ketika membagikan makanan kepada satu sama lain agar menghindari makanan haram.
2.Meugang, Aceh
Tradisi menyambut Ramadan di Aceh juga sangat menarik, yakni tradisi Meugang atau Haghi Mamagang. Sebuah tradisi menyambut Ramadan yang sudah dilakukan sejak zaman Kerajaan Aceh Darussalam, atau sudah berlangsung sejak abad ke-14.
Tradisi Meugang diisi dengan kegiatan memasak daging sapi, kambing, atau kerbau sehari sebelum bulan Ramadan. Olahan daging tersebut disantap bersama dengan seluruh anggota keluarga, kerabat, atau yatim piatu. Selain dilakukan saat menyambut Ramadan, tradisi Meugang juga dilaksanakan saat menyambut Idul Adha dan Idul Fitri.
Advertisement
3. Nyadran, Jawa Tengah
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5136136/original/036547100_1739846593-20250218-Tradisi_Nyadran-AFP_1.jpg)
Nyadran merupakan tradisi yang penting bagi masyarakat Jawa Tengah. Pasalnya, tradisi ini dijadikan momentum untuk menghormati leluhur dan ungkapan rasa syukur pada Sang Pencipta.
Tradisi yang dilakukan dengan serangkaian kegiatan, dari mulai membersihkan makam keluarga, membawa sadranan atau makanan hasil bumi, lalu makan bersama (kenduri) ini diadakan satu bulan sebelum dimulainya puasa. Nyadran kerap kali dilaksanakan oleh masyarakat Jawa Tengah yang berada di daerah Magelang, Temanggung, dan Kendal.
4. Cucurak, Jawa Barat
Selanjutnya ada tradisi Cucurak atau dalam bahasa Sunda diartikan sebagai bersenang-senang dan berkumpul bersama keluarga besar dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Selain berkumpul, tradisi Cucurak biasanya diisi dengan makan bersama beralas daun pisang sambil duduk lesehan. Menu yang disajikan mulai dari nasi liwet, tempe, ikan asin, serta sambal dan lalapan.
Menurut kepercayaan masyarakat Sunda, tradisi Cucurak tidak hanya sebagai kegiatan kumpul-kumpul dan makan bersama saja. Tapi menjadi momen silaturahmi dan ajakan untuk saling bersyukur atas segala rezeki yang diberikan oleh Tuhan.
5. Padusan, Yogyakarta
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4364708/original/029931900_1679286720-1566803455_Ritual_Padusan_Umbul_Pengging_thumb.jpeg)
Masyarakat Yogyakarta turut memiliki tradisi dalam menyambut Ramadan yang masih dilakukan hingga sekarang. Namanya adalah Padusan, atau dalam bahasa Jawa diartikan dengan padus (mandi).
Padusan dilakukan sebagai bentuk penyucian diri, sekaligus membersihkan jiwa dan raga dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadan. Jika ditelaah lebih dalam, Padusan juga bisa diartikan sebagai momen untuk merenung dan intropeksi diri atas kesalahan yang pernah diperbuat. Sehingga, umat Islam bisa menjalankan ibadah dalam kondisi suci lahir dan batin.
6.Megibung, Bali
Umat Muslim yang berada di Kabupaten Karangasem, Bali juga memiliki tradisi menyambut Ramadhan yang dinamakan dengan Megibung. Tradisi Megibung dilakukan dengan kegiatan memasak dan makan bersama sambil duduk melingkar.
Menariknya, tradisi Megibung memiliki tata penataan makanan yang unik. Nasi akan diletakkan di wadah yang disebut dengan gibungan. Sedangkan, lauknya disajikan di sebuah alas karangan. Menurut kepercayaan, tradisi Megibung merupakan bentuk mempererat persaudaraan dan kebersamaan.