Mengenal Ngikis, Tradisi Jelang Ramadan ala Warga Ciamis

26 February 2025, 00:00 WIB
Mengenal Ngikis, Tradisi Jelang Ramadan ala Warga Ciamis

Ngikis merupakan salah satu tradisi menyambut Ramadan yang dilaksanakan masyarakat Kabupaten Ciamis. Tradisi yang bertujuan menyucikan hati dan jiwa jelang Ramadan ini dilakukan melalui beberapa tahapan.

Mengutip dari Visit Ciamis, kata ngikis secara harfiah berarti memagar. Tradisi ini bersifat fisik, yakni mengganti pagar makam leluhur dengan pagar yang baru.

Tahun ini, tradisi ngikis dilaksanakan di tiga tempat. Pada 20 Februari 2025, tradisi ngikis dilaksanakan di Situs Gunung Padang, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Pada 24 Februari 2025, warga di Karangkamulyan melaksanakan tradisi ngikis. Tradisi ini digelar di Situs Bojong Galuh Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Selanjutnya pada 26 Februari 2025, tradisi ngikis dilaksanakan di Situs Singaperbangsa III, Kecamatan Cisaga, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Tradisi ini sekaligus menjadi rangkaian upacara tradisi mapag Ramadan 2025 yang diselenggarakan di Ciamis.

Secara filosofis, ngikis berarti memagari diri dari sifat-sifat negatif. Dalam pelaksanaannya, tradisi ngikis diikuti oleh warga dari berbagai daerah.

Para warga akan datang dengan membawa bambu untuk memagari singgasana raja. Namun, ada juga bambu yang diambil dari tanaman bambu yang tumbuh di sebagian besar kawasan situs.

Tahapan ngikis dimulai dengan penyambutan tamu kehormatan yang dilakukan oleh tokoh adat pemimpin upacara.

Beberapa tamu kehormatan dalam tradisi ini adalah tokoh kabuyutan, tokoh agama, tokoh budaya, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dari dalam dan luar Kabupaten Ciamis, pemerintah daerah, hingga civitas akademika. Berbagai elemen masyarakat juga hadir untuk mengikuti pelaksanaan tradisi ngikis.

Para tokoh akan diantar untuk menyaksikan kegiatan bubuka yang dilakukan di pelataran situs. Selanjutnya, masuk ke acara inti berupa mengulas kembali napak tilas para sesepuh melalui pembacaan sejarah singkat.

Adapun tradisi ngikis di Karangkamulyan juga diisi dengan kegiatan tabur bunga di atas Batu Pancalikan (batu yang akan dipagar). Setiap orang melakukan tabur bunga dengan diawali doa untuk meminta rahmat dan keberkahan dari Allah SWT. Selanjutnya, para warga yang berkumpul akan makan bersama di bawah pohon rindang yang ada di kompleks situs tersebut.

Pelaksanaan ngikis di beberapa situs leluhur di Kabupaten Ciamis dilaksanakan dengan tahapan yang kurang lebih sama. Tradisi ngikis di Situs Singaperbangsa III terdapat prosesi pemasangan kain putih pada beberapa nisan makam.

Tradisi tersebut diakhiri dengan penyiraman air pada makam Dalem Singaperbangsa III. Adapun sumber air yang digunakan berasal dari beberapa mata air di Kabupaten Ciamis, salah satunya Cikawali.

Hingga kini, masyarakat di Kabupaten Ciamis masih terus melestarikan tradisi ngikis. Kehadiran tradisi ini menjadi bukti bahwa budaya dan agama dapat berjalan selaras dalam kehidupan bermasyarakat.

Penulis: Resla

Sumber : Liputan6.com