Dari Bank Mandiri hingga Telkom, Ini 7 Perusahaan Awal BUMN yang Bakal Dikelola Danantara

24 February 2025, 15:14 WIB
Dari Bank Mandiri hingga Telkom, Ini 7 Perusahaan Awal BUMN yang Bakal Dikelola Danantara

Pada 24 Februari 2025, pemerintah Indonesia meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Lembaga ini diharapkan dapat mengelola seluruh aset BUMN, dimulai dengan tujuh perusahaan besar yang menjadi fokus awal. Tujuh BUMN yang akan dikelola adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI), PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID.

Total aset dari tujuh BUMN ini diperkirakan mencapai Rp9.000 triliun. Namun, Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Danantara akan mengelola aset hingga lebih dari US$ 900 miliar atau sekitar Rp14.715 triliun. Ini mencakup semua aset dari BUMN dan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA). Proses pengalihan aset seluruh BUMN ke Danantara ditargetkan selesai sebelum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Maret 2025.

Danantara bertujuan untuk menciptakan global champion dan meningkatkan nilai aset BUMN di tingkat global. Modal awal Danantara minimal Rp 1.000 triliun, yang berasal dari konsolidasi modal BUMN tahun buku 2023 dan sumber lainnya, termasuk penyertaan modal negara.

Profil Tujuh BUMN Awal yang Dikelola Danantara

Profil Tujuh BUMN Awal yang Dikelola Danantara

1. Bank Mandiri

Bank Mandiri adalah salah satu bank terbesar di Indonesia yang berdiri pada 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan pemerintah. Pada Juli 1999, empat bank milik negara---Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia, dan Bank Pembangunan Indonesia---dilebur menjadi satu entitas, yakni Bank Mandiri. Dengan pengalaman lebih dari 140 tahun dalam dunia perbankan, Bank Mandiri terus berkembang melalui berbagai transformasi, termasuk implementasi sistem perbankan terpadu dan strategi ekspansi bisnis. Bank ini memiliki visi menjadi bank terbaik di ASEAN dengan fokus pada layanan wholesale, digital banking, dan segmen ritel.

2. Bank BRI

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik negara (BUMN) terbesar di Indonesia yang didirikan pada tahun 1895. Bank ini dikenal sebagai pelopor dalam layanan perbankan mikro dan memiliki fokus utama dalam mendukung sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dengan jaringan cabang yang luas, termasuk unit layanan di daerah terpencil, BRI menjadi bank dengan cakupan terluas di Indonesia. Selain layanan perbankan konvensional, BRI juga terus mengembangkan inovasi digital melalui platform perbankan modern seperti BRImo dan BRI API. Berkantor pusat di Jakarta, BRI terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Bank Indonesia (BI).

3. PT PLN

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertanggung jawab atas penyediaan listrik di Indonesia. Didirikan pada 27 Oktober 1945 oleh Presiden Soekarno sebagai Jawatan Listrik dan Gas, PLN telah berkembang melalui berbagai fase transformasi untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. Visi perusahaan adalah menjadi Perusahaan Global Top 500 dan pilihan utama pelanggan untuk solusi energi, dengan misi menyediakan layanan kelistrikan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, peningkatan kualitas hidup masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Moto PLN, "Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik," mencerminkan komitmennya dalam menyediakan listrik yang andal dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia.

4. Pertamina

Pertamina adalah perusahaan milik negara (BUMN) terbesar di Indonesia yang bergerak di sektor hulu dan hilir industri minyak dan gas. Didirikan pada 10 Desember 1957 dengan nama Permina, perusahaan ini kemudian bergabung dengan Pertamin pada 1968 dan menjadi Pertamina. Dalam sektor hulu, Pertamina melakukan eksplorasi serta produksi minyak, gas, dan energi panas bumi, sementara sektor hilir mencakup pengolahan, pemasaran, perdagangan, dan distribusi energi.

Sebagai produsen minyak mentah terbesar kedua di Indonesia setelah Chevron Pacific Indonesia, Pertamina mengoperasikan enam kilang minyak dengan kapasitas produksi sekitar satu juta barel per hari. Perusahaan ini juga memiliki berbagai anak usaha, termasuk Pertamina EP, Pertamina Gas, dan Pertamina Geothermal Energy, yang memperluas cakupan bisnisnya ke sektor energi terbarukan. Meskipun menghadapi tantangan dalam optimalisasi cadangan minyaknya, Pertamina terus memperluas ekspansi global dengan akuisisi blok minyak di Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Afrika, serta meningkatkan investasi dalam eksplorasi dan teknologi energi. Sebagai perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia, saham Pertamina tidak diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

5. BNI

Bank Negara Indonesia (BNI) adalah salah satu bank milik negara (BUMN) terbesar di Indonesia yang telah beroperasi sejak berdirinya pada tahun 1946. Sebagai bank komersial pertama yang dimiliki oleh pemerintah setelah kemerdekaan, BNI memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Bank ini terus berkembang menjadi perusahaan publik dengan visi menjadi lembaga keuangan terunggul dalam layanan dan kinerja yang berkelanjutan. Berkantor pusat di Grha BNI, Jakarta, BNI berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI), serta menjadi peserta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Selain menyediakan layanan perbankan konvensional, BNI juga memiliki jaringan global yang memperkuat posisinya dalam sektor perbankan internasional.

6. Telkom Indonesia

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang layanan teknologi informasi dan komunikasi serta telekomunikasi digital di Indonesia. Mayoritas saham Telkom dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia sebesar 52,09%, sementara sisanya sebesar 47,91% dimiliki oleh publik. Telkom memiliki 12 anak perusahaan yang beroperasi di berbagai sektor, memberikan dampak positif bagi investor dan masyarakat Indonesia. Didirikan pada 6 Juli 1965 sebagai PN Telekomunikasi, Telkom telah bertransformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital terdepan. Visi Telkom adalah menjadi perusahaan telekomunikasi digital pilihan utama untuk memajukan masyarakat, dengan misi mempercepat pembangunan infrastruktur dan platform digital cerdas yang berkelanjutan, ekonomis, dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat. Nilai-nilai perusahaan meliputi Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

7. MIND ID

Mining Industry Indonesia (MIND ID) adalah BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia yang menaungi beberapa perusahaan tambang besar, yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), dan PT Timah Tbk. Sebagai entitas yang berfokus pada eksplorasi, pengelolaan, dan pemasaran sumber daya mineral serta batu bara Indonesia, MIND ID berperan dalam meningkatkan nilai tambah industri tambang demi kemajuan ekonomi nasional. Perusahaan ini juga berkomitmen terhadap inovasi dan keberlanjutan, dengan menerapkan budaya kerja berbasis nilai AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) untuk menciptakan organisasi yang unggul dan terus berkembang. Berkantor pusat di Jakarta, MIND ID hadir tidak hanya untuk memanfaatkan kekayaan sumber daya alam Indonesia tetapi juga untuk berkontribusi terhadap kemajuan peradaban dunia dan masa depan yang lebih baik.

Peran dan Fungsi Danantara dalam Ekonomi Indonesia

Danantara akan mengonsolidasikan aset dan investasi dari berbagai BUMN, termasuk perusahaan besar seperti Bank Mandiri, Pertamina, dan PLN, untuk membiayai proyek-proyek nasional. Berbeda dengan investasi tradisional, Danantara bertujuan untuk menarik investor global dengan menawarkan portofolio yang beragam dan berbagi risiko. Pendekatan ini akan membantu Indonesia menghasilkan pertumbuhan ekonomi tanpa hanya bergantung pada APBN.

Keberhasilan Danantara sangat bergantung pada transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaannya. Para ekonom percaya bahwa Danantara dapat berperan penting dalam mendorong ekonomi Indonesia dengan menarik investasi asing, yang pada gilirannya akan mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan. Dengan mendanai proyek jangka panjang, Danantara juga dapat mengurangi tekanan fiskal Indonesia dan menghasilkan pendapatan untuk program-program nasional yang penting.

Potensi dan Tantangan Danantara

Danantara bisa difungsikan sebagai mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pasalnya, egara tidak lagi hanya bisa bertumpu kepada APBN untuk menumbuhkan ekonomi sampai 7%. Target tersebut bisa dibantu jika foreign direct investment lebih banyak masuk lewat proyek-proyek yang diinisiasi Danantara. Investor global akan tertarik dengan proyek-proyek Danantara karena badan ini juga akan berinvestasi sehingga ada pembagian risiko.

Danantara diharapkan dapat menjadi pintu masuk bagi investor untuk terlibat dalam proyek-proyek berkelanjutan dan inovatif. Selain memperkuat stabilitas fiskal dan mengurangi ketergantungan APBN, pendapatan negara dari Danantara dapat dialokasikan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan sektor publik lainnya.

Pengelolaan dan Pengawasan Danantara

Danantara memiliki peran ganda sebagai super holding BUMN dan kendaraan investasi pemerintah. Kedua peran ini saling berkaitan untuk mengoptimalkan pengelolaan aset negara dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Sebagai super holding BUMN, Danantara akan mengelola dan mengkoordinasikan berbagai BUMN, termasuk bank-bank besar seperti Bank Mandiri, BRI, dan BNI. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci keberhasilan Danantara dalam menjalankan fungsinya.

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Danantara akan menginvestasikan sumber daya alam dan aset negara ke dalam proyek-proyek yang berkelanjutan dan berdampak tinggi di berbagai sektor, seperti energi terbarukan, manufaktur canggih, dan produksi pangan. Dengan pengelolaan aset yang besar, Danantara menunjukkan ambisi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat dan berkelanjutan.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Danantara

Apa tujuan utama dari Danantara?

Danantara bertujuan untuk mengelola aset BUMN dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan menarik investasi global.

Berapa total aset yang akan dikelola Danantara?

Total aset yang akan dikelola Danantara diperkirakan mencapai lebih dari US$ 900 miliar atau sekitar Rp14.715 triliun.

Siapa yang mengawasi Danantara?

Menteri BUMN Erick Thohir menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Danantara.

Bagaimana Danantara akan membantu proyek-proyek nasional?

Danantara akan mengkonsolidasikan dan mendanai proyek-proyek nasional dengan menarik investasi dari berbagai sumber, termasuk investor asing.

Sumber : Liputan6.com