Tingkatkan Inklusi Keuangan Syariah, OJK Gelar Kampanye selama Ramadan

23 February 2025, 18:15 WIB
Tingkatkan Inklusi Keuangan Syariah, OJK Gelar Kampanye selama Ramadan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar kampanye nasional keuangan syariah selama bulan Ramadan melalui program Gebyar Ramadan Keuangan Syariah (GERAK Syariah), yang berlangsung di AEON Mall BSD City, Tangerang, pada Minggu (23/2/2025).

Kampanye ini bertujuan untuk mengoptimalkan momentum bulan Ramadan 1446 H serta meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah secara masif dan merata.

Dalam sambutannya, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengajak semua pihak untuk memanfaatkan momentum menjelang bulan Ramadan guna meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia.

Menurutnya, bulan Ramadan merupakan waktu yang tepat untuk membuka ruang bagi kegiatan positif yang memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya dalam bidang keuangan syariah.

"Insya Allah, sebentar lagi kita semua akan memasuki bulan Ramadan tahun ini. Ini bulan yang kita nanti-nantikan, dan tentu saja ini merupakan awal yang baik untuk mengisi Ramadan dengan kegiatan yang positif, bermanfaat, serta meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia," kata Friderica.

Survei BPS dan OJK

Perempuan yang akrab disapa Kiki ini juga menyampaikan hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan yang baru saja dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bersama OJK.

Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa meskipun masyarakat cukup familiar dengan perbankan konvensional, ketika ditanya tentang perbankan syariah, banyak yang tidak tahu atau merasa bingung.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di daerah terpencil, tetapi juga di wilayah perkotaan seperti Jakarta Timur, di mana banyak responden mengalami kesulitan dalam memahami produk dan layanan keuangan syariah.

"Beberapa hari yang lalu kami melakukan survei di DKI Jakarta, tepatnya di Jakarta Timur. Hasilnya, ketika ditanya tentang keuangan syariah, banyak yang menggeleng, tidak mengerti," ujarnya.

Pentingnya Memperkuat Branding Keuangan Syariah

Pentingnya Memperkuat Branding Keuangan Syariah

Kiki menekankan pentingnya peran OJK dan seluruh pemangku kepentingan dalam meningkatkan pemahaman dan literasi masyarakat tentang keuangan syariah.

"Tugas OJK dan seluruh stakeholder yang hadir dalam kegiatan ini adalah mengedukasi masyarakat tentang keuangan syariah. Kita harus memperkuat branding perbankan syariah agar lebih dikenal oleh masyarakat luas," ujar Kiki.

Salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah memperkuat strategi branding dan pengenalan terhadap perbankan syariah, sehingga semakin banyak masyarakat yang memahami dan memanfaatkan produk keuangan syariah.

Menurutnya, inklusi keuangan syariah juga perlu didorong agar masyarakat yang sudah tertarik dapat dengan mudah mengakses layanan tersebut.

Dalam survei terbaru, meskipun Kiki tidak dapat mengungkapkan hasilnya secara rinci, ia optimis bahwa literasi keuangan syariah menunjukkan perkembangan positif berkat kerja sama berbagai pihak, termasuk pelaku industri dan masyarakat.

Tahun lalu, sekitar seribu kegiatan literasi keuangan diikuti oleh lebih dari tiga juta orang, dengan sekitar dua juta di antaranya berfokus pada literasi dan satu juta sisanya pada inklusi.

"Rasanya ini harus terus kita tingkatkan. Tahun lalu ada seribu kegiatan yang diikuti oleh tiga juta orang. Dua juta untuk literasi, satu juta untuk inklusi," ujarnya.

Tantangan dalam Meningkatkan Inklusi Keuangan Syariah

Tantangan dalam Meningkatkan Inklusi Keuangan Syariah

Namun, tantangan terbesar tetap pada inklusi keuangan syariah. Kiki menceritakan pengalamannya di suatu daerah di Jawa, di mana masyarakat sangat ingin membuka rekening syariah tetapi mengalami kesulitan karena tidak adanya cabang bank syariah di daerah tersebut.

"Saya pernah mengunjungi sebuah daerah di Jawa. Warga di sana sangat ingin membuka rekening syariah, tetapi kesulitan karena tidak ada cabang bank syariah di wilayah mereka," ujarnya.

Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat hambatan infrastruktur yang perlu diatasi, dan pelaku industri keuangan syariah perlu mengambil langkah proaktif untuk menghadirkan layanan di daerah-daerah yang membutuhkan.

Kiki pun mengajak semua pihak untuk terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah agar potensi besar industri keuangan syariah di Indonesia dapat terealisasi secara maksimal.

Menjelang bulan Ramadan, diharapkan kegiatan edukasi ini dapat semakin meningkatkan pemahaman dan akses masyarakat terhadap sistem keuangan syariah yang aman dan bermanfaat bagi kehidupan mereka.

Sumber : Liputan6.com