Strategi Prabowo Hadapi Perang Dagang Trump
20 February 2025, 20:10 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5138284/original/043724700_1740023633-WhatsApp_Image_2025-02-20_at_10.53.08_4ba40416.jpg)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap strategi Presiden Prabowo Subianto untuk menghadapi kebijakan perang dagang Presiden Donald Trump.
Airlangga menyebut, Presiden Prabowo meminta untuk memperkuat transaksi dagang dengan negara mitra selain AS yang tergabung dalam perjanjian kerja sama dagang Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia (CEPA). Dia mencatat, penetrasi pasar ekspor mencapai 83 persen dengan negara mitra selain AS.
"Nah tentu dengan perdagangan ini dengan adanya kebijakan Trump 2.0, kita harus melihat perdagangan ke seluruh dunia itu world trade itu di luar Amerika hampir 83 persen. Jadi kita harus menjalin kerjasama dengan 83 persen dunia. Oleh karena itu arahan bapak Presiden kemarin seperti dalam pidato beliau itu kita harus memaksimalkan CEPA," kata Airlangga dalam acara Trade Expo Indonesia 2025 di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (20/2).
Terbaru, lanjut Airlangga, pemerintah juga telah menyepakati perjanjian dagang dengan Kanada. Saat ini, Indonesia tengah serius untuk dalam keanggotaan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) hingga BRICS untuk memperluas pasar dagang Indonesia.
"Nah kita juga berharap dengan aksesi Indonesia kepada CPTPP (Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik) itu juga akan membuka pasar termasuk Inggris, Kanada, dan Amerika Latin," imbuhnya.
Dari sisi internal, pemerintah akan melanjutkan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah terhadap perekonomian Indonesia. Selain itu, pemerintah juga fokus terhadap penguatan industri manufaktur hingga tekstil.
"Hilirisasi juga menunjukkan bahwa produk kita sangat kompetitif mineral based, namun dari sektor manufaktur juga kita harus dorong. Terutama di sektor tekstil, produk tekstil, makanan minuman, furniture, barang-barang kulit, dan juga berbagai produk aneka lainnya berbasis plastik, juga berbasis kertas, dan yang lain," tandasnya.
Advertisement
Trump Kenakan Tarif Impor Baru untuk China, Kanada, dan Meksiko
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5134281/original/053479100_1739595734-Untitled.jpg)
Sebelumnya, Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa ia akan memberlakukan tarif impor 25 persen pada barang-barang dari Kanada dan Meksiko serta 10 persen pada barang-barang dari China pada Jumat (31/1).
Tarif yang akan mulai berlaku pada Sabtu (1/2), dapat menyebabkan kenaikan harga dengan cepat bagi konsumen Amerika Serikat (AS), meskipun Trump berjanji akan berusaha meredam dampaknya terhadap impor minyak.
Kebijakan tarif membawa risiko politik dan ekonomi bagi Trump, yang baru dua minggu menjabat di masa jabatan keduanya. Banyak pemilih mendukung sang Republikan dengan janji dia dapat meredakan inflasi, namun tarif dapat memicu kenaikan harga dan berpotensi mengganggu sektor energi, otomotif, kayu olahan, dan pertanian.
Kebijakan tarif Trump dikritik karena menandai perang dagang dengan negara tetangga AS, Kanada dan Meksiko.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
China Lobi WTO soal Tarif Impor Baru AS
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3284/original/wto-131124b.jpg)
China dikabarkan berupaya menjalani negosiasi di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait turbulensi perdagangan yang terjadi akibat tarif dagang yang diberlakukan Amerika Serikat.
Mengutip US News, Rabu (19/2/2025) China dilaporkan mendorong pengawas perdagangan global untuk menanggapi pengenaan tarif impor yang dikenakan AS.
Sebagai informadi Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan tarif 10% yang menyeluruh pada semua impor dari China. Langkah tersebut mendorong Beijing untuk menanggapi dengan tarif pembalasan dan mengajukan sengketa WTO terhadap Washington.
Diskusi WTO, yang akan berlangsung pada Selasa malam atau Rabu dini hari, akan menjadi sesi pertama menyusul ketegangan perdagangan AS-China yang meningkat.
Seorang pejabat China di WTO mengatakan bahwa pihaknya akan menyampaikan pernyataan resmi yang menyuarakan kekhawatiran tentang tindakan unilateral dan proteksionis pada perdagangan.
Namun, pejabat tersebut tidak menyebut nama negara yang dimaksud.
Direktur Jenderal Ngozi Okonjo-Iweala sejauh ini telah mendesak 166 anggota WTO untuk menahan diri dari tindakan balasan jika terjadi tarif dagang dari Amerika Serikat, guna menghindari perang dagang.
Xi Jinping Temu 4 Mata dengan Bos Alibaba hingga BYD
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4354175/original/031398600_1678452790-20230310-Kongres_China-AP_8.jpg)
Diwartakan sebelumnya, Presiden China Xi Jinping pada Senin (17/2) mengadakan pertemuan dengan sejumlah bos besar perusahaan swasta negara itu.
Mengutip Channel News Asia, nama-nama yang termasuk dalam pertemuan tersebut mencakup pendiri Alibaba Jack Ma, Pendiri Huawei Ren Zhengfei dan pemimpin BYD Wang Chuanfu, serta pendiri Deepseek Liang Wenfeng.
Dalam pertemuan itu, Xi Jinping mendorong para pemimpin swasta China untuk tetap percaya diri pada kekuatan model dan pasar negaranya.
Pertemuan tersebut juga diadakan menyusul pengumuman tarif dagang terbaru sebesar 25% terhadap China yang dikenakan Amerika Serikat.
"Ini adalah waktu yang tepat bagi mayoritas bisnis swasta dan pengusaha untuk menunjukkan bakat mereka," kata Xi Jinping dalam sambutan yang dikutip media pemerintah China.
Potret yang dirilis media pemerintah China menunjukkan Xi Jinping tampak berbicara kepada para eksekutif swasta yang berbaris di depannya.