Fandom K-pop Ikut Suarakan Urunan Donasi Demo Indonesia Gelap

20 February 2025, 12:00 WIB
Fandom K-pop Ikut Suarakan Urunan Donasi Demo Indonesia Gelap

Kata kunci "Indonesia Gelap" masih jadi trending topicdi X, dan memunculkan ragam inisiasi baru. Salah satunya, warganet, yang kemudian dirangkumkan akun X @barengwarga dalam sebuah utas, menggagas urunan donasi untuk demo mengkritisi kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang dijadwalkan pada Jumat, 21 Februari 2025.

Di antaranya, fandomK-pop di Indonesia ikut merapat dalam barisan. Ada NCTzen Humanity, yang diinisisiasi penggemar NCT di Indonesia, yang turun ke media sosial menyuarakan keikutsertaan mereka. "[Fundraising Open #IndonesiaGelap]," cuit akun X @nctzenhumanity, Rabu, 19 Februari 2025.

"NCTzen Humanity berkolaborasi dengan @barengwarga mengajak elemen masyarakat sipil untuk turut ikut membantu kawan-kawan kita yang akan menyuarakan keresahan atas permasalahan di Indonesia," imbuhnya, seraya menyertakan tautan donasi untuk diakses publik.

Menurut mereka, dana yang terkumpul akan disalurkan untuk kebutuhan kesehatan, support makanan dan minuman, serta bantuan hukum. "Donasi akan ditutup apabila dana sudah mencukupi," mereka menyambung sebelum menambahkan akses transparansi laporan donasi yang sudah digalang sebelumnya.

Tidak hanya itu, NCTzen Humanity juga menulis, "Kalau kamu punya usaha/jual makanan sekitar Jakarta yang bisa diantar ke area Monas (lokasi titik aksi), boleh drop jualan kamu di sini supaya bisa kita beli untuk #WargaBantuWarga. cc @barengwarga."

Tidak hanya penggemar NCT, penggemar Super Junior juga mengungkap inisiasi serupa. "Help RT CALLING ALL ELFs INA. Elpeu besok ada aksi besar-besaran #IndonesiaGelap, kita mau urunan ngga buat ngirim snack untuk yang aksi? Yang mau ikut donasi bisa DM aku ya, ditunggu sampai malam nanti. Thank u," cuit akun @FloNaad yang dirangkum @barengwarga.

Indonesia Gelap

Indonesia Gelap

Peringatan darurat "Indonesia Gelap" bergema di media sosial sebagai ungkapan kekecewaan atas kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang baru lewat 100 hari. Dalam perkembangan narasinya, template tuntutan ini tidak hanya disebarkan dalam Bahasa Indonesia, namun juga sejumlah bahasa asing.

"Habis terjemahin #IndonesiaGelap buat temen-temen Brasil gua. Kata gua, kalau lu udah di luar atau bisa bahasa asing lain, TERJEMAHIN terus SEBARIN sih. Jangan ngendep di Indonesia aja, biar komunitas internasional pada tau! Kita bisa lawan pakai bahasa!" cuit seorang pengguna X, Selasa, 18 Februari 2025.

"Silakan terjemahkan masing-masing, bahasa daerah, bahasa negara lain, apapun, sebarkan! Oh ya tambahan, press release kalau ada tolong sebarkan jangan hanya ke kontak jurnalis lokal, tapi ke jurnalis internasional yang kredibel. Kalau bisa terjemahkan lagi, khususnya buat negara-negara berpopulasi besar tapi bukan yang anglofon," imbuhnya.

Menanggapi seruan itu, sejumlah warganet langsung bergerak. Seruan "Indonesia Gelap" dalam sederet bahasa asing, mulai dari Bahasa Inggris, Italia, Prancis, Rusia, Mandarin, Tagalog, Vietnam, Korea, Jepang, Arab, Ceko, sampai Turki bermunculan. Beberapa bahasa daerah, termasuk Jawa, juga tidak absen.

Tuntutan Massa

Tuntutan Massa

Dalam Bahasa Indonesia, peringatan itu berbunyi, "PERINGATAN DARURAT. Anggaran pendidikan dipangkas. Kekerasan aparat tak kunjung diusut tuntas. Proyek Strategis Nasional merusak lingkungan dan merampas penghidupan Masyarakat Adat. Pelanggaran berat HAM disambut impunitas, hutang negara atas keadilan bagi korban tak kunjung lunas."

"Habis gelap, terbitlah perlawanan. #IndonesiaGelap Kita berhak mengawal kebijakan negara, dan bersuara agar setiap kebijakan yang berdampak ke hidup kita didasari keberpihakan pada kesejahteraan kita!"

Sementara itu, akun X @barengwarga menggarisbawahi "Rapor Merah Rezim Prabowo" dalam aksi mendatang. Beberapa tuntutannya, yakni mengesahkan UU Pro Rakyat: RUU Masyarakat, RUU Perampasan Aset, dan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.

Mereka juga menolak UU Anti-rakyat: Revisi UU TNI, Revisi UU Polri, TATIB DPR, Revisi UU Kejaksaan, dan UU Minerba Perpu Ciptaker. Evaluasi kebijakan, yakni efisiensi anggaran, kabinet gemuk, pelaksaan program MBG, PSN bermasalah, penghapusan tukin dosen, hilirisasi, dan BPJS juga dituntut.

Terakhir, mereka pun meminta pembatalan kebijakan multifungsi TNI-Polri, Inpres No. 1/2025, Danantara, 20 juta hektare food estate dan energi, serta pengenaan PPN sektor layanan dasar.

Demo Indonesia Gelap

Demo Indonesia Gelap

Sebelumnya, kanal News Liputan6.com melaporkan, Koordinator Pusat BEM SI, Herianto, mengatakan ada sejumlah tuntutan mahasiswa dalam unjuk rasa "Indonesia Gelap." Salah satunya, meminta Prabowo mencabut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 tahun 2025 tentang Efisiensi Anggaran yang dinilai merugikan masyarakat.

"Menuntut Presiden mencabut Inpres nomor 1 tahun 2025 yang merugikan rakyat," kata Herianto saat dihubungi, Senin 17 Januari 2025. Selain itu, BEM SI menuntut transparansi status pembangunan dan keseluruhan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

BEM SI juga menolak revisi UU Minerba dan dwifungsi TNI, serta meminta RUU Perampasan Aset disahkan. "Aksi ini merupakan bentuk perlawanan terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang dinilai semakin menjauh dari prinsip keadilan sosial, demokrasi, dan kesejahteraan rakyat," kata Satria Naufal, Koorpus BEM SI Kerakyatan, Senin.

Tuntutan massa Indonesia Gelap salah satunya mengenai pendidikan gratis, ilmiah, dan demokratis, serta batalkan pemangkasan anggaran pendidikan. Menurut Satria, anggaran pendidikan yang layak adalah hal penting untuk memastikan seluruh rakyat akses pendidikan murah dan layak.

"Pendidikan adalah hak fundamental setiap warga negara. Pemangkasan anggaran pendidikan hanya akan memperdalam ketimpangan akses pendidikan dan memperburuk kualitasnya. Selain itu mahasiswa meminta untuk melakukan evaluasi Proyek Strategis Nasional bermasalah hingga penolakan revisi UU Minerba," ujarnya.

Infografis Gelombang Demo Mahasiswa Tolak RUU Kontroversial. (Liputan6.com/Triyasni)
Sumber : Liputan6.com