Netanyahu Ultimatum Hamas: Gencatan Senjata Gaza Akan Berakhir jika Sandera Tidak Dibebaskan pada 15 Februari
12 February 2025, 09:42 WIB![Netanyahu Ultimatum Hamas: Gencatan Senjata Gaza Akan Berakhir jika Sandera Tidak Dibebaskan pada 15 Februari](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/qY27ZCesxh3xVY2H-gsWXvXetF0=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4373616/original/042892900_1679963213-Israel-Netanyahu-AFP-800x500-780x470.jpg)
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan pada Selasa (11/2/2025) bahwa gencatan senjata di Jalur Gaza akan berakhir dan militer Israel akan melanjutkan pertempuran melawan Hamas hingga kelompok militan Palestina itu dikalahkan, kecuali jika mereka membebaskan para sandera sebelum tengah hari pada Sabtu (15/2).
Pengumuman Israel ini terjadi setelah Netanyahu bertemu dengan beberapa menteri kunci, termasuk menteri pertahanan, menteri luar negeri, dan menteri keamanan nasional, yang menurutnya mendukung penuh ultimatumnya.
Setelah hampir 16 bulan perang, Hamas secara bertahap telah membebaskan sandera sejak fase pertama gencatan senjata dimulai pada 19 Januari. Namun, pada Senin (10/2), Hamas mengumumkan penangguhan pembebasan sandera hingga pemberitahuan lebih lanjut karena Israel melanggar kesepakatan.
"Jika Hamas tidak mengembalikan sandera kami pada Sabtu tengah hari, gencatan senjata akan berakhir dan IDF (militer) akan kembali bertempur dengan intensitas tinggi hingga Hamas akhirnya dikalahkan," kata Netanyahu seperti dikutip dari CNA, Rabu (12/2).
Tidak jelas apakah Netanyahu menginginkan Hamas untuk membebaskan semua sandera yang mereka tahan di Jalur Gaza atau hanya tiga orang yang dijadwalkan dibebaskan pada Sabtu sesuai dengan gencatan senjata.
Kantor Netanyahu tidak segera memberikan komentar terkait informasi lebih rinci.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang merupakan sekutu dekat Israel, menekankan bahwa Hamas harus membebaskan semua sandera pada Sabtu atau jika tidak dia menyarankan gencatan senjata dibatalkan.
Netanyahu pada Selasa juga mengatakan dia telah memerintahkan militer untuk mengumpulkan pasukan di dalam dan sekitar Jalur Gaza. Militer Israel mengumumkan segera setelah itu bahwa mereka akan mengerahkan pasukan tambahan ke selatan Israel, termasuk mobilisasi cadangan.
Advertisement
Respons Hamas atas Ancaman Trump
![Respons Hamas atas Ancaman Trump](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/nJKwMGFWEZGgohsDQ1Rs79mXUNs=/640x0/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5100594/original/084068800_1737291841-20250119-Kondisi_Kamp_Jabala-AFP_1.jpg)
Seorang pejabat senior Hamas merespons "bahasa ancaman" yang dilontarkan Trump, yang mengatakan akan ada konsekuensi menghancurkan jika sandera tidak dibebaskan.
"Trump harus ingat bahwa ada perjanjian yang harus dihormati oleh kedua belah pihak dan ini adalah satu-satunya cara untuk membawa pulang para sandera Israel," ungkap pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri.
Hamas menuduh Israel melanggar gencatan senjata dengan melakukan beberapa penembakan mematikan, menahan pengiriman bantuan, serta menghalangi kembalinya warga ke Gaza Utara. Israel membantah tuduhan tersebut, menyatakan bahwa mereka menembak orang-orang yang mengabaikan peringatan untuk tidak mendekati pasukan mereka.
Hingga saat ini, 16 dari 33 sandera telah dibebaskan sebagai bagian dari fase pertama kesepakatan gencatan senjata yang dijadwalkan berlangsung selama 42 hari. Selain itu, lima sandera asal Thailand pun telah dilepas.
Sebagai imbalannya, Israel telah membebaskan ratusan tahanan Palestina, termasuk narapidana yang dihukum seumur hidup atas serangan mematikan, serta mereka yang ditahan selama perang tanpa dakwaan.
Advertisement
Desakan bagi Netanyahu
![Desakan bagi Netanyahu](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/t9Ar1eCu7Gw37LD4M5A3oKysZgY=/640x0/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4638473/original/035108600_1699329876-20231107-Sandera-Israel-yang-Diculik-Hamas-AFP-2.jpg)
Sebuah kelompok di Israel yang mewakili keluarga para sandera mendesak Netanyahu untuk tetap mematuhi kesepakatan gencatan senjata.
"Kita tidak boleh mundur. Kita tidak bisa membiarkan para sandera terabaikan dalam penahanan," ujar mereka.
Menurut laporan media Israel, saat ini ada 76 sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza, dengan lebih dari 35 di antaranya diyakini sudah tewas.
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, yang turut hadir dalam pertemuan kunci dengan Netanyahu pada Selasa, mengatakan bahwa jika semua sandera tidak dibebaskan pada Sabtu, perang harus dilanjutkan.
Jika hal itu terjadi, pasokan air, listrik, dan bantuan ke Jalur Gaza, sebut Smotrich, harus dihentikan. Selain itu, warga Palestina di sana harus diusir.
"Akan ada hanya api dan belerang dari pesawat, artileri, tank kami, dan pejuang-pejuang kami yang heroik. Akan ada pendudukan penuh di Jalur Gaza," imbuhnya.