Jaga Kualitas Kreditnya, BRI Berhasil Salurkan KUR Rp184,98T Sepanjang 2024
23 January 2025, 10:04 WIBLangkah strategis dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dalam mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia. Sebagai komitmennya dalam mendukung UMKM, BRI melakukan akselerasi penyaluran pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan tetap menjaga kualitas kreditnya.
Pencapaian mengesankan pun berhasil diraih oleh BRI. Tercatat, sepanjang 2024 BRI telah berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp184,98 triliun yang menjadikannya tertinggi di antara perbankan nasional lain. Adapun penyaluran KUR BRI ini telah menjangkau lebih dari 4 juta debitur atau pelaku UMKM di seluruh wilayah Indonesia dan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Advertisement
Strategi Jaga Kualitas Kredit
Catatan mengesankan adalah kesuksesan penyaluran KUR BRI yang diikuti dengan kualitas kredit yang selalu terjaga. Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan bahwa strategi pengelolaan KUR yang diterapkan BRI berhasil menjaga tingkat Non-Performing Loan (NPL) tetap sehat, yaitu di level 2%. Hal ini menunjukkan pengelolaan risiko yang baik dalam penyaluran kredit kepada segmen UMKM.
"KUR itu 100% dananya berasal dari bank. Dana bank dihimpun dari masyarakat, deposito, tabungan, dan giro. KUR diberikan kepada masyarakat yang belum bankable namun feasible. Jadi, ketika terjadi kredit macet, 70% risiko dibayar oleh asuransi, dan 30% ditanggung bank. Dan itu kita sekarang bisa di-manage NPL KUR itu di sekitar 2%," ujar Sunarso di kanal YouTube Hermanto Tanoko yang mengambil tema "BBRI Pilar Utama Perbankan Nasional: Peluang Besar di 2025".
Seiring dengan hal tersebut, Sunarso juga menekankan bahwa tingkat NPL sebesar 3% pada kredit di segmen UMKM masih dianggap ideal. Hal ini mengingat karakteristik segmen tersebut berbeda dengan kredit korporasi. Ia juga menjelaskan bahwa pada tahap awal (front-end), fokusnya adalah menjangkau sebanyak mungkin nasabah baru tanpa proses seleksi yang terlalu ketat.
Kemudian, di tahap mid-end dilakukan maintain. Jika terjadi kredit macet, tahap back-end memiliki peran dalam mengelola risiko yang mencakup penagihan dan diwujudkan dalam recovery rate untuk menjaga kualitas kredit. Strategi ini memungkinkan BRI untuk terus mendukung pertumbuhan UMKM dengan tetap menjaga kesehatan portofolio kredit.
Langkah yang dilakukan BRI ini juga sejalan dengan Asta Cita Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang menapaki 100 hari kerja. Dalam hal ini Asta Cita ketiga yaitu meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan juga Asta Cita keenam khususnya dalam hal mendorong pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.
Implementasi Asta Cita ini juga diupayakan oleh Kementerian BUMN RI. Menurut Menteri BUMN Erick Thohir, inisiasi tersebut mulai dari hilirisasi, pembangunan infrastruktur, pelayanan masyarakat, stabilisasi harga pangan, hingga pengembangan sumber daya manusia dan energi berkelanjutan. Menurutnya, kolaborasi lintas kementerian dan badan menjadi momentum strategis untuk menjawab tantangan pembangunan yang semakin kompleks.
"Dalam waktu kurang dari 100 hari, kita telah menunjukkan langkah nyata dan dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat. Hal ini menjadi bukti bahwa gotong royong adalah kunci keberhasilan," ujar Menteri BUMN Erick Thohir, Senin (20/1/2024).
Advertisement