Anak Donald Trump Mendarat di Greenland Saat Polemik Kepemilikan Ayahnya
08 January 2025, 16:09 WIBDonald Trump Jr., putra sulung dari Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump, baru saja mendarat di Greenland di tengah kontroversi besar terkait ambisi sang ayah. Kedatangan ini memicu berbagai spekulasi tentang kemungkinan langkah strategis Amerika Serikat terhadap wilayah Arktik yang kaya sumber daya mineral tersebut. Meskipun kunjungan ini disebut sebagai perjalanan pribadi, banyak pihak yang menilai ada muatan politik yang tak terelakkan.
Dalam sebuah unggahan di platform X, Trump Jr. menyebut Greenland sebagai tempat yang "indah," mempertegas kesan bahwa kunjungan ini memiliki agenda tersendiri. Sementara itu, ayahnya, Donald Trump, melalui akun Truth Social, mengonfirmasi bahwa kedatangan putranya mendapat sambutan yang baik. Namun, pesan tersebut juga diwarnai dengan pernyataan politik kuat yang menyerukan keamanan dan perdamaian di kawasan tersebut.
Di sisi lain, Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, kembali menegaskan bahwa Greenland bukan untuk dijual. Pernyataan ini menandakan bahwa klaim Amerika Serikat terhadap wilayah ini akan terus menjadi isu sensitif, mengingat status otonomi Greenland yang unik dalam kerajaan Denmark.
Advertisement
1. Kedatangan Donald Trump Jr. di Greenland
Donald Trump Jr. tiba di Greenland pada Selasa (7/1), menggunakan jet pribadi Trump yang langsung mendarat di Nuuk, ibu kota pulau terbesar di dunia ini. Kunjungan ini dilaporkan oleh media lokal Denmark yang juga menyoroti momen saat Trump Jr. berjalan di atas landasan bersalju di bandara Nuuk.
Menurut Mininguaq Kleist, sekretaris tetap departemen luar negeri Greenland, kunjungan ini hanya berlangsung selama empat hingga lima jam dan dianggap sebagai kunjungan pribadi. Tidak ada pertemuan resmi yang direncanakan dengan pejabat Greenland selama kunjungan tersebut. Meski begitu, banyak yang mempertanyakan apakah kunjungan ini murni pribadi atau bagian dari strategi politik Amerika Serikat.
Greenland sendiri memiliki populasi sekitar 57.000 jiwa dan dikenal sebagai salah satu wilayah strategis di kawasan Arktik. Dengan 80 persen wilayahnya tertutup lapisan es, pulau ini tidak hanya menjadi perhatian Amerika Serikat, tetapi juga China dan Rusia karena kekayaan mineralnya yang melimpah.
Advertisement
2. Ambisi Donald Trump terhadap Greenland
Donald Trump pertama kali menyatakan minatnya untuk "mengakuisisi" Greenland pada 2019 saat ia menjalani masa jabatan pertamanya sebagai Presiden AS. Pernyataan ini sempat memicu perdebatan global, dengan banyak pihak mempertanyakan motif dan kelayakan langkah tersebut.
Setelah memenangkan pemilihan presiden pada 2024, Trump kembali menegaskan keinginannya, menyebut Greenland sebagai "kebutuhan mutlak" bagi Amerika Serikat. Dalam salah satu unggahannya di Truth Social, ia menulis bahwa Greenland harus menjadi bagian dari upaya memperkuat keamanan dan perdamaian dunia.
Namun, Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, dengan tegas menyatakan bahwa Greenland tidak untuk dijual. Pernyataan ini menjadi respons langsung terhadap langkah Amerika Serikat yang dinilai sebagai ancaman terhadap kedaulatan Denmark.
3. Reaksi dari Greenland dan Denmark
Greenland, meskipun menjadi bagian dari kerajaan Denmark, memiliki status otonomi sejak 2009. Perdana Menteri Greenland, Mde Egede, bahkan sempat menyampaikan seruan untuk meraih kemerdekaan penuh dari Denmark dalam pidato Tahun Baru. Namun, Egede juga menekankan bahwa Greenland tidak tertarik untuk menjadi bagian dari Amerika Serikat.
Denmark sebagai negara induk Greenland, memiliki pandangan serupa. Perdana Menteri Mette Frederiksen menyatakan bahwa masa depan Greenland adalah hak rakyat Greenland untuk menentukan. Ia juga menyebutkan bahwa Amerika Serikat tetap menjadi sekutu terpenting bagi Denmark, meskipun ada perbedaan pandangan terkait isu ini.
4. Greenland dalam Geopolitik Global
Secara strategis, Greenland memiliki posisi penting dalam geopolitik global. Terletak di antara Samudra Atlantik dan Arktik, pulau ini merupakan rumah bagi pangkalan besar militer Amerika Serikat. Selain itu, sumber daya mineral yang melimpah menjadikan Greenland sebagai incaran bagi berbagai negara besar, termasuk China dan Rusia.
Donald Trump telah lama mengidentifikasi potensi Greenland sebagai aset strategis bagi Amerika Serikat. Dalam konteks ini, kunjungan Donald Trump Jr. ke Greenland dinilai sebagai langkah awal untuk memperkuat klaim Amerika di kawasan tersebut.
5. Masa Depan Greenland dalam Ketidakpastian
Dengan berbagai klaim yang muncul, Greenland berada dalam situasi yang penuh ketidakpastian. Sementara Denmark dan Greenland menegaskan kedaulatannya, tekanan dari Amerika Serikat bisa menjadi tantangan besar di masa depan.
Greenland menghadapi pilihan sulit: tetap dalam hubungan dengan Denmark, berupaya meraih kemerdekaan penuh, atau menghadapi kemungkinan intervensi dari kekuatan global lainnya. Bagaimanapun, keputusan ini akan sangat memengaruhi stabilitas dan perkembangan wilayah tersebut.
Q: Mengapa Amerika Serikat tertarik pada Greenland?
A: Amerika Serikat melihat Greenland sebagai aset strategis karena lokasinya yang penting di Arktik serta kekayaan sumber daya mineralnya yang melimpah.
Q: Apakah kunjungan Donald Trump Jr. memiliki agenda politik?
A: Meski disebut sebagai kunjungan pribadi, banyak pihak menduga kunjungan ini memiliki muatan politik terkait ambisi ayahnya terhadap Greenland.
Q: Apa sikap Denmark terhadap klaim Amerika Serikat atas Greenland?
A: Denmark menegaskan bahwa Greenland tidak untuk dijual dan masa depannya ditentukan oleh rakyat Greenland sendiri.