Bursa Saham Asia Tergelincir, Investor Menanti Pidato Donald Trump
18 December 2025, 09:07 WIB
Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan saham Kamis, (18/12/2025). Koreksi bursa saham Asia Pasifik terjadi di tengah investor di wall street terus melakukan rotasi dari saham teknologi. Selain itu, pelaku pasar juga menantikan pidato Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Pidato itu dijadwalkan akan disampaikan pada Kamis, 18 Desember 2025, pukul 10 pagi waktu Singapura dan Rabu pukul 9 malam waktu AS. Donald Trump akan berbicara mengenai pencapaiannya dalam 11 bulan pertama masa jabatannya dan menjelaskan alasan tindakan pemerintahannya terhadap Venezuela. Demikian mengutip CNBC, Kamis pekan ini.
Pada Rabu pekan ini, Trump menetapkan pemerintah Venezuela sebagai rezim "teroris" dan memerintahkan blockade terhadap kapal tanker minyak yang dikenai sanksi.
Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan kepada wartawan pada Selasa kalau Trump juga akan membahas rencananya untuk "terus memberikan yang terbaik bagi rakyat Amerika selama tiga tahun ke depan."
Harga minyak Brent berjangka naik 2,95% menjadi USD 60,66 per barel. Harga minyak West Texas Intermediate berjangka mendaki 1,88% menjadi USD 56,99.
Di Asia, Bank Sentral Jepang akan memulai pertemuan dua harinya, dengan bank sentral diperkirakan akan menaikkan suku bunga menjadi 0,75% pada hari Jumat, level tertinggi dalam 30 tahun.
Indeks Nikkei 225 Jepang turun 1,53%, memimpin penurunan di Asia, sementara Topix turun 0,45%. Indeks Kospi Korea Selatan turun 1,36%, dan indeks Kosdaq untuk saham berkapitalisasi kecil turun 0,64%.
Indeks Saham Acuan Lainnya
Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,3%. Saham perusahaan energi raksasa Australia, Woodside Energy turun 1,84% setelah perusahaan mengumumkan bahwa CEO dan direktur pelaksana Meg O'Neill telah mengundurkan diri dan menerima peran sebagai CEO di perusahaan minyak dan gas besar Inggris, BP.
Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka 0,76% lebih rendah, sementara indeks CSI 300 daratan China tetap stabil.
Di Asia, Bank Sentral Jepang akan memulai pertemuan dua harinya, dengan bank sentral akan menaikkan suku bunga menjadi 0,75% pada Jumat, level tertinggi dalam 30 tahun.
Indeks Nikkei 225 Jepang turun 1,53%, memimpin penurunan di Asia, sementara Topix turun 0,45%.
Indeks Kospi Korea Selatan turun 1,36%, dan indeks Kosdaq untuk saham berkapitalisasi kecil turun 0,64%. Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,3%.
Saham perusahaan energi raksasa Australia, Woodside Energy turun 1,84% setelah perusahaan mengumumkan CEO dan direktur pelaksana Meg O'Neill telah mengundurkan diri dan menerima peran sebagai CEO di perusahaan minyak dan gas besar Inggris, BP. Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka 0,76% lebih rendah, sementara indeks CSI 300 daratan Tiongkok tetap stabil.
Penutupan IHSG pada 17 Desember 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah melemah tipis pada perdagangan saham Rabu, (17/12/2025). Koreksi IHSG terjadi di tengah transaksi harian saham sentuh Rp 37,8 triliun dan investor asing beli saham.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup turun 0,11% ke posisi 8.677,34. Indeks LQ45 merosot 0,21% ke posisi 852,57. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Pada perdagangan saham Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 8.729,46 dan level terendah 8.660,74. Sebanyak 379 saham menguat sehingga tahan koreksi IHSG. 284 saham melemah dan 140 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham 2.718.075 kali dengan volume perdagangan saham 54,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 37,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.675. Investor asing beli saham Rp 266,18 miliar.
Dari 11 sektor saham, empat sektor saham melemah. Sektor saham teknologi turun 2,82%, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham consumer siklikal susut 1,16%, sektor saham basic melemah 0,22%, dan sektor saham properti turun 0,18%.
Sementara itu, sektor saham infrastruktur bertambah 2,32%, dan catat kenaikan terbesar. Sektor saham energi menanjak 0,82%, seltor saham industri mendaki 0,90%, sektor saham consumer nonsiklikal naik 0,14%. Lalu sektor saham kesehatan menguat 0,96%, sektor saham keuangan bertambah 0,22%. Sektor saham infrastruktur mendaki 2,32% dan sektor saham transportasi mendaki 0,62%.