Cerita Anak Muda Merintis Usaha dari Mahasiswa hingga Punya Jaringan Photobooth di 150 Lokasi
16 December 2025, 19:15 WIB
Perjalanan Rafif Adhikara menjadi salah satu contoh menarik dari tumbuhnya generasi baru pengusaha muda di Indonesia. Di usianya yang masih relatif muda, Dika memimpin jaringan photobooth dengan lebih dari 150 lokasi dan sekitar 300 karyawan---pencapaian yang berawal dari langkah sederhana ketika ia masih menempuh pendidikan di bangku kuliah.
Dika memulai usahanya bukan dengan modal besar atau jaringan bisnis yang luas, melainkan dari sebuah ide kecil yang muncul di tengah meningkatnya kebutuhan dokumentasi visual pada berbagai acara.
Dengan peralatan seadanya, ia merakit photobooth pertamanya dan menangani seluruh proses secara mandiri, mulai dari produksi, pemasaran, hingga operasional di lapangan. Pengalaman inilah yang membentuk ketekunan dan pemahaman mendalam tentang industri yang digelutinya.
Seiring perkembangan waktu, Dika melihat adanya peluang besar di industri photobooth Indonesia. Saat itu, belum banyak layanan yang menawarkan pengalaman visual yang modern, cepat, dan sesuai dengan budaya digital anak muda.
Ia kemudian mulai melakukan berbagai eksperimen, mengembangkan fitur kreatif, membangun teknologi internal, hingga menciptakan template visual yang relevan dengan tren. Bersama tim kreatif, ia berupaya menghadirkan pengalaman yang berbeda di setiap acara.
Pertumbuhan permintaan membuat Photomatic berkembang ke berbagai kota besar. Untuk menjaga konsistensi layanan, Dika membentuk tim beranggotakan lebih dari 300 karyawan dan mengembangkan sistem pelatihan serta standardisasi kualitas visual.
Baginya, membangun sistem menjadi fondasi penting untuk mendukung ekspansi jangka panjang, bukan sekadar menambah jumlah cabang.
Menurut Creative Business Analyst di Visual Market Lab Aditya Pranata, kekuatan Dika terletak pada kombinasi antara inovasi dan pembentukan struktur operasional yang kuat.
"Dika menunjukkan bahwa inovasi perlu ditopang oleh sistem yang solid. Ia memahami kebutuhan audiens muda dan mampu menerjemahkannya menjadi layanan yang relevan dan mudah diterima pasar," ujar Aditya.
Faktor yang Membantu Photomatic
Kedekatan Dika dengan pelanggan juga menjadi faktor yang membantu Photomatic terus berkembang. Ia secara aktif mengumpulkan masukan pengguna terkait preferensi gaya foto, warna yang sedang tren, hingga kebutuhan penyelenggara acara.
Melalui pendekatan ini, muncul berbagai kolaborasi dengan artis, influencer, brand besar, hingga penyelenggara event nasional---membuat Photomatic menjadi bagian dari identitas visual sebuah acara, bukan sekadar fasilitas tambahan.
Kisah Dika menunjukkan bahwa langkah kecil yang dijalankan dengan konsisten dapat membawa dampak besar. Dari seorang mahasiswa yang merintis usaha seorang diri, ia kini menjadi salah satu figur muda yang memberi warna baru di industri kreatif Indonesia.
Ke depan, Rafif Adhikara berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi, memperkuat kualitas layanan, dan membawa industri photobooth Indonesia menuju arah yang lebih kreatif, modern, dan relevan dengan perkembangan budaya visual masa kini.