RSUD Muda Sedia Aceh Tamiang Mulai Buka Layanan Poliklinik Darurat usai Dilanda Banjir Bandang
15 December 2025, 12:00 WIB
Usai dilanda banjir bandang, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muda Sedia Aceh Tamiang mulai membuka kembali pelayanan poliklinik darurat.
Pembukaan kembali layanan rumah sakit dilakukan pada Rabu (10/12). Ini menjadi hari pertama layanan poli berjalan, meski bangunan utama masih rusak berat dan dipenuhi lumpur.
Dokter spesialis anak konsultan, Ade Rachmat Yudiyanto, menjelaskan bahwa seluruh poli beroperasi secara sementara di ruang darurat belakang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
"Yang penting pelayanan tidak berhenti. Ruangan ideal belum siap, tapi kita hidupkan dulu rumah sakitnya," ujar Ade yang bertugas sebagai pelaksana pelayanan dari RS Kemenkes Adam Malik, seperti mengutip keterangan resmi, Senin (15/12/2025).
Beberapa layanan yang mulai berjalan antara lain:
- Poli paru
- Rehabilitasi medik
- Penyakit dalam
- Kulit
- Kandungan
- Poli anak.
Selain itu, sejumlah dokter umum dikerahkan untuk memperkuat triase IGD sekaligus membantu pemeriksaan poli.
Seluruh ruang pelayanan masih jauh dari standar karena bangunan lama terdampak lumpur tebal. Penataan dilakukan dengan memanfaatkan area yang paling memungkinkan digunakan.
"Meja pemeriksaan, tempat duduk pasien, hingga alur antrean dirancang sederhana agar aktivitas dapat tetap berlangsung tanpa menghambat pasien," kata Ade.
Banyak Keluhan Pascabanjir
Meski sederhana, antrean pasien mulai terlihat sejak pagi. Warga menyambut pembukaan poli karena banyak keluhan pascabanjir. Terutama infeksi kulit dan gangguan pernapasan yang membutuhkan pemeriksaan segera.
Hingga siang, alur pelayanan berjalan lancar. Dokter ditempatkan di meja-meja terpisah sesuai jenis layanan, sementara petugas tambahan membantu mengatur kedatangan pasien.
Ade memperkirakan situasi darurat akan berlangsung beberapa pekan hingga ruangan poli permanen selesai dibersihkan dan diperbaiki.
Pastikan Pasokan Obat dalam Kondisi Aman
RSUD Muda Sedia Aceh Tamiang memastikan pasokan obat-obatan untuk IGD dan poli darurat dalam kondisi aman dan mencukupi. Sebagian besar stok lama rusak akibat terendam lumpur, tapi bantuan cepat dari berbagai lembaga membuat layanan tetap berjalan.
Ade menyampaikan, kurang dari 10 persen obat lama tidak dapat diselamatkan karena risiko kontaminasi.
"Daripada berisiko, lebih baik dibuang. Kita pakai yang benar-benar aman," ujarnya.
Kebutuhan obat dipenuhi melalui dukungan RS Kemenkes Adam Malik serta tim dari Universitas Indonesia (UI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI). Bantuan mencakup obat infeksi, analgesik, obat kulit, hingga perbekalan medis dasar yang dibutuhkan untuk layanan pascabanjir. Seluruh stok langsung didistribusikan ke IGD dan poli prioritas.
Aliran Bantuan Datang Cepat
Menurut Ade, aliran bantuan datang cepat karena banyak pihak memahami kondisi RSUD Aceh Tamiang yang kehilangan hampir seluruh fasilitas farmasi. Tim farmasi rumah sakit juga langsung menginventarisasi ulang obat yang masuk.
"Dengan pasokan yang tersedia, pelayanan IGD, perawatan inap darurat, dan poli dapat berjalan tanpa gangguan. Tidak ada kasus yang tertunda karena kekurangan obat selama hari pertama," tuturnya.
Ia menambahkan, ketersediaan obat saat ini bahkan lebih dari cukup, meski pengelolaan tetap dilakukan ketat karena situasi darurat masih berlangsung. Ruang penyimpanan obat sementara juga telah ditata agar distribusi lebih cepat dan aman dari sisa lumpur.