Jakarta Bikin Dion Nyaris Berhenti Bermimpi, sampai Ia Temukan Kampus yang Bikin Semua Orang Punya Kesempatan Lagi

03 November 2025, 15:59 WIB
Jakarta Bikin Dion Nyaris Berhenti Bermimpi, sampai Ia Temukan Kampus yang Bikin Semua Orang Punya Kesempatan Lagi

Jakarta selalu punya cara untuk membuat orang merasa kecil sekaligus berani. Di antara gedung-gedung tinggi dan suara klakson yang tak pernah berhenti, ada satu nama yang sedang menapaki mimpinya pelan-pelan, itu adalah Gidion Boas Sihite atau yang akrab dipanggil Dion.

Ia datang jauh dari Medan, membawa ransel, doa orang tua, dan satu keinginan sederhana: bisa kuliah. Sejak SMA, Dion sudah punya bayangan tentang masa depan. Ia ingin belajar manajemen, kerja di perusahaan besar, lalu membangun bisnis sendiri suatu hari nanti. Awalnya, Universitas Sumatera Utara (USU) jadi tujuannya. Semua sudah disiapkan: jurusan, berkas, rencana. Tapi hidup, seperti biasa, jarang berjalan sesuai rencana.

"Waktu itu, kondisi keluarga lagi nggak memungkinkan," kenang Dion suatu sore. "Aku sempat bingung, mau tetap maksa kuliah atau bantu orang tua dulu."

Akhirnya, Dion memilih hal kedua yaitu merantau ke Jakarta. Baginya, ini bukan tentang menyerah, tapi mencari jalan lain untuk tetap berjalan.

Hari-hari di ibu kota tidak mudah

Waktu terasa sempit, tenaga sering habis sebelum malam. Tapi setiap kali melihat orang-orang seumuran mengenakan jas almamater atau memegang buku kuliah di halte bus, Dion selalu berhenti sejenak. Ada perasaan yang sulit dijelaskan. Dan terkadang jika tiba waktu di tengah makan malamnya yang sederhana, pikirannya melayang: "Masih mungkin nggak, ya, buat kuliah di usia segini?" dalam pikirannya muncul bahwa ternyata kuliah itu privilege. Nggak semua orang punya kesempatan untuk melanjutkan, meskipun punya keinginan yang sama. Ada yang terhalang biaya, waktu, atau tanggung jawab hidup yang nggak bisa ditunda. Dan Dion, seperti banyak orang lainnya, termasuk di antara mereka yang harus menunda mimpinya sementara waktu.

Lalu suatu malam, ia membaca artikel di internet, tentang banyaknya anak muda di Indonesia yang disebut "NEET" mereka yang nggak kuliah, nggak kerja, dan nggak ikut pelatihan apa pun. Jumlahnya jutaan, sebagian besar lulusan SMA dan SMK. Dia merasa apa mungkin ia adalah salah satunya?

Waktu di Jakarta Berjalan Cepat, Tapi Mimpinya Masih Tertinggal

Malam itu Dion tidak bisa tidur. Kepalanya penuh pikiran tentang hidup yang seolah berhenti di tempat. Di sela rasa lelah, muncul pertanyaan yang belum pernah ia jawab dengan jujur: "Kalau bukan sekarang, kapan lagi akan mulai?" Sejak malam itu, ia mulai rajin mencari cara. Setiap waktu luang di sela kerja, ia pakai buat scrolling forum mahasiswa, nonton video pengalaman kuliah daring, sampai baca blog orang-orang yang bisa kuliah sambil kerja. Ternyata dunia pendidikan di era digital sudah jauh berubah dari yang ia bayangkan. Sekarang, kuliah nggak selalu harus duduk di ruang kelas dengan papan tulis dan dosen di depan. Ada sistem pembelajaran jarak jauh, ada kampus yang membuka kelas online, dan semuanya terasa seperti membuka harapan baru. Dion mulai sadar, mungkin kesempatan itu masih ada hanya bentuknya saja yang berubah.

Membentuk Ritme Baru

Hari Dion mulai berubah, ia mulai membiasakan diri membaca, menonton video pembelajaran, dan mencatat hal-hal kecil yang ingin ia pelajari. Tidak ada yang menyuruh, tidak ada yang menunggu hasilnya semuanya tergantung pada dirinya sendiri. Awalnya sulit. Tapi perlahan, Dion belajar satu hal penting: bahwa belajar bukan soal tempat, tapi soal kemauan.

Jakarta Keras, Tapi Bukan Jalannya Berhenti di Situ

Di setiap malam, Dion menatap layar ponselnya lama. Setiap cerita tentang orang yang tetap kuliah meski kerja membuat dadanya hangat seolah ada harapan kecil yang menyala lagi. Ia mulai berpikir, mungkin kuliah bukan cuma untuk mereka yang punya waktu, tapi juga untuk mereka yang belum menyerah. Dari rasa penasaran itu, Dion mulai mencari tahu lebih jauh. Ia menemukan bahwa sekarang banyak kampus yang membuka sistem kuliah daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Sampai akhirnya, satu nama terus muncul di hasil pencariannya Universitas Terbuka (UT).

Awalnya, ia ragu. Ia pikir kuliah online akan susah tidak bisa fokus, tidak punya teman, dan ujian pasti sulit. Tapi makin didalami, makin kagum dengan kampus ini. UT ternyata sudah menjalankan sistem pembelajaran jarak jauh sejak 1984, jauh sebelum dunia mengenal istilah "kuliah online". Hal lain yang membuat Dion makin salut, banyak mahasiswanya yang juga berjuang seperti dia kerja sambil kuliah, tinggal jauh dari kota, tapi tetap semangat belajar. Senyum kecil muncul di wajahnya seketika.

Ketika Pilihan Itu Akhirnya Terasa Tepat

Semakin banyak Dion membaca, semakin yakin ia menemukan tempat yang cocok. Ternyata, UT adalah Perguruan Tinggi Negeri (PTN), tapi dengan sistem yang benar-benar terbuka untuk siapa pun tanpa batas usia, waktu, atau lokasi. Biayanya juga jauh lebih terjangkau dibanding kampus lain, namun tetap diakui secara nasional dan internasional. Yang paling membuat Dion mantap, UT memiliki jaringan mahasiswa terbesar di Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, bahkan sampai luar negeri, ada ratusan ribu orang yang belajar lewat sistem yang sama. Mereka bukan cuma pelajar biasa ada yang pekerja kantoran, buruh pabrik, ibu rumah tangga, hingga perantau seperti dirinya. Membaca kisah mereka, Dion merasa seperti sedang melihat cermin. "Kalau mereka bisa, kenapa aku nggak?" pikirnya.

Dion adalah Kita

Cerita Dion adalah cerita banyak orang. Tentang mimpi yang sempat tertunda, tentang hidup yang memaksa kita berbelok arah, tapi juga tentang keberanian untuk tetap berjalan, meski pelan, meski sendiri.

Jakarta mungkin tidak menjanjikan segalanya. Tapi bagi mereka yang tak menyerah, kota ini selalu menyediakan peluang. Dan Dion, di tengah hiruk-pikuk ibu kota, telah membuktikan satu hal: Mimpi tidak pernah benar-benar padam, selama kita masih berani menyalakannya kembali.

Kalau kamu seperti Dion bekerja tapi masih ingin kuliah, punya mimpi tapi terkendala waktu atau biaya mungkin sekarang saatnya seperti Dion, yaitu mengambil langkah pertama, dan biarkan semesta melihat kesungguhanmu.

(*)

Sumber : Liputan6.com