Usai Jamaika dan Kuba, Kini Badai Melissa Hantam Bahama
30 October 2025, 14:15 WIB
Badai Melissa terus melaju cepat ke arah timur laut dan kini menghantam Bahama, setelah meninggalkan jejak kehancuran besar di Jamaika dan Kuba bagian timur.
Di Jamaika, angin brutal merobek atap rumah dan bangunan, meruntuhkan sejumlah struktur hingga hanya menyisakan rangkanya.
Banjir besar menutup jalan-jalan utama dan landasan bandara, menghentikan operasi bantuan serta membuat sekitar 25.000 wisatawan terdampar, dikutip dari laman Hindustan Times, Kamis (30/10/2025).
Para pejabat memperkirakan penerbangan komersial baru bisa kembali beroperasi menjelang akhir pekan, meskipun pesawat bantuan darurat berpeluang mendarat lebih cepat, mulai Kamis.
Melaju Menuju Bahama
Pada pukul 11.00 waktu New York, Pusat Badai Nasional AS mencatat kecepatan angin Melissa mencapai 161 km/jam. Badai ini diperkirakan tiba di Bahama pada Rabu sore, membawa angin kencang yang berpotensi merobohkan pepohonan, tiang, dan kabel listrik di seluruh kepulauan.
"Dampaknya mungkin tampak lebih kecil dibanding apa yang terjadi di Jamaika dan Kuba, namun tetap akan sangat signifikan," ujar Adam Douty, peramal senior di AccuWeather.
Melissa mendarat di Kuba pada sekitar pukul tiga pagi waktu New York sebagai badai Kategori 3, sebelum melemah menjadi Kategori 2 saat melintasi medan berbukit di pulau itu.
Hujan deras memicu tanah longsor dan banjir parah di Santiago de Cuba, kota terbesar kedua di negara tersebut. Bendungan Charco Mono bahkan meluap, memaksa tim penyelamat mengevakuasi warga yang terperangkap.
Advertisement
Kehancuran Terburuk di Jamaika
Selasa lalu, Melissa tercatat sebagai badai terkuat yang pernah menghantam Jamaika. Pejabat setempat menggambarkan kerusakan yang luar biasa: hampir 80% negara mengalami pemadaman listrik, jalan-jalan tergenang, dan fasilitas kesehatan terdampak berat.
"Tempat penampungan kami kini menampung lebih dari 25.000 warga, dan jumlahnya terus bertambah sejak tadi malam," kata Menteri Pemerintahan Daerah dan Pembangunan Pedesaan Jamaika, Desmond McKenzie. "Ini bukan masa yang mudah bagi Jamaika."
Di Montego Bay, kawasan resor terkenal, atap bangunan beterbangan dan jalanan berubah menjadi sungai banjir. Bandara Internasional Sangster --- pintu masuk terbesar negara itu --- juga turut terdampak, dengan satu terminal terendam sebagian.
Kerugian Diperkirakan Capai USD 5--10 Miliar
Perusahaan intelijen properti Cotality memperkirakan kerugian di Jamaika mencapai 5 hingga 10 miliar dolar AS. Menurut Moody's, tingkat cakupan asuransi di negara itu tidak merata: hotel-hotel besar sebagian besar terlindungi, tetapi banyak usaha kecil tidak, dan kurang dari 10% rumah tinggal memiliki asuransi.
"Kesenjangan ini membuat banyak keluarga dan bisnis berada dalam posisi rentan menghadapi akibat ekonomi dan sosial yang berat dari Badai Melissa," ujar Firas Saleh, direktur solusi asuransi di Moody's.
Meski kekuatannya besar, para ahli berpendapat Jamaika terhindar dari skenario terburuk karena pusat badai tidak menghantam langsung ibu kota Kingston.
Bantuan Mendesak Dibutuhkan
Seiring upaya bantuan yang terus ditingkatkan, Kantor Kesiapsiagaan Bencana dan Manajemen Darurat Jamaika mengeluarkan permintaan darurat. Negara itu membutuhkan 100.000 kasur dan bantal untuk tempat penampungan, serta lebih dari 5.000 gergaji mesin untuk membersihkan puing-puing yang menutup wilayah terdampak.
Bahama kini bersiap menghadapi badai yang telah merusak dua negara Karibia, dengan harapan dampaknya tidak seburuk yang terjadi sebelumnya --- namun tetap bersiap untuk situasi terburuk.
Advertisement