Diterpa Hoaks Transgender, Brigitte Macron Alami Gangguan Kecemasan
30 October 2025, 13:08 WIB
Putri Ibu Negara Prancis, Brigitte Macron, angkat bicara tentang dampak berat yang ditimbulkan oleh rumor palsu mengenai identitas gender ibunya.
Dalam persidangan di Paris pada Selasa (28/10/2025) Tiphaine Auzire mengungkap bahwa tuduhan tidak berdasar---yang menyebut Brigitte Macron terlahir sebagai laki-laki---telah memicu kecemasan mendalam dan tekanan psikologis berkepanjangan bagi sang ibu.
Auzire (41) menjelaskan kepada pengadilan bahwa Brigitte kini selalu merasa diawasi: cara berjalan, pilihan pakaian, hingga setiap kemunculan publiknya terus ia perhitungkan karena sadar foto-fotonya dapat dimanipulasi dan disebarkan ulang sebagai senjata di dunia maya.
Menurut Auzire, dampaknya juga menjalar ke lingkaran keluarga. Ketujuh cucu Brigitte Macron kerap mendapat ejekan di sekolah, dikutip dari laman Wionews, Kamis (30/10).
"Tidak ada satu minggu pun ia tidak dilecehkan. Tidak ada satu orang pun di lingkungan pribadinya atau profesionalnya yang tidak menyinggung tuduhan ini," ujarnya.
"Anak-anak mendengar hal-hal seperti, 'Nenekmu seorang laki-laki.' Saya tidak tahu bagaimana menghentikannya."
Brigitte Macron menjadi target perundungan daring selama beberapa tahun terakhir akibat komplotan penyebar teori konspirasi yang menyebarkan komentar penuh kebencian tentang gender dan seksualitasnya.
Persidangan yang berlangsung kali ini menghadirkan sepuluh terdakwa---delapan pria dan dua wanita---yang diduga menjadi bagian dari penyebaran ujaran kebencian tersebut. Mereka terancam hukuman penjara hingga dua tahun jika dinyatakan bersalah.
Advertisement
Tekanan Mental Usai Pemeriksaan Medis
Menurut Auzire, tekanan mental yang dialami Brigitte Macron dikonfirmasi melalui pemeriksaan medis. Ia mengatakan bahwa ibunya tidak hanya membaca sebagian komentar, tetapi "membaca semuanya," dan jika ada yang terlewat, para staf Istana lyse akan melaporkannya.
"Itu sudah cukup menyakitkan baginya. Ia tidak ingin melihatnya lagi," katanya.
Kasus ini juga turut memicu langkah hukum di luar negeri. Pada akhir Juli, Presiden Emmanuel Macron dan Brigitte Macron mengajukan gugatan pencemaran nama baik di Amerika Serikat terkait penyebaran klaim palsu tersebut.
Dalam kesaksiannya, Auzire menegaskan bahwa perubahan signifikan terjadi pada kehidupan ibunya sejak rumor itu mencuat.
"Ibu saya harus selalu berhati-hati saat berpakaian dan berperilaku di depan umum. Ia tahu citranya bisa diretas dan dirusak. Ia terus diserang," ujarnya. Para pelaku perundungan bahkan menyebarkan fitnah lain, termasuk menyebut Brigitte Macron sebagai "pedofil," mengacu pada perbedaan usia 25 tahun antara dirinya dan suaminya, Emmanuel Macron.
"Saya ada di sini untuk menunjukkan rasa sakitnya," kata Auzire menutup kesaksiannya.
"Ada perubahan, ada kemunduran, dan itu menghancurkan."
Advertisement