31 Oktober 1955: Putri Margaret dari Inggris Pilih Takhta daripada Menikahi Cinta Terlarangnya

31 October 2025, 06:00 WIB
31 Oktober 1955: Putri Margaret dari Inggris Pilih Takhta daripada Menikahi Cinta Terlarangnya

Bagi seorang bangsawan di Inggris, cinta tak selalu bisa berjalan dengan tanggung jawabnya dalam menjaga kehormatan keluarga kerajaan.

Putri Margaret, adik dari Ratu Elizabeth II, mengumumkan pembatalan rencana pernikahan dengan Kapten Grup Peter Townsend pada 31 Oktober 1955.

Beritanya disiarkan langsung di radio malam itu oleh BBC, dengan Jogn Snagge yang membacakan pernyataan resmi dari sang putri.

Meski secara hukum ia bisa menikah secara sipil jika melepaskan hak suksesi, keputusannya tetap berfokus pada Persemakmuran dan ajaran Gereja mengenai pernikahan Kristen, dilansir dari BBC, Jumat (31/10/2025).

Pertemuan pertama kali mereka saat sang putri masih remaja dan Townsend adalah seorang pilot yang usianya dua kali lipat darinya.

Kehidupan rumah tangga lebih dulu dijalani oleh laki-laki tersebut dan memiliki dua anak yang telah berpisah dari istrinya.

Tantangan Aturan Kerajaan

Riwayat pekerjaan Townsend cukup panjang, di mana ia pernah menjadi pengawal Raja dan diangkat menjadi Pengawas Rumah Tangga Ibu Suri setelah kematian George VI pada Februari 1952.

Hubungan yang belum dipastikan ini menghadapi banyak hambatan ketika Ratu memintanya untuk menunggu setahun.

Tak lama kemudian setelah tersebarnya berita rencana pernikahan mereka ke media, Townsend dikirim ke Brussels selama dua tahun sebagai atase udara di Kedutaan Besar Inggris.

Ditambah lagi, Townsend yang seorang duda mendapatkan penolakan dari Gereja Inggris, karena menentang pernikahan Kristen dengan orang yang bercerai ini dianggap tidak sah jika mantan pasangannya masih hidup.

Hal ini dapat berisiko menimbulkan skandal yang merusak martabat kerajaan. Selain itu, Undang-Undang Pernikahan Kerajaan Tahun 1772, menegaskan bahwa putri memerlukan izin dari kakak perempuannya untuk menikah sebelum berusia 25 tahun.

Pengorbanan Putri Margaret

Pengorbanan Putri Margaret

Situasi dan tekanan publik yang mencari jawaban dari kepastian hubungan mereka semakin menyerang sang putri, ia menghadapi dilema besar sehingga memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan Townsend.

Ia juga menekankan bahwa keputusan ini diambil sepenuhnya sendiri dan tetap didukung oleh Kapten Townsend.

Langkah tersebut diambil untuk menjaga martabat keluarga kerajaan, dan tanggung jawabnya sebagai anggota kerajaan Inggris, yang harus menempatkan kewajiban di atas kepentingan pribadi.

Sumber : Liputan6.com