Liverpool memulai musim dengan kekalahan di Community Shield setelah bermain imbang 2-2 dan kalah 2-3 dalam adu penalti. Salah, yang dimainkan di sisi kanan, tampil tanpa kilau dan minim kontribusi.

Pemain berusia 33 tahun itu tidak mencatatkan satu pun dribel atau umpan silang sukses, kalah di enam duel, dan menutup penampilannya dengan penalti melayang di atas gawang. Penampilan ini memicu alarm kekhawatiran di Anfield.

Media Inggris juga mengkritik keras performanya. Daily Express memberi nilai 4/10 dan menyoroti sedikitnya sentuhan bola serta peluang emas yang terbuang, sementara The Telegraph menilai aksinya di babak adu penalti sebagai bencana.

Performa buruk Salah tidak muncul tiba-tiba. Sejak Maret, ia hanya mampu mencetak empat gol dan satu assist dalam 13 pertandingan.

Catatan ini jauh di bawah standar, mengingat di 39 laga sebelumnya ia berhasil mencetak 30 gol dan 22 assist. Penurunan ini menjadi tanda tanya besar bagi pemain yang selama ini menjadi salah satu penyerang terbaik Premier League.

Bahkan di pramusim, kontribusinya terbilang minim. Hanya satu gol dalam enam pertandingan membuat banyak pihak mulai meragukan ketajamannya.

Meski kritik mengalir, pelatih Arne Slot tetap tenang dan menyebut timnya masih beradaptasi dengan empat rekrutan baru. Ia percaya Salah akan kembali menemukan performa terbaiknya.

Namun, usia Salah yang kini 33 tahun membuat tekanan semakin besar. Ekspektasi tinggi dari fans dan klub menuntut kebangkitan segera.

Kesempatan pertama datang saat Liverpool menghadapi Bournemouth di laga perdana Premier League. Duel ini bisa menjadi titik balik atau justru mempertegas sinyal penurunan sang superstar.