Pejuang Diet Wajib Tahu! Cara Aman Coba Makanan Viral Tanpa Ganggu Pola Makan

06 June 2025, 18:30 WIB
Pejuang Diet Wajib Tahu! Cara Aman Coba Makanan Viral Tanpa Ganggu Pola Makan

Makanan viral kerap menggoda selera, terutama di tengah tren diet sehat yang kini semakin diminati.

Banyak pejuang diet akhirnya terjebak rasa penasaran. Namun, memilih menahan diri karena takut merusak pola makan yang sudah dijaga ketat.

Padahal, menurut Ketua Yayasan Makanan dan Minuman Indonesia (YAMMI), Khoirul Anwar SGz, MSi, tidak ada salahnya mencoba makanan yang viral, asal dilakukan dengan bijak dan terencana.

"Keinginan untuk mencoba makanan baru itu tidak masalah. Dengan begitu, kita jadi tahu dan tidak penasaran. Positifnya, setelah mencoba, kita jadi tidak menyalahkan makanan apa pun," ujar Khoirul.

Namun, dia mengingatkan, tetap ada sisi negatif jika mencicipi makanan yang viral dilakukan secara berlebihan.

Risiko paling umum adalah kebablasan dan sulit kembali ke pola makan sehat. Karena itu, penting mengetahui cara menikmati makanan viral tanpa mengganggu komitmen diet.

Agar aman, Khoirul menyarankan pejuang diet membuat jadwal khusus untuk mencoba makanan yang viral, misalnya satu atau dua kali dalam seminggu.

"Jika sudah melihat dan mencicipi, kita bisa mengidentifikasi plus dan minus dari makanan tersebut, sehingga kemudian bisa memutuskan apakah makanan tersebut baik bagi tubuh atau tidak," jelasnya.

Kunci utamanya, kata Khoirul, adalah kesadaran dan pengendalian diri.

Dengan begitu, diet tetap berjalan tanpa tekanan, dan keinginan untuk menjajal makanan kekinian bisa tetap terpenuhi.

Tak Ada Makanan yang Benar-Benar Salah

Tak Ada Makanan yang Benar-Benar Salah

CEO dan Co-founder Eathink, Jaqualine Wijaya, menegaskan, tidak ada makanan yang sepenuhnya salah, kecuali jika dikonsumsi secara berlebihan.

"Tidak ada makanan yang benar-benar salah, kecuali dikonsumsi berlebihan. Karena itu, kita perlu kembali ke konsep seimbang dalam panduan SELARAS," ujar Jaqualine.

SELARAS merupakan singkatan dari Seimbang, Lokal, Alami, Ragam, dan Sadar.

Konsep ini dikembangkan untuk membantu masyarakat menjalankan pola makan sehat dan berkelanjutan.

Misalnya, jika siang hari sudah mengonsumsi makanan tinggi gula seperti croffle atau minuman boba, maka pada sore hari sebaiknya hindari camilan manis lain.

"Artinya, kalau siang tadi sudah mengonsumsi makanan viral sarat gula, sore hari sebaiknya tidak lagi ngemil makanan yang bergula juga," tambah Jaqualine.

Gunakan Bahan Pangan Lokal yang Bergizi

Gunakan Bahan Pangan Lokal yang Bergizi

Selain menjaga porsi dan frekuensi, pemilihan bahan pangan juga menjadi kunci penting.

Menurut Khoirul Anwar, masyarakat perlu mengenali potensi bahan lokal sebagai alternatif sehat.

"Whole grain dan salmon sering direkomendasikan, padahal bukan produk utama Indonesia. Kita punya banyak ikan lokal yang tidak kalah bergizi," ujarnya.

Contoh lainnya adalah kacang-kacangan. Banyak orang lebih memilih almond karena dianggap lebih bergengsi, padahal kacang hijau yang murah pun punya nilai gizi tinggi.

"Masalahnya, ketika orang tidak terpapar terhadap bahan tersebut, maka dia tidak tahu bahwa makanan itu ada," lanjutnya.

Luruskan Pemahaman soal Diet

Luruskan Pemahaman soal Diet

Khoirul juga menekankan bahwa diet bukan sekadar usaha menurunkan berat badan. Dalam konteks gizi, diet berarti mengatur pola makan seimbang.

"Orang berpikir bahwa diet berarti mengurangi berat badan. Padahal, sebenarnya diet berarti mengatur pola makan. Secara ilmiah, pola makan yang baik itu yang menerapkan gizi seimbang, seperti yang diusung SELARAS," katanya.

Baik Khoirul maupun Jaqualine sepakat bahwa mindful eating atau makan dengan kesadaran penuh harus menjadi prinsip utama.

Masyarakat diajak untuk tidak hanya fokus pada tren makanan, tetapi juga memahami kebutuhan tubuh dan menghargai proses makan.

"Tak perlu dibuat rumit, pola makan sehat dan juga ramah lingkungan bisa diadopsi dengan mudah tanpa harus mengeluarkan banyak uang," kata Jaqualine.

Dengan pendekatan seimbang dan sadar, pejuang diet tetap bisa menikmati makanan viral tanpa rasa bersalah. Kuncinya ada pada frekuensi, porsi, dan kesadaran diri saat makan.

Sumber : Liputan6.com