Warga Desa Uma Palak Gandeng Pertamina Guna Atasi Tantangan Produksi Pertanian

11 May 2025, 22:15 WIB
Warga Desa Uma Palak Gandeng Pertamina Guna Atasi Tantangan Produksi Pertanian

Guna mengatasi kekeringan yang terjadi akibat musim kemarau ekstrem, warga Desa Uma Palak Lestari, Peguyungan, Denpasar Utara, Bali, menggandeng Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai Pertamina Patra Niaga. Kolaborasi itu pun difokuskan untuk mengairi subak sepanjang musim kemarau.

Salah seorang petani Desa Uma Palak Lestari, I Made Darayasa menyebut bahwa subak di wilayahnya terancam kekurangan air saat musim kemarau. Baginya, hal itu pun berdampak pada produksi padi yang menurun, bahkan gagal panen.

Untuk itu, dirinya dan warga desa berinisiatif menggandeng Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai Pertamina Patra Niaga untuk mempelajari dan menerapkan teknologi mengatasi tantangan produksi tani.

"Melalui inovasi sistem pengairan Suplai Energi Manajemen Irigasi Uma Palak atau SIUMA dari tim Pertamina, kami berhasil memperbaiki irigasi di lahan padi," ujar I Made Darayasa.

Sebagai diketahui, SIUMA beroperasi menggunakan sensor kelembapan tanah berbasis IoT yang terkoneksi langsung ke grup WhatsApp petani. Dengan begitu, petani dapat mengambil keputusan irigasi secara real time.

Selain SIUMA, para petani juga dibantu dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 21 kWp dan mikrohidro. Hal itu pun membuat pengoperasian sistem pengairan jadi hemat biaya.

Program Desa Energi Berdikari

Program Desa Energi Berdikari

VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengatakan, Desa Uma Palak merupakan bagian dari program Desa Energi Berdikari (DEB) yang digagas Pertamina bersama masyarakat.

"Saat ini terdapat 172 DEB yang tersebar di Indonesia. Sebanyak 31 DEB mengusung tema ketahanan pangan, termasuk program Desa Uma Palak Lestari," katanya.

"Pemanfaatan energi terbarukan di DEB Uma Palak Lestari juga berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 27,3 ton CO ekuivalen per tahun," imbuh Fadjar.

Sebanyak 408 penerima manfaat petani, termasuk 24 petani perempuan, telah merasakan langsung manfaat dari transformasi kawasan ini. Dari akses EBT, pelatihan pertanian organik, hingga peningkatan peluang ekonomi melalui wisata dan produk hasil tani.

Program DEB pun menjadi wujud nyata komitmen Pertamina dalam mendukung transisi energi dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), khususnya TPB 2 (Tanpa Kelaparan), TPB 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), dan TPB 13 (Penanganan Perubahan Iklim).

Bawa Dampak Positif

Lurah Peguyangan, I Gede Sudi Arcana menyebut, program DEB Pertamina membawa dampak positif. Ia membeberkan, program itu mampu menekan biaya operasional hingga Rp700 ribu per bulan.

"DEB Uma Palak juga berhasil meningkatkan produksi padi organik 2,3 kali lipat, dari 5,1 ton/ha menjadi 7,5 ton/ha. Lima hektare sawah padi organik kini dikelola secara berkelanjutan, menghasilkan omzet Rp476 juta per tahun," sebutnya.

"Warga juga memanfaatkan traktor elektrik dalam mengolah sawah, sehingga mereka mampu menghemat biaya operasional dari semula Rp25 ribu per are, menjadi Rp15 ribu per are," jelas I Gede Sudi Arcana.

Di sisi lain, ia pun mengungkapkan, DEB Uma Palak terus berkembang, kini menjadi kawasan ekowisata edukatif. I Gede Sudi Arcana menyebut, DEB Uma Palak saat ini dilengkapi ruang terbuka hijau, jalur joging, area kafe, dan camping ground yang mendatangkan 72 ribu kunjungan wisatawan per tahun.

"Alhasil menambah pundi pendapatan warga sebesar Rp64 juta per tahun," ungkap I Gede Sudi Arcana.

(*)

Sumber : Liputan6.com