Ratusan Muda-mudi hingga Lansia di Sukabumi Serukan Solidaritas untuk Kebebasan Palestina
01 May 2025, 18:00 WIB:strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/5201955/original/074433100_1745843542-IMG-20250428-WA0008.jpg)
Ratusan umat muslim dari berbagai elemen melakukan unjuk rasa di Alun-alun Kota Sukabumi untuk menyuarakan dukungan kepada Palestina. Massa yang berjumlah sekitar 700 orang ini mengenakan pakaian berwarna hitam, sebagian ada yang mengenakan keffiyeh atau kain penutup kepala khas Palestina.
Di halaman Masjid Agung Kota Sukabumi ini, selain kalangan muda-mudi, beberapa orang lanjut usia juga tak kalah semangat menyuarakan orasi, bahkan salah satunya datang menggunakan kursi roda.
Mereka membawa poster yang menyerukan untuk pembebasan Palestina. Di antaranya bertuliskan 'We Stand For Palestine', 'Freedom For Palestina', dan 'We Are Mujahidin Palestina'.
Selain melakukan orasi, massa aksi solidaritas Palestina juga melaksanakan dzikir dan istighosah berjamaah untuk mendoakan keselamatan dan pembebasan bagi warga Palestina yang saat ini menjadi korban genosida zionis Israel.
"Jadi ada tiga poin penting yang kami suarakan. Pertama berhenti perang di Gaza, kedua beri bantuan infaq untuk membantu makanan minuman darurat, dan ketiga kita berdoa untuk berhentinya perang," kata Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath KH Fajar Laksana selaku koordinator aksi, Minggu (27/4/2025).
Dalam aksi ini, dia mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk terus memberikan bantuan kepada warga Gaza dan sekitarnya serta harus menghentikan perang di sana. Pemerintah Indonesia juga diharapkannya dapat terus memperjuangkan kemerdekaanPalestina di forum PBB.
"Semoga dari PBB segera turun tangan untuk melakukan pasokan makanan bisa masuk ke Gaza karena hari ini sangat dibutuhkan, air tidak ada, makanan tidak ada, kemudian pembunuhan masih terus terjadi. Ini yang harus terus kita suarakan ke dunia internasional," tuturnya.
Advertisement
Kondisi Kian Memprihatinkan di Palestina, dari Penuturan Dosen Universitas Gaza
Lebih lanjut, kondisi terkini di Gaza Palestina menurutnya kian memprihatinkan. Pasokan bantuan logistik untuk para pengungsi tidak bisa masuk di tengah gencatan genosida masih terus terjadi.
"Pertama hentikan perang, bantuan masuk ke gaza kemudian berikan kemerdekaan penuh ke Palestina untuk membangun kembali daerah Gaza dan Rafah yang sudah hangus hancur dibombardir Israel," ungkapnya.
"Hari ini bantuan tidak masuk, dan bom terus dihujani, sebagian sudah ada yang mengungsi di daerah negara-negara tetangga," sambung dia.
Gambaran situasi tersebut didapatkan dari keterangan salah seorang dosen di Universitas Gaza, terutama kebutuhan dasar seperti makanan dan air. Sebab itu, pihaknya berharap melalui aksi solidaritas ini bisa lebih membuka kesadaran semua pihak untuk turut serta mendukung kebebasan Palestina.
"Termasuk saudara saya Dr. Mohamed sebagai dosen di Universitas Gaza sudah WA saya minta tolong karena tidak ada makanan dan tidak ada air. Terutama di Gaza tengah, ini baru kemarin berkomunikasi dengan kita. Sangat membutuhkan makanan dan air karena sudah tidak ada," tutupnya.
Advertisement