Pangeran Harry Klaim Diancam Dibunuh Al-Qaeda, Kembali Tuntut Pengawalan Tingkat Tinggi dari Pemerintah Inggris
19 April 2025, 10:00 WIB:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5191700/original/057006700_1745021050-harry_2.jpg)
Pengacara Pangeran Harry, Shaheed Fatima mengklaim bahwa kliennya telah mendapat ancaman pembunuhan dari kelompok Al-Qaeda. Sang pengacara mengecam keputusan penurunan perlindungan polisi Inggris untuk putra bungsu Raja Charles III tersebut.
Dilansir dari People, Jumat, 18 April 2025, hal itu disampaikan kepada pengadilan London setelah Harry berpisah dengan keluarga Kerajaan Inggris pada 2020 lalu dan pindah ke Amerika Serikat (AS) bersama istrinya; Meghan Markle. Pemerintah Inggris kemudian memutuskan bahwa perlindungan keamanannya selama kunjungan ke Inggris akan diputuskan berdasarkan kasus per kasus.
Harry mengunjungi London untuk tahap terakhir dari masalah hukum yang telah berlangsung lama, yaitu permintaan untuk mendapatkan pengawalan tingkat tinggi seperti ketika dirinya masih menjadi anggota senior kerajaan Inggris. Hal itu dilakukan setelah ia memutuskan pindah ke AS.
Namun, permintaannya itu tak kunjung disetujui pihak keluarga kerajaan sehingga membuatnya enggan kembali ke Inggris terutama bila harus membawa istri dan kedua anaknya. Pemerintah Inggris memutuskan bahwa dia tidak akan menerima "tingkat perlindungan yang sama" yang didanai publik saat berada di Inggris.
Harry menggugat Kementerian Dalam Negeri pada 2021, dan setelah kasus awalnya ditolak tahun lalu, dia mengajukan gugatan ke Pengadilan Banding. Harry yang datang di persidangan pada 9 April 2025, terlihat mengenakan setelan jas gelap dengan dasi bermotif biru, dia melihat ke ruang sidang, sesekali berbisik kepada pengacaranya dan menulis di buku catatan.
Fatima mengatakan kepada pengadilan bahwa pangeran telah "dikecualikan untuk perlakuan yang berbeda, tidak dapat dibenarkan, dan lebih rendah." Dalam pernyataan tertulis, pengacara tersebut menyoroti ancaman yang dibuat terhadap pria berusia 40 tahun itu.
"Al-Qaeda baru-baru ini menyerukan agar (Harry) dibunuh," katanya saat siidang. "Dia dan Meghan terlibat dalam pengejaran mobil yang berbahaya dengan paparazzi di New York City pada Mei 2023," sambungnya tanpa memberikan rincian lengkap.
Advertisement
Dugaan Pengaruh Buku Pangeran Harry
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5191699/original/044084400_1745020983-harry_1.jpg)
Dugaan ancaman dari Al-Qaeda itu kemungkinan terjadi karena buku otobiografi Harry yaitu "Spare"yang banyak mendapat kritikan. Dalam buku itu dia mengeklaim telah membunuh 25 orang di Afghanistan, yang memicu kemarahan Taliban.
Harry dan Meghan telah memulai hidup baru di California dan sekarang sebagian besar terasing dari keluarga kerajaan. Namun Harry mengatakan masalah keamanan telah menghambat kemampuannya untuk mengunjungi Inggris, dan perjalanannya biasanya singkat dan hanya dilakukannya seorang diri karena menilai membawa keluarganya akan berisiko lebih besar lagi.
Dalam pengajuan tertulis, pengacara Harry mengatakan pasangan Sussex itu merasa dipaksa untuk mundur dari tugas-tugas kerajaan garis depan karena mereka menganggap mereka tidak dilindungi oleh institusi tersebut. Perjuangan hukum Harry berpusat pada keputusan Februari 2020 untuk menurunkan keamanannya, yang dibuat oleh Kementerian Dalam Negeri dan sebuah komite yang menangani perlindungan bangsawan dan tokoh masyarakat.
Pada awal 2024, Pengadilan Tinggi memutuskan menolak kasus Harry, dengan mengatakan bahwa pemerintah telah bertindak sesuai hukum. Permohonan banding awal ayah dua anak itu ditolak pada April 2024 dan dia diperintahkan untuk membayar sekitar USD1,27 juta atau sekitar Rp19,8 miliar sebagai biaya hukum, menurut The Times.
Namun, bulan berikutnya, seorang hakim mengatakan Harry dapat mengajukan banding atas keputusan tersebut di Pengadilan Banding. Pengacara Harry berpendapat bahwa komite tersebut gagal melakukan penilaian risiko terhadap sang pangeran dan bahwa Pengadilan Tinggi telah salah karena mengabaikan hal ini.
Advertisement
Hasil Sidang Banding Harry
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4577703/original/036128200_1694844882-AP23258420817431.jpg)
Dalam pernyataan tertulisnya, pemerintah menegaskan keamanan Harry akan dipertimbangkan tergantung pada keadaan. Sidang dua hari tersebut sudah berakhir pada Rabu, 9 April 2025 dengan beberapa bagian diadakan secara tertutup karena masalah keamanan. Keputusan diharapkan akan dibuat secara tertulis di kemudian hari.
Usai menjalani persidangan di Inggris, Harry dikabarkan berkunjun ke Ukraina. Namun kunjungan diam-diam Harry ke Ukraina dilaporkan memperkeruh hubungannya dengan anggota Kerajaan Inggris. Pangeran William disebut frustasi dan marah pada pejabat Istana yang mencegahnya untuk melakukan perjalanan serupa.
Mengutip Daily Mail, Kamis, 17 April 2025, Pangeran William selama ini meminta agar difasilitasi untuk mengunjungi langsung Ukraina di tengah peperangan dengan Rusia yang sudah berlangsung tiga tahun. Namun, permintaan itu tidak kunjung dikabulkan dengan alasan keamanan.
Mendengar adiknya yang sudah tidak bekerja untuk kerajaan bisa bertandang ke negara yang masih dilanda perang, kemarahan William terpicu. Ia menyuarakan rasa frustasinya kepada staf Istana Kensington yang menghalangi keinginannya tersebut.
Mail melaporkan bagaimana sumber-sumber Istana menunjukkan keinginan William yang 'sudah lama diharapkan' untuk mengunjungi Ukraina dan bahwa ia 'jengkel' dengan kehadiran Harry di sana. Pejabat keamanan dikatakan 'menolak dengan tegas' prospek kunjungan William ke Ukraina.
William Marah Harry Berkunjung ke Ukraina
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4972648/original/033736000_1729249325-WhatsApp_Image_2024-10-18_at_03.59.34.jpeg)
Lawatan luar negeri terdekat dari Ukraina oleh William adalah ke Estonia pada bulan lalu. Ia terpotret mengenakan perlengkapan tempur dan baret saat memanjat ke dalam tank Inggris di pangkalan NATO di Estonia, hanya 90 mil dari Rusia.
Kunjungan Harry ke Ukraina mengejutkan banyak orang lantaran informasinya baru diketahui setelah keluar dari negara itu. Harry pun dituduh munafik karena sebelumnya mengklaim bahwa ia dan keluarganya tidak akan aman di Inggris tanpa pengawal polisi yang didanai pembayar pajak.
Kunjungan Duke of Sussex dalam kapasitasnya sebagai pendiri Invictus Games. Ia masuk ke Ukraina lewat jalur darat setelah mendarat di sebuah bandara yang tidak disebutkan namanya di Polandia pada Kamis, 10 April 2025.
Dia diberi pengawalan polisi ke dan dari perbatasan Polandia dan mantan personel militer Ukraina menemaninya ke pusat rehabilitasi Superhumans di Lviv, Ukraina Barat, tempat dia bertemu orang dewasa dan anak-anak yang telah terluka sejak perang pecah pada 2022. Harry tampak sangat terharu saat bertemu orang-orang yang telah terluka oleh serangan Rusia di Ukraina.
Setidaknya 33 orang diyakini telah kehilangan nyawa mereka dalam pemboman di kota itu sejak 2022, dengan serangan terbaru terjadi November 2024. Harry kini menjadi anggota kerajaan paling senior yang mengunjungi Ukraina, tetapi diyakini tidak memberi tahu Istana Buckingham sebelum kunjungannya.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3020460/original/098652500_1578978608-Infografis_PANGERAN_HARRY___MEGHAN_MARKLE_MUNDUR__1_.jpg)